BAB 1

217 75 161
                                    

Hallo semua, sebelum membaca alangkah baiknya agar kalian berikan vote untuk cerita ini yak makasih.

***

" Yah, Bu, terus aku tinggal sama siapa," ucap gadis itu ketika mendengar kata perpisahan dari orang tuanya.

"Len, kamu tinggal aja ama ayahmu yak," jawab seorang wanita berumur 28 tahun.

"Gak!, dia tinggal aja sama kamu," balas cepat seorang pria berusia sekitar 30 an tahun.

Dua orang yang sedang berdebat itu adalah Orang Tua dari Vallenzia, ibunya bernama VIOLET BELLISIA & ayahnya bernama REKANSA AQUARTA.

"Cukup yah, buu!!," Teriak Vallen yang tak tahan dengan perdebatan antara orang tuanya yang secara terang terangan gak mau mengambil hak asuh dirinya.

"Kalau kalian gak mau rawat aku biarin, aku bisa rawat diriku sendiri tanpa kalian sad-," ucapan vallen terpotong ketika ibunya buka suara

"oke, fine, uang bulanan kamu, keperluan kamu, dan lain lain, nanti ibu kasih," kata ibunya enteng seolah olah ia bukan siapa siapa-nya.

"Aku gak butuh, aku bisa ngehasilin uang sendiri, aku bisa sendiri tanpa kalian, aku- aku- aku" suara vallen mulai melemah, air matanya terus berjatuhan, seiring dengan jatuhnya butiran - butiran hujan, seolah seolah semesta juga mengetahui bahwa ia tengah bersedih.

"Vallen, mau kemana kamu!?" teriak sang ayah, pasalnya vallen telah berlari keluar dari rumah itu, rumah yang telah ia buat berteduh selama 15 tahun, rumah yang memberikan ia kasih sayang, rumah untuk bersuka cita, namun tepat saat ini. Vallen sangat membenci rumah itu.

"Tuhan, mengapa semua harus terjadi kepadaku? Salahku apa? " Batin Vallen bertanya tanya sambil berlari dengan keadaan terluka yang sedalam dalamnya.

Sosok wanita berparas sangat cantik, memiliki kulit putih sehalus salju, rambut lurus berwarna hitam bagaikan malam yang sangat gelap, hidung mancung dan memiliki tinggi 165 cm terbangun dengan napas tersengal sengal.

"Mengapa-, mengapa kenangan buruk itu terus saja muncul di mimpiku?, hei itu sudah berlalu, aku hanya perlu menata kehidupanku yang baru. Besok aku harus pergi kuliah, jangan sampai semester baru aku malah telat," Ucap sosok perempuan yang tak lain adalah Vallenzia Aquarta Bellisia.

Vallen pun mulai tertidur kembali setelah beberapa saat berdiam diri untuk menenangkan hati dan pikirannya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 05.30, yang di mana saatnya Vallen melakukan rutinitas paginya. Mulai dari olahraga ringan, memasak sarapan, dan mandi.

"Aku pakai yang mana ya?" tanya Vallen pada dirinya sendiri, sambil membuka lemari bajunya.

"Nah! Ini dia, walaupun tidak terlihat bagus, tapi dari pada gak pakai apapun kan? Hahaha," ujar Vallen sambil tertawa cekikikan sendiri.

****

Baru juga Vallen menginjakkan kaki ke kelas, ia seketika tersentak ketika seseorang memeluknya dari belakang.

"Aaah. Alen, aku rindu banget kamu iih," rengek ELLINE VABERCIA TERNADO sahabat dekat Vallen ketika ia masuk SMA sampai Kuliah.

"Aaah, Alen. uku rundu bungut kumu iih," ejek Vallen mengikuti gaya bicara Elline.

"Lebay banget sih kamu, gak ketemu 2 minggu doang elah," sahut Vallen sambil mencubit kedua pipi Elline.

"2 minggu tuh lama loh leeen," gerutu Elline.

Vallen yang melihat tingkah laku Elline hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya.

"Ayok masuk," ajak Vallen pada elline.

Mereka berdua pun masuk kedalam untuk mengikuti pelajaran hari ini, dosen demi dosen bergantian mengajar, begitu juga dengan jam yang terus berputar seiring berjalannya waktu.

~~Waktunya istirahat~~

Suara bel istirahat bagaikan hadiah termewah bagi semua mahasiswa dan mahasiswi yang berada di kampus tersebut, mereka berosak gembira, tetapi tidak dengan Vallen, ia hanya ingin belajar dan terus belajar.

"Leen, udah dulu belajarnya, aku udah laparr, nanti keburu bel masuk" cemberut Ellin kepada Vallen.

"Lii, kamu masuk di kampus ini karena banyak uang, aku masuk di kampus ini karena beasiswa. aku gak harus bermalas malasan, kamu mau aku keluar dari kampus ini?, kalau kamu lapar pergi aja duluan," sungut Vallen sambil mengusir pelan Elline.

"Yaudah aku pergi, kamu mau nitip apa? Seperti biasa aja yak. Tunggu sebentar wahai tuan putri," canda Elline sambil berlari kecil keluar kelas dan segera menuju ke kantin.

"Beruntung banget aku punya sahabat seperti dia" batin vallen sambil stersenyum.

***

Kini Vallen dan Elline sedang berjalan kaki sepulang mata kuliah telah usai, di tengah perjalanan Vallen tidak sengaja melihat berita di tv yang tergantung di salah satu Cafe.

[ ini dia pemilik perusahan termaju di Los Angeles, dipersilahkan kepada Ceo Aquarta Group.

Hallo semua. perkenalkan nama saya Rekansa Aquarta, sekaligus Ceo Aquarta Group ~~~~~~~~~ ]

"Ternyata mereka bahagia tanpa aku" batin Vallen.

"Len, kok kamu nangis emang ada yang sedih?" Tanya Elline kepada Vallen, pasalnya air mata vallen terlihat mengalir.

"Haa, gak kok, ini cuman kena debu jadi aku nangis, iih perih" elak Vallen sambil sesekali mengipaskan tanganya seolah olah ia memang terkena debu.

"Are you okay?" Elline memastikan kembali.

"Yeah, I'm fine there" yakin Vallen.

Vallen beserta Ellina melanjutkan perjalanan sampai ketika sebuah mobil mewah menepi di pinggir jalan.

"Ell, ayok naik udah mau malam," ajak seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah ibunya Ellina, CLARA HIROI.

"Eh, ibu, Len ayok naik, nanti ibuku antar sampai kos kostan-mu," pinta Ellina sambil menarik tangan Vallen masuk ke dalam mobil.

"Gak usah Lii, udah deket juga" tolak Vallen

"Gapapa Vallen, ayok masuk nanti tante antar" desak tante Clara kepada Vallen. Akhirnya Vallen pasrah dengan kedua orang itu yang sedari tadi mendesaknya. Setelah beberapa saat di perjalanan akhirnya Vallen telah sampai di kost-nya.

Di dalam kost, Vallen mulai membersihkan dirinya, kemudian menyapu halaman kost-nya dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya.
Sore berganti menjadi malam dan melihatkan bulan purnama yang begitu terang menyinari malam yang sangat gelap. Di tengah kegelapan itu, di perlihatkanllah seorang wanita yang terus berkutik dengan laptopnya.

"Susah banget cari kerjaan, kalau tau gini mending aku gak resign dari pekerjaanku yang dulu," sesal Vallen.

Vallen pantang menyerah, ia mencari dan terus mencari pekerjaan yang cocok untuknya, lama kelamaan mencari Vallen mulai menguap menandakan ia telah mengantuk.

"Lanjut besok ajaa, ahhhh," tutur Vallen sambil merilekskan otot otot di sekujur tubuh.
Vallen mulai membersihkan meja belajarnya, kemudian seperti biasa, agar memiliki kulit dan wajah yang cantik, Vallen selalu memakai Skincare sebelum tidur.

[Tuhan benarkah kau mendengarku~, kemana pergi doa doaku, ingin menyerah, namun hati kecilku terus berbisik~, bertahanlah, ingat kau sudah sampai sejauh ini~~] nyanyi Vallen sambil mengoleskan serum ke mukanya.

"Tuhan, lindungilah aku, kuatkanlah aku, semoga besok adalah hari yang bahagia, jauhkan aku dari kejahatan, semoga malam ini mimpiku sangatlah indah tidak seperti malam kemarin, Aamiin" Doa Vallen setiap menjelang tidur.

****

Bab 1 sampai sini aja dulu yak, jangan lupa vote, karena 1 vote dari kalian sangat berharga untuk saya, jikalau kalian ingin mengoreksi kepenulisan cerita ini silahkan komen dibawah, See You Next bab.

Only Certain PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang