Di tengah gemerlap kota yang tak pernah tidur, Reina berjalan menyusuri jalan yang dipenuhi orang-orang terburu-buru. Cahaya lampu berkedip, memantulkan bayangan tak terhitung jumlahnya di genangan air hujan, namun tidak satupun bayangan itu terasa milik Reina. Seolah-olah, dia hanya sebuah bayang-bayang di antara keramaian, tak terlihat, tak terdengar. Hidupnya berputar tanpa arah, seperti daun yang terbawa arus sungai, tak tahu akan berlabuh di mana.
Setiap hari adalah replika dari hari sebelumnya, bangun, bekerja, makan, tidur rutinitas berulang tanpa makna. Reina merindukan sesuatu, namun tak tahu apa. Seperti ada kekosongan yang tak bisa diisi, sebuah teka-teki yang tak bisa diselesaikan. Terjebak dalam kehidupan yang tidak dia pilih, sebuah opera tanpa skor musik yang membuatnya merasa hidup. Terkadang, Reina berfantasi tentang melarikan diri, tentang meninggalkan semuanya dan memulai dari awal, tentang menemukan tempat di mana dia bisa menjadi dirinya sendiri, tempat dia bisa mendengar musik hidupnya sendiri. Namun, ketakutan akan yang tidak diketahui, akan kegagalan, selalu menahannya. Dia bermimpi tentang keberanian untuk mengubah nasibnya sendiri, namun setiap pagi dia terbangun di dunia yang sama, dengan kekosongan yang sama.
Namun, di balik kehampaan itu, ada secercah keingintahuan. Siapa dia sebenarnya? Apa yang sebenarnya dia cari dalam hidup ini? Pertanyaan-pertanyaan ini mulai bergaung dalam benaknya, seperti bisikan yang tidak pernah berhenti. Reina mulai menyadari bahwa untuk menemukan jawaban, dia harus berani mengambil langkah pertama, meski tidak tahu kemana langkah itu akan membawanya.
Pada suatu malam yang dingin, di bawah langit yang ditaburi bintang, Reina membuat keputusan yang akan mengubah segalanya. Dia akan "pergi". Tidak lagi sebagai bayangan, tapi sebagai penerang dalam kegelapannya sendiri. Dia akan mencari apa yang hilang, akan mengisi kekosongan dalam opera hidupnya. Dia tidak tahu akan seperti apa perjalanannya, atau apa yang akan dia temukan. Namun, untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Reina merasakan sesuatu yang sudah lama tidak dia rasakan. harapan.
Dalam keputusasaan yang mendalam, Reina memutuskan untuk "pergi" tanpa tujuan yang jelas, hanya dorongan untuk meninggalkan segala sesuatu yang dikenalnya. Reina ingin memulai segalanya dari awal, mencari apa yang hilang dalam hidupnya, mencari musik untuk operanya yang sunyi. Langkah pertama Reina tentu saja sulit. Meninggalkan kenyamanan, meskipun kenyamanan itu hanya semu, adalah langkah yang berani. Namun, Reina merasa ini adalah satu-satunya cara untuk melarikan diri dari kehampaan yang mencekik.
Hari-harinya diisi dengan pengembaraan, mencari tempat baru, mencari orang-orang baru. Reina mencari suara-suara yang bisa mengisi kekosongan dalam opera kehidupannya. Setiap pertemuan, setiap pengalaman, menjadi catatan kecil dalam partitur yang masih kosong. Namun, kekosongan itu tidak mudah untuk diisi. Banyak hari berlalu tanpa kejelasan, banyak malam dihabiskan dalam kesendirian yang sama. Reina mulai bertanya-tanya, apakah keputusannya untuk "pergi" adalah kesalahan? Apakah kekosongan ini adalah sesuatu yang tidak bisa dihilangkan?
Saat itulah Reina bertemu dengan Hiro, seorang pemusik jalanan yang ceria, yang musiknya mampu menyentuh hati orang-orang yang lewat. Pertemuan itu tidak disengaja, tapi bagi Reina, itu terasa seperti takdir. Musik Hiro, yang hangat dan penuh harapan, menjadi cahaya yang telah lama dicari Reina. Melalui Hiro, Reina mulai melihat dunia dengan cara yang berbeda. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Reina merasa ada harapan, bahwa mungkin, hanya mungkin, kekosongan itu bisa diisi.
Reina, dengan hati yang berdebar, menemukan sesuatu yang telah lama hilang dari opera hidupnya. sebuah keinginan untuk menjadi seorang penulis. Melalui nyanyian Hiro, dia menyadari bahwa kata-kata bisa menjadi musiknya, cerita bisa menjadi panggungnya. Namun, keputusan ini tidak datang tanpa hambatan.
Konflik awal muncul ketika Reina berbagi mimpinya dengan orang tuanya. Bagi mereka, jalan yang ingin ditempuh Reina penuh dengan ketidakpastian. "Menjadi penulis itu sulit, Reina. Tidak ada jaminan kamu akan berhasil dan memiliki kehidupan yang stabil," kata ayahnya dengan nada khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Echos of Dreams
Short StoryEchos of Dreams mengisahkan perjalanan Reina, seorang wanita muda yang berjuang untuk menemukan tujuan hidupnya di tengah keramaian kota yang tak pernah tidur. Dalam pencarian akan arti kehidupan dan impian, Reina bertemu dengan Hiro, seorang pemusi...