Maria dan Favian yang mendengar bunyi keras dari arah pintu, seketika langsung melihat nya. Maria terkejut dengan keadaan mamah nya yang baru saja pulang dalam keadaan mabuk, Maria sempat tak percaya apakah yang didepan nya sekarang adalah mamah nya.
Malik yang juga mendengar suara pintu itu langsung turun dari kamar nya, sama hal nya dengan Maria. Malik juga terkejut dengan keadaan ibu nya, Malik tak pernah melihat ibu nya ini pulang malam apalagi dalam kondisi mabuk. Malik mencoba menompang ibu nya, akan tetapi ibu malah menepis tangan Malik.
"NGGAK USAH PEGANG PEGANG SAYA! SAYA BISA SENDIRI." Ucap ibu dengan nada tinggi yang membuat Maria takut.
Favian yang mengerti dengan kondisi Maria, dengan segera menyuruh Maria pergi ke kamar nya dan mempercayakan mamah nya kepada ia dan juga Malik.
"Lo masuk ke kamar aja, biar tante jadi urusan gue sama Malik." Ucap Favian dan diangguki oleh Maria.
Sesampainya dikamar, Maria pun menangis dibalik selimut nya. Dia merasa setelah papah nya pergi, mamah jadi berubah tak seperti dulu lagi. Ia merasa sosok mamah nya yang dulu telah menghilang, Maria mencoba menghentikan tangisan nya tapi ia tak berhasil. Semakin dia ingin tidur semakin juga dia teringat dengan bentakan mamah nya tadi, Maria hanya bisa menangis disepanjang malam nya.
***
Keesokan hari nya, Maria bangun dengan mata sembab. Maria yang melihat hal itu dengan cepat mengompres mata nya, selesai mengompres ia pun bersiap siap untuk berangkat ke sekolah.
Maria pun menuruni tangga dari kamar nya menuju ke dapur. Sesampainya disana, dia melihat mamah nya sudah ada di meja makan dengan kesibukan nya sendiri. Bahkan ketika Maria datang, mamah tak menyadari.
"Selamat pagi, mah." Sapa Maria.
"Ya, pagi." Sahut mamah yang masih sibuk dengan TAB nya.
"Mamah nggak makan?" Tanya Maria pelan tapi masih bisa didengar oleh mamah.
"Kamu kalo mau makan, makan aja. Mamah lagi sibuk." Jawab mamah dan Maria hanya bisa tersenyum.
Maria yang tengah menikmati makanan nya, dengan tiba tiba Malik datang dan mengacak acak rambut Maria. Sampai akhirnya, sang pemilik rambut pun murka dan marah. Ketika Maria hampir meledak, dengan cepat Malik mengeluarkan lembaran uang berwarna merah sebanyak 4 lembar yang membuat Maria tersenyum lebar. Mamah yang melihat hal itu dengan segera menegur Malik.
"Malik, bisa kamu jangan terlalu memanjakan Maria. Kalo dia jadi kebiasaan gimana, kondisi keuangan ibu juga belum stabil." Mendengar itu Malik dan Maria seketika diam dan mengarahkan pandangan satu sama lain.
"Tapi, bu. Malik juga nggak setiap hari ngasih ke Maria selagi Malik ada uang, Malik akan kasih. Lagian Maria udah pinter, dia bisa nabung. Ya, kan. Maria?" Tanya Malik ke Maria dan Maria mengangguk dengan cepat.
"Tetap saja, ibu nggak suka kamu terlalu manjain Maria. Ibu nggak mau ada bantahan, kalo kata ibu enggak ya enggak. Ngerti?" Mereka seketika terkejut dengan sikap mamah yang tiba tiba berubah, Maria dengan reflek bertanya kepada mamah nya tentang perubahan sikap mamah kepada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARSA (END)
Teen Fiction"Hidup dengan penuh keindahan" itulah kata yang sesuai untuk Maria Sofia Isabella wanita cantik dengan banyak talenta yang dia miliki serta otak yang cerdas. Bagaimana jadinya jika semua keindahan yang dimiliki Maria sekarang akan menghilang satu pe...