27. HARI BAHAGIA

2.1K 164 11
                                    

Air danau yang tenang serta hembusan angin yang lembut dan hamparan langit biru luas begitu memanjakan mata seolah semesta turut bersuka cita sebab dua insan yang akan segera melaksanakan pemberkatan di persaksikan pendeta pun penduduk desa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Air danau yang tenang serta hembusan angin yang lembut dan hamparan langit biru luas begitu memanjakan mata seolah semesta turut bersuka cita sebab dua insan yang akan segera melaksanakan pemberkatan di persaksikan pendeta pun penduduk desa.

Tawa kecil yang hadir ditengah perbincangan mendatangkan suasana yang nampak hidup dan tiba-tiba terdengar denting lonceng dari arah belakang mereka membuat semua orang mengalihkan pandangan ke sumber suara.

Axel mematung dengan tatapan memuja tatkala eksinya menangkap seorang lelaki yang berjalan diiringi Tristan dan nenek Galia. Lelaki yang nampak begitu elegan, tampan sekaligus cantik meski hanya dibalut setelan jas sederhana yang tak terlalu ketat.

"sempurna." gumam Axel tanpa sadar.

Lelaki cantik itu mengayunkan langkahnya perlahan mendekati pemujanya sedangkan Axel melangkah menjemput pujaannya.

Pria tampan itu membungkuk dengan tangan turulur kedepan bak seorang raja yang berniat mengajak sang pangeran untuk menuju altar bersama dan lelaki cantik itu ikut membungkuk kecil menerima uluran tangan calon suaminya.

Axel apit tangan Chai diantara lengannya. Menyondongkan kepala didekat telinga Chai.

"harus ku sebut apa kau hari ini? Tampanku? Atau cantikku?" tanya Axel mengusap jemari lentik pujaannya dengan terus melangkah perlahan menuju pendeta.

"jangan membuat pipiku merah, aku malu di lihat banyak orang."

"apa harus ku sembunyikan wajahmu dalam pelukanku agar orang-orang tidak melihatnya?"

"tolong diamlah." ucap Chai mencubit kecil lengan Axel saat mereka sampai dihadapan pendeta dan Axel hanya menahan senyum.

"kalian siap?" tanya pendeta dan keduanya mengangguk bersama.

Pendeta mulai membacakan doa dan semua nampak begitu tenang pun khitmat mengikuti setiap prosesi.

Rangkaian pembukaan serta pujian telah di lantunkan dan calon kedua mempelai saling berhadapan untuk bersiap mengikrarkan janji sehidup semati.

Pendeta mulai menuntun keduanya untuk saling berjanji selalu bersama dalam suka maupun duka.

"Saya mengambil engkau menjadi suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita." ikrar Axel sungguh-sungguh dengan tilikannya yang tak lepas dari manik jernih Chai.

"saya menerima engkau menjadi suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita."

DESTINY || JOONGDUNK🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang