Sahabat Hantu

10 5 0
                                    

Panas matahari yang menggelegak mulai meredup, menjelma menjadi bulatan warna jingga yang siap memanjakan setiap pasang mata.

Sore ini, Sekar masig betah merebahkan tubuh di kasur Felicya. Dia menatap serius ponselnya sambil melirik jendela kamar yang tengah berhiaskan sunset.

Gadis kejawen itu sesekali meringis ngeri karena membaca cerita horor di ponsel, sementara Felicya fokus dengan buku tebal berjudul "Dilan" karya Pidi Baiq.

"Ah, so sweet!" ucap Felicya dengan volume suara tinggi, memecahkan heningnya kamar.

Rumah besar berwarna hijau ini tengah dihuni oleh dua gadis cantik dan seorang pembantu rumah tangga yang sedang berjibaku dengan seisi dapur.

"Kenapa lo?" tanya Sekar dengan alis yang terangkat.

"Gue lagi baca buku. Isinya lumayan bagus. Lo mau baca juga?" Felicya berbalik tanya seraya menyodorkan buku yang tadi dibaca.

"Romance?" tebak Sekar tanpa menoleh ke arah sahabatnya.

Felicya mengangguk sambil terus memandangi Sekar. Namun, sahabatnya masih saja fokus dengan ponsel. Heran dengan apa yang dilihat Sekar, Felicya beranjak dari bangku belajar yang didudukinya, lantas melangkah gontai ke arah Sekar.

"Lihat apa sih lo?" tanya Felicya dengan dahi yang mengernyit.

"Cerita horor. Gue penasaran sama hantu," jawab Sekar seraya mematikan ponsel.

"Kalo sama-sama indigo, bisa deh kita jadi sahabatnya hantu. Hahaha!"

Sekar tak menghiraukan lawakan itu, dia fokus melirik waktu di jam tangan hitamnya yang sudah menunjukkan pukul 18.00. Sementara Felicya, memilih untuk menatap jam dinding.

"Eh iya, gue mau shalat dulu. Ikut nggak?" ajak Felicya sembari mengambil sajadah dan mukena di almari. Tempat pakaian itu tampak girly dengan hambat Hello Kitty berwarna pink.

"Duluan aja, gue mau bantuin Mbok Riyem nyiapin makanan."

"Ok, anggap aja rumah sendiri," kata Felicya kepada Sekar yang akan menginap di rumahnya.

Dengan izin dari ibunya, malam ini Sekar menginap karena Felicya ditinggal pergi oleh orangtua untuk urusan bisnis.

"Iya, deh, indigorengkuuu!"

Sekar meledek Felicya, kemudian meninggalkan Felicya yang sedang bersiap untuk ibadah.

***

Sahabat Sekar yang bernama lengkap Felicya Andien Zefanya sudah dikenal sejak duduk di bangku SMP. Felicya terlahir dengan kemampuan istimewa yang biasa orang-orang sebut indigo. Pertama kali mengenal Felicya, wajahnya selalu datar, tak suka banyak bicara atau tertawa sampai terbahak.

Namun, kecintaannya terhadap alam seperti membujuk rayu perempuan itu. Felicya mengikuti ekskul Pecinta Alam di SMA Negeri 3 Bandung. Hal itu membuatnya berbaur dengan banyak sekali anggota Pecinta Alam dari berbagai sekolah.

Sungguh, mereka adalah gerombolan manusia yang tampak tak punya beban. Selalu asyik dengan obrolan dan canda tawa yang begitu renyah. Itulah tonggak awal yang menyebabkan Felicya berubah.

Serinya perempuan itu mengunjungi hutan bersama sahabat Pecinta Alamnya, membuat Felicya lebih berani untuk menatap makhluk astral yang menyeramkan.

Tak jarang, ia berjumpa-ria dengan wujud perempuan yang perutnya terkoyak mengeluarkan darah. Betul, si sundel bolong. Seperti manusia, hantu bisa bergerombol. Sosok itu bergelayut bersama kuntilanak yang khas dengan cekikikannya.

Felicya tak peduli pada tingkah mereka, ialah saat menyeringai dengan tatapan tak bersahabat. Dia akan memilih menjaga ucapan di area gunung. Jika ada yang berani menganggu, Felicya akan melantunkan bacaan suci ayat-ayat alquran.

Kamu Bisa Melihat Hantu? [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang