Perrie's POV
Siang ini aku dan Zayn menghabiskan waktu di hotel saja sambil menonton acara Tv.
"Kau mau softdrink? Aku ambilkan, ya?" Tawarku pada Zayn yang dari tadi memainkan ujung rambutku.
"Biar aku yang ambil" ucap Zayn, lalu dia berdiri dari duduknya.
Aku mengganti channel Tv dan terhenti pada channel yang menayangkan Infotaiment.
"Jadi, ada berita apalagi tentang boyband dunia kita?" Ucap seorang presenter pria.
"Setelah perseteruan yang terjadi antara Louis dan Zayn serta antara Louis dan Harry, apakah One Direction masih bisa terus bertahan? Ditambah lagi dengan gosip bahwa Harry Styles yang akan hengkang dari 1D, mengikuti jejak Zayn Malik dan menerima tawaran bermain film" jelas presenter wanita.
"Jadi, menurutmu apa mereka masih bisa bertahan?" Presenter pria.
"Kita hanya bisa mendoakan yang terbaik saja. Apalagi semalam Louis kepergok paparazzi tengah menghabiskan malamnnya di salah satu pub di London" presenter wanita.
"Wow, benarkah itu?" Presenter pria.
"Benar. Kita lihat saja berita yang sa—"
Klik! Tiba-tiba Tv mati begitu saja dan aku mendapati sosok Zayn yang sudah duduk di sampingku sambil memegang dua kaleng coke dan menaruhnya di atas meja.
"Kau ini. Aku sedang nonton lalu kau matikan begitu saja" ucapku, kesal.
"Tidak usah ditonton" ucap Zayn, sarkas.
"Kau tidak mau mendengar kabar tentang mereka? Mereka kan juga teman-temanmu" ucapku.
"I.Don't.Care" ucapnya dengan penuh penekanan.
"Kau masih marah pada teman-temanmu, ya?" Tanyaku sambil mengelus dada bidangnya.
"Tidak. Aku hanya kecewa" jawab Zayn yang masih belum menatap mataku.
"Itu sama saja, Mr. Malik"
"Itu beda, Mrs. Malik" kini Zayn menatapku dalam dan tersenyum. "Lebih baik aku kembali ke kamarku dan bersiap. Jangan lupakan rencana kita untuk menghabiskan days free mu disini" ucap Zayn sambil mencubit pelan hidungku.
"Baiklah" ucapku, lalu terkekeh.
Setelah Zayn keluar dari kamarku, segera aku mandi dan mengganti bajuku. Mengingat kami disini hanya 4 hari saja. Lalu, aku akan kembali disibukkan oleh tour kami, little mix europe tour.
***
Aku dan Zayn kini sedang berada di salah satu restaurant italy. Seharian kami berkeliling dengan menggunakan penyamaran kecil, membuat kami sangat lelah dan tujuan terakhir kami adalah makan malam.
"Maaf menunggu lama. Ini pesanan anda" ucap Seorang pelayan yang mengantarkan pesananku dan Zayn.
Aku mengucapkan terima kasih sambil tersenyum pada pelayan tersebut dan kamipun mulai menyantap makanan kami. Sesekali Zayn menceritakan aku tentang apa yang pernah ia buat bersama adik perempuannya, Waliyha untuk menjahili Doniyha dan bagaimana reaksi Waliyha saat Zayn harus meninggalkan rumah untuk menjalani tour pertamanya.
"Kau ini kakak yang jahat. Menertawakan adik sendiri saat adiknya sedang bersedih karenamu" ucapku sambil menggelengkan kepala.
"Tapi, kau tahu setelah itu?" Tanyanya.
"Apa?" Aku mencondongkan sedikit tubuhku ke depan tanda meminta jawaban.
"Selama satu minggu lebih, setiap malam aku selalu menangis karena rindu pada mereka semua" ucap Zayn yang berhasil membuatku tertawa. Seorang Zayn malik yang PD-nya tingkat dewa ternyata bisa juga menangis selama itu setiap malamnya.
"Dasar cengeng. Itu karma karena kau menertawakan adikmu sendiri" ucapku, terkekeh.
"Aku kasihan pada nasib mereka. Padahal selama ini mereka selalu bekerja keras membangun One Direction. Hanya gara-gara bitch itu, Zayn rela keluar dari One Direction"
Disela-sela candaan kami, terdengar seseorang yang tengah membicarakan tentang One Direction, Zayn, dan Bitch. Apa yang dimaksud bitch itu adalah.... positive thinking.
"Padahal aku dulu sangat menyukai little mix. Hanya saja, aku jadi ilfeel saat tahu bahwa Perrie Bitch Edward itu mengambil kebahagiaan directioners dengan cara menyuruh Zayn untuk keluar dari 1D. Memangnya dia pikir, dia itu siapa?"
Entah mengapa suara wanita-wanita itu semakin terdengar padaku dan mungkin juga Zayn. karena letak meja ku dan Zayn ada di belakangnya. Dan aku sudah tahu siapa yang mereka masuk.
Sebaik mungkin aku menahan airmataku yang sudah siap jatuh. Dan tiba-tiba kurasakan sebuah tangan mengenggam tanganku. Zayn.
"Jangan kau dengarkan. Don't ever care about the haters. Kita bisa pulang dan memesan makanan saja jika kau mau" ucap Zayn, menenangkanku.
Aku menggeleng dan berkata, "tidak. Kita habiskan saja ini dan pulang"
"Kau yakin?" Tanyanya. Aku hanya mengangguk dan melanjutkan makanku. Kini kami makan dalam diam. Tidak ada yang membuka suara antara aku maupun Zayn. Hingga makan malam kami selesai dan dengan segera kami meninggalkan restaurant itu menuju hotel kami.
==>
Dear my lovely readers
Kalian tahu? Ini update terakhir aku di bulan puasa ini. Maaf ya, guys. Aku janji, setelah lebaran aku akan kembali ngepost dan cepet nyelesein ff absurd ini. Karena aku mudiknya di daerah badNet_- Jadi, tidak memungkinkan untuk ngepost. mohon sabar, ya?!
Kissbye:*
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry, Guys! (Zayn Malik FanFic)
FanfictionKeputusan yang besar ada di tanganku. Dan kurasa inilah jalanku... I'm Sorry Guys! I'm Sorry Boys-One Direction! I'm Sorry Directioners!