Chapter 1 | Wanita sang CEO Berandal

733 20 7
                                    

Kent Ridge, Singapore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kent Ridge, Singapore

"Katakan pada Mami dan Papi kalau perjodohanku dengan Sabrina nggak akan pernah terjadi, Naresh," ucap Sharon pada asisten pribadinya yang bernama Naresh Kemal tersebut.

"Eh, tapi, Bos ... Tuan besar sudah merencanakan ini dari jauh hari dengan orang tua Nona Sabrina," sahut Naresh, membuka mata sang bos berandal yang tidak pernah suka diatur itu.

"Aku nggak mau tahu, ya! Kamu itu personal assistant-ku. Siapa lagi yang bisa aku andalkan untuk ini kalau bukan kamu, Naresh! Jangan mengecewakanku atau aku akan menggantikanmu dengan asisten pribadi yang baru. Kalau bisa yang perempuan, cantik, dan ...." Sharon menggantung kalimatnya.

"S*ksi?" celetuk Naresh.

"Hey! Yang benar saja. Kamu mau aku khilaf setiap hari?" Sharon berdecih.

Tolong Naresh. Kenapa dirinya selalu salah? Integritasnya sebagai seorang asisten pribadi terbaik dan di pilih langsung oleh tuan besarnya, Rama Darendra, yang tidak lain adalah ayah kandung Sharon membuatnya selalu berada di posisi sulit.

Naresh yang sudah berusia matang, 30 tahun, sebenarnya begitu kewalahan untuk mengimbangi jiwa muda bosnya yang masih berusia 21 tahun dan merupakan seorang mahasiswa berandal di National University of Singapore ini.

"Aku akan kembali ke Jakarta nanti subuh. Urus penerbangannya. Ah, siapkan bajuku. Aku akan ke night club setelah ini."

Sharon bangkit dari sofa mewah apartemennya itu dan berlalu masuk ke dalam kamar. Berniat mandi lalu bersenang-senang dengan buruan lamanya. Zidan Sultan Dirgansyah. Musuh bebuyutannya di dunia bisnis.

***

Sharon tengah sibuk memainkan busa sabun di dalam bathtub kamar mandi luxury apartemennya itu. Senang sekali.

"Ah, ini me time terbaik. Kepalaku rasanya mau pecah setiap memikirkan saham dan project Anggara Group di Singapore. Si kembar Shiraz dan Shireen malah enakan liburan ke Jakarta. Apalagi kembaranku Shakeel. Bisa-bisanya Papi memintanya mengurus Anggara Group Jakarta, padahal masih mengambil program bachelor di Kuala Lumpur. Harusnya ... aku saja yang di sana. Aku kangen dia. Shahnaz Hanindya ... kamu apa kabarnya?"

Sebuah nama yang selalu terucap indah di bibir tipisnya itu membuat Sharon kembali menerawang kisah cinta pertamanya yang menyakitkan dan mampu membuat ia hancur karena rindu.

-Flashback On-

"Cinta? Bullsh*t! Gue nggak akan pernah jatuh cinta dan pacaran! Semua cewek itu nyusahin kalau jadi pacar. Lo catet itu, Bi!"

"Okay, Sha! Gimana dengan Shahnaz? Lo masih bisa nolak pesona tuh adik kelas paling cantik se-SMP Nugraha?"

Ucapan Bian Azratama-sahabatnya itu-membuat Sharon, siswa laki-laki tampan yang terkenal 'anti cinta' itu terdiam. Bukan karena memang terpesona, tetapi karena ia tidak mengenal adik kelas bernama Shahnaz, seperti yang dikatakan Bian padanya.

Kontrak Hati CEO Berandal | ✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang