Bab 4 . Sudut membuka celahnya

11 4 0
                                    

[POV Ake]

Ake merupakan siswa SMA dari sekolah bergengsi sekota, bisa dikatakan sekolah elit yang isinya hanya orang-orang kaya aja. Ake juga anak geng yang sangat di takuti oleh satu sekolah karena yang termasuk dlam geng tersebut hanya dari kasta tertinggi saja atau orang paling kaya satu sekolah. Ake memiliki kebiasaan untuk nongkrong di cafe Chocho bersama teman satu gengnya.

Siang itu sepulang sekolah Ake melihat sosok wanita yang biasanya ia lihat disebelah tempat duduknya. ia memperhatikan dan menyimak apa yang dikerjakan. Ake mengingat bahwa ia tak hanya sekali berjumpa dengan wanita itu, dan ya ini adalah kesekian kalinya ia melihat wanita itu dimeja yang sama. Ake penasaran siapa wanita itu, wanita kecil, parasnya yang cantik, senyumnya manis dan sangat rapih, sesaat memandang ia sangat terkesima.

Ake melihat wanita itu sedang terburu-buru dan berbincang di hpnya. Ake beranjak dan mengikuti wanita itu dibelakangnya dengan dalih ia mau memesan minuman.

Tiba-tiba

Bruuuuuuk.............

Wanita itu menabrak Ake, ya wanita itu adalah Luna.

"Sorry sorry ga sengaja" ucap Luna

Ake hanya melihat dan menyodorkan tangannya dan berkata,

"Lain kali hati-hati, nih barang lo" .

"Terimakasih, maaf sebelumnya" ucap Luna kembali sembari mengambil barang yang ada di tangan Ake.

Ake hanya tersenyum melihat tingkah Luna.

Saat Ake berjalan maju menuju meja kasir, Ake menginjak sesuatu dan mengambilnya.

"Lunara Bimala" ucapnya pelan dan langsung berlari keluar mengejar Luna yang sudah hilang dari hadapannya.

"lah cepet amat naik motornya" gumam Ake dan kembali memesan minum lalu duduk di kursinya.

"Lama amat bro" ucap Ben teman Ake.

"ngantri bro" jawab Ake singkat

"itu apaan" kepo Ben

"Buku punya cewek yang duduk di situ tu"

"kok lu bawa?"

"jatuh tadi, gua ambil mau gua balikin eh udah pergi duluan yang punya yaudah gua bawa"

"oohh...."

.

[Dirumah Ake]

Ake membaca buku tersebut. Ia takjub melihat lukisan yang indah di halaman pertama buku itu. Lukisan laki-laki yang tak penuh gambar wajahnya, disertai tulisan nama Luna dan hiasan bunga-bunga indah.

Ake membuka halaman selanjutnya, ia disuguhkan kata Mutiara singkat dan menyentuh

Ayah pernah bilang

"mulailah apa yang kamu mau, kerjakan apa yang kamu inginkan, yang paling utama adalah do'a"

Lalu Ake membuka halaman kedua, Ia membaca judul yang paling atas dan ia menyeringitkan kedua alisnya.

"Ake"

Ia terekejut kala nama dia ada disana.

Namanya Ake.

Sungguh lelaki misterius disampingku ini

Senyumnya dan tawanya

Mengetuk hati

Terngiang di kepala

Bolehkah aku menyapamu tuan?

Namun siapa aku ini

Ah semoga sudut ruangan ini bisa diam kepadanya

Aku malu kala hati ini berdegup kencang.

Hai sudut, cukup kamu yang tahu bahwa dibalik sudutmu ini ada lelaki yang kukagumi.

Ake sedikit terkejut dan tersenyum melihat puisi itu, ia berpikir apakah benar Luna menyukainya.

Ake larut dalam tulisan-tulisan puisi yang Luna buat. Takjub dan Bahagia yang ia rasakan.

[keesokan harinya]

Ake kembali ke café, karena ia berniat akan mengembalikan buku itu kepada Luna.

Saat masuk café ia melihat Luna yang duduk di tempatnya dengan keadaan yang tak biasa, ia berjalan dan mengetuk meja Luna.

"tok ... tok"

Luna mendongakkan kepalanya dan langsung berdiri karena kaget.

"Nih buku lo yang ketinggalan, ga sengaja gua injek" ucap Ake memberikan buku milik Luna dan pergi meninggalkan Luna.

Setelah meninggalkan Luna Ake tersenyum karena melihat tingkah menggemaskan Luna yang sedang panik dan kesal sendirinya.

[Pov Ake selesai]

Luna sudah mendapati bukunya dan langsung bergegas pulang kerumah. Wajahnya sudah memerah karena malu. Bagaimana bisa buku ini di tangan Ake. Luna memukul kepalanya itu.

Luna membolak balik buku itu dan benar saja disana ada sbeuah coretan sebuah nomor dan tulisan.

"puisi yang bagus, aku mau dong dibuatin puisi lagi, dikirim ke sini ya 081....." Luna langsung membenamkan wajahnya ke bantal dan berteriak. Ia malu kala rasa Sukanya diketahui oleh Ake.

"apa ruangan kosong ini akan terisi sesuai harapan?" ucap Luna yang bertanya pada dirinya sendiri. 

Ruang KosongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang