🟢Bab 44

359 25 3
                                    

🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁

'Ting ... Tong!'

Bel rumah kediaman keluarga Reza dan Ratih berbunyi pada pukul delapan malam. Ini terjadi sebulan sebelumnya, ketika Thalita masih tinggal di rumah Erwin.

"Iya, sebentar!" Ratih bergegas untuk membuka pintu.

"Selamat malam, Tante," sapa Afdan ketika Ratih muncul dari balik pintu.

"Afdan? Kamu ngapain ke sini jam segini, Nak? Nyariin Thalita?" tanya Ratih sepontan.

Afdan tersenyum sembari menggeleng pelan, lalu menjawab, "Mau ngunjungin Tante aja, sama mau ngasih ini martabak manis kesukaan Tante."

Afdan menyerahkan sekotak martabak manis pada Ratih, dan beliau langsung menerimanya dengan senang hati.

"Repot-repot gini, makasih loh," kata Ratih, "oh ya, masuk dulu, yuk."

Afdan pun masuk ke ruang tamu, duduk di sana.

"Oh ya, katanya kamu balik ke Jawa, ya?" tanya Ratih yang sibuk di dapur.

"Iya, Tante," jawab Afdan.

"Kapan?"

"Rencananya besok."

Ratih kembali dengan membawa dua cangkir teh hangat. Beliau duduk di single sofa sebelah kanan Afdan.

"Sayang banget Thalita lagi gak ada di rumah, dia lagi di rumah temannya," kata Ratih berbohong. Pasalnya kala itu Thalita masih di rumah Erwin, tak mungkin Ratih jujur.

"Aku tahu kok teman yang Tante maksud," balas Afdan.

Ratih mengernyit bingung, dia bertanya, "Apa yang kamu tahu?"

"Mengenai Erwin dan hubungan kalian, aku tahu Thalita tinggal di rumahnya," jawab Afdan membuat Ratih syok.

"K-kamu tahu dari mana?" Ratih terbata-bata.

Afdan tersenyum, lalu menjawab dengan santai, "Gak penting aku tahu dari mana, yang pasti aku ke sini sekarang bukan tanpa maksud. Aku mengetahui apa yang gak Tante tahu, kalau hubungan mereka tak sebaik yang terlihat."

Ratih bertanya-tanya, "Kamu bicara apa, Afdan?"

Afdan menunjukkan layar ponselnya, yang memutar video Thalita dan Erwin sedang bertengkar di cafe kala itu. Ya, Afdan merekam itu secara diam-diam.

Ratih lebih syok lagi mendengar perkataan Erwin dalam video itu yang cukup sarkas terhadap Thalita. Ibu mana yang tidak sakit hati ketika anaknya dihina?

Beberapa saat kemudian, Afdan pergi meninggalkan Ratih dalam keadaan terbakar amarah. Dia mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.

Dalam hati dia berkata, "Tenang aja, Thalita, aku akan membuat kamu bebas dari cowok itu."

ISTRI RAHASIA ERWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang