#10

147 7 1
                                    

 
 
 
Saat ini Naby sedang mengemasi barang-barang Arbi,dia juga menunggu obat-obatan dan berkas hasil pemeriksaan Arbi untuk di bawa pulang, Naby juga memesan 1 tabung oksigen tambahan untuk Arbi di rumah.

"Bie,,hari ini kita pulang yah,,"
Naby setengah berlutut di samping Arbi, sedangkan Arbi duduk di kursi roda, kondisi Arbi memang sudah membaik, tapi dia terlalu lemas untuk sekedar berjalan.

"Pulang kemana,,"_

"Aku,,sudah tidak punya tempat tinggal,,"_Arbi berbicara pelan,dia belum terbiasa dengan nasal cannula yang terpasang di hidung bangirnya,dan sekarang dia juga harus selalu membawa Bag oksigen kemana pun ia pergi.
 
 
 
 
 
"sekarang kamu tinggal sama aku yah,,kamu bisa pakai kamar yang pernah kamu tempati di apartement ku,,"_

"Aku tidak bisa by,,"_Arbi.

"Aku hanya akan menyusahkan mu nanti,,"

"Aku_"
 
 
 
 
 
"Aku sayang sama kamu,,"_Naby.
 
 
 
 
 
"By,,,"
 
Arbi tertegun dengan ucapan Naby.
 
  
"Tapi,,by,,aku_"
 
 
 
 
"Aku sayang sama kamu,, aku tidak mau hal buruk terjadi lagi padamu bie,,"

"Aku tidak ingin kehilangan kamu untuk yang kedua kali nya,,"
 

 
 
 
 
"Aku tidak pantas bersamamu by,, aku sakit,,aku tidak berguna,,aku di benci oleh keluarga ku sendiri,,,"
 
 
 
 
 
"Cinta tidak butuh rasa pantas atau tidak bie,, cinta itu tumbuh dengan ketulusan,,"_Naby.
 
 
Arbi menangis,dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan,apa dia masih pantas bersama dengan Naby,, Arbi memang masih sangat mencintai Naby, tapi dia takut, takut akan hal buruk yang akan terjadi kalau Naby tetap bersama dengan nya
 
 
 
 
"Bie,,aku mohon kamu mau kan pulang bersamaku,,hiks"_

Kini Naby pun ikut menangis, dia berharap Arbi ingin pulang bersamanya.
 
 
 
"Bie_"
Dengan mata yang saling berlinangan air mata, Naby menyentuh wajah Arbi dengan lembut,mata mereka pun saling bertemu,Naby menatap Arbi dengan penuh kasih sayang,dia ingin meyakinkan Arbi bahwa semuanya akan baik-baik saja.
 
 
 
Arbi pun mengangguk pelan dengan sedikit gemetar ada rasa takut yang menguasai pikiran nya,tapi karna tatapan Naby,Arbi pun akhirnya luluh.
 
 
 
~~~~~~~~~
 
 
 
 
Setelah berhasil membujuk Arbi mereka pun keluar dari rumah sakit, pak diman juga sudah membereskan barang-barang mereka ke dalam mobil, tapi saat Naby dan Arbi baru saja keluar dari area loby rumah sakit,,tiba-tiba saja mereka di hadang oleh seseorang.
   
 

     
"Masih hidup kau rupanya brengsek,,"
 
 
 
 
 
"Kak danu,,"_
Arbi terkejut dengan kedatangan kak danu.
 
 
 
 
 
 
"Kenapa kau tidak mati saja,,"
   
   
 
 
 
"Kak danu,, arbi sedang sakit ka,,kenapa kak danu bicara seperti itu,,"_Naby mencoba berbicara.
 
 
 
 
"Dia memang sudah sakit sejak dulu,, semenjak dia sakit,, aku dan orangtua ku yang harus banting tulang untuk membuat dia tetap hidup,,"
 
 
 
"Tidak berguna,,Menyusahkan,,,,"
  
 
 
Ucap kak Danu dengan kemarahan, dia menatap penuh kebencian seseorang yang sedang terduduk di kursi roda, yang dia harus akui sebagai adiknya.
 
 
 
 
 
 
"apa yang kak danu ingin,,"_Arbi.
 
 
 
 
  
 
 
"aku ingin kau mati,,"_ucap kak danu dengan penuh penekanan.
   
 
 
 
 
 
 
"Baiklah kak,,jika kematianku itu lebih baik akan aku lakukan,,, semoga kalian bahagia,"_Arbi.
   
 
Arbi berbicara dengan menahan air matanya, dia tidak kuat mendengar ucapan kak danu,dalam hati nya dia hanya bisa menyalahi dirinya sendiri.
 
 
'tidak,,,aku tidak membenci kak danu apa yang kak danu bilang itu semua benar,,,aku tidak berguna,,,aku hanya bisa menyusahkan mereka,,Aku memang pantas di benci oleh keluargaku'_Arbi berbicara pada hati nya.
 

 
 
 
"Tepati ucapanmu,,,"
 
Setelah berbicara singkat kak Danu pun pergi meninggalkan Arbi dan Naby.
 
 
_____________________
 
 

   
 
 
 
Di dalam perjalanan menuju jakarta, Arbi hanya diam memandangi jalan dari balik kaca mobil, Tapi tidak dengan Naby,pikiran nya berkecamuk,ada rasa marah dan takut secara bersamaan, Naby tidak mengerti apa yang di maksud perkataan Arbi tadi pada kak Danu, bahkan saat mereka sampai di apartement, Naby tidak mengajak Arbi berbicara,Arbi juga merasakan perubahan sikap Naby, sampai makan malam pun tiba.
 
 
 
 
 
"Naby,,,ada apa,,"
 
"Kenapa kamu diam saja sejat tadi,,"_Arbi mencoba membuka percakapan.
 
 
 
 
 
"Apa maksud perkataan mu tadi,,,"_Naby berbicara sedikit marah.
 
 
 
 
  
"Perkataanku yang mana,,"_Arbi sedikit bingung dia merasa sebelumnya ia dan Naby baik-baik saja
 
 
 
 
 
"ucapanmu pada kak danu,,"
 
 
 
"Kau ingin mati,,"_Naby.
 
 
 
 
 
"by,, semua manusia akan mati,,"_Arbi mulai mengerti.
 
 
 
 
 
"Tapi apa maksud ucapanmu itu,,,kau ingin menuruti ke inginan kak danu,, kau ingin meninggalkan ku lagi,,, iyah,,"_

"Kamu egois arbi,, kamu tidak memikirkan perasaanku,,hiks,,"_
 
Ntah perasaan seperti apa yang bisa menggambarkan isi hati Naby saat ini, dia merasa sakit mengingat ucapan Arbi.
 
 
 
 
 
"by,,,"

Arbi menggerakkan kursi rodanya mendekat pada Naby,Arbi pun memeluk Naby untuk menenangkan nya,dia merasa bersalah karna berbicara seperti itu saat ada Naby di sampingnya.
 
  
 

"Aku minta maaf,,, aku salah by,,"
 
 
 
 
 
"Tolong,,jangan pernah kamu berbicara seperti itu lagi,,"
  
 
"Aku sangat takut,,"
Naby membalas pelukan Arbi.
 
 
 

"Iyah by,,"_
 
 
Mereka pun berpelukan saling menenangkan satu sama lain.
 
 
 
 
 
 
'Maaf by,,,Aku hanya tidak tahu apa aku bisa bertahan lebih lama dengan rasa sakit ini,,tapi setidaknya aku sudah berpamitan pada kak danu,,'_Arbi
 
 
 
 
 
 
 
 
 
   
 
 
 
 



 

________________________________
 
  
Terimakasih untuk yang sudah membaca cerita ku ♥
 

 

Maaf banget yah,,untuk pembaca setiaku 🙇🏻‍♀️ 💕
 
 
Maaf kalo aku akan jarang up, karna aku sudah mulai sibuk bekerja.
 
 
Tapi aku akan tetap usahakan Minimal 2 chapter seminggu.
 
   
  Kira-kira endingnya akan seperti apa yah 🤭

   
Mohon di tunggu 🙏🏻💕

 
Jangan lupa kasih aku
⭐ dan comment

See you 💕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

" love that hasn't been lost "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang