01. Marriage Proposal

7 2 0
                                    

Chara sibuk membersihkan lantai rumah yang terbuat dari kayu. Mengelap kaca, menyapu halaman depan, dan terakhir menyiram tanaman.

Rutinitas Chara sehari-hari, ya, begitu. Bangun subuh-subuh, mandi, masak, sarapan, lalu pergi ke supermarket tempatnya bekerja sebagai penata barang. Ia membersihkan rumah setiap hari Senin dan Jumat, lalu beristirahat saat weekend dengan menonton televisi, drama favoritnya.

Tidak ada yang spesial tentang Chara. Namun ia memiliki kenangan yang teramat pahit. Di mana kedua orang tuanya menjualnya ketika ia berusia lima belas tahun pada orang lain yang ternyata cukup baik hati karena mau melepas Chara begitu saja. Ia sangat bersyukur, paling tidak, pria itu tidak menjadikannya budak seks atau semacamnya.

Di saat Chara tengah melamun dengan air dari selang yang mengalir tanpa arah, ketukan pintu terdengar, menyentak alam bawah Chara.

"Ah! Iya! Tunggu sebentar!" Chara berteriak, mematikan air, bergegas ke pintu depan.

Chara membuka pintu. Mata membesar melihat siapa yang bertamu.

Jaemin Sandi Adhitama.

Chara hanya melihat wajahnya di televisi-televisi, namun ia langsung tahu, dia adalah Jaemin Sandi Adhitama, si pengusaha muda yang sukses, tampan, berkelas dan hampir sempurna.

Pria bermarga Adhitama itu tersenyum, sedetik kemudian, Jaemin membungkukkan badan, lalu tangan mengulurkan kotak merah yang berisi cincin berlian yang berkilau. Satu permata putih menghiasinya. Simpel namun cantik.

"Aku tahu kita baru pertama kali bertemu, namun, maukah kamu menikah denganku, Chara Aruna Carmelia?"

Deg!

Jantung Chara seakan berhenti berdetak untuk sesaat.

A-apa dia tidak salah dengar? Jaemin Sandi Adhitama, pria yang begitu diincar wanita saat ini, bahkan sampai aktris terkenal seperti Sohyun Ananda pun meliriknya, kini tengah melamarnya?!

Dan dari mana pula Jaemin mengetahui nama lengkapnya?!

Detik selanjutnya, pandangan Chara menggelap, disusul oleh teriakan panik Jaemin.





















Chara mengerjapkan mata, memandang sekeliling bingung. Serba putih dan bau obat.

"Kamu sudah sadar?" Jaemin bersuara, dia membantu Chara bersender.

Chara terpaku. Ini benar Jaemin yang itu? Si CEO tampan, muda, sukses dan namanya sering mengisi surat-surat kabar ternama?

"Chara, kamu baik-baik saja, 'kan?" Jaemin bertanya khawatir. Chara tersentak. Wajah Jaemin terlalu dekat.

"O-oh, a-aku baik-baik saja." Chara menunduk, gugup, berusaha menenangkan hati yang berdegup kencang.

Jaemin mendebas lega.

"Syukurlah. Kukira kamu sakit." Jaemin tersenyum hangat. "Ya, meski dokter sudah bilang kamu cuma kaget, tetap saja aku cemas," ungkapnya lalu mengelus rambut seleher Chara.

"T-tuan, k-kenapa Anda ke rumah saya? A-apa ada keperluan? A-atau saya ada kasus yang melibatkan Anda?" Chara mendongak, meminta penjelasan.

Seingatnya ... dia tak pernah terlibat apapun dengan Jaemin Sandi Adhitama. Bah! Bagaimana mau bertemu, ia saja selalu tinggal di rumah, hanya keluar ketika perlu membeli sesuatu. Belum lagi rumahnya ada di kawasan terpencil. Yang tinggal di sini bisa dihitung jari. Jadi, jangan salahkan Chara yang pingsan saking kagetnya dengan kehadiran sosok luar biasa seperti Jaemin.

Jaemin tersenyum, kembali duduk di kursi dekat ranjang pasien.

"Kamu lupa sudah aku lamar?"

Mata Chara membelalak. Jadi tadi itu bukan mimpi?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang