Bab 10: Kacau

236 18 13
                                    

Ice duduk di samping Blaze di atas pelaminan. Diliat-liat soto ayam di piringnya Blaze udah mulai abis. “Lahap bener makannya? Enak apa laper nih?” kekeh Ice dengan senyuman mengejek.

“Dua-duanya lah. Siapa suruh sebelum acara dimulai nggak dikasih makan dulu.” ujar Blaze tersenyum tengil. “Nih, anterin ke sana! Gua males jalan-jalan.” Duh ini belum ada sehari jadi istri, kagak ada bucinnya atau romantisnya gitu kek, baru aja akad udah nyuruh suaminya nganter piring kotor. Diluar ekspektasi Ice banget.

Untung gua sabar! Huft, tahan Ice, tahan, lu yang butuh dia jadi bini lu, ya lu juga harus tahan sama segala kelakuannya dia, sekalipun yang diluar nalar.” batin Ice berusaha untuk tetap sabar.

“Iya.” Ice males jawab terlalu panjang, dan tanpa basa-basi dia langsung anter piring kotor itu ke tempat cuci piring, lalu kembali bersanding dengan Blaze di pelaminan.

Pertama-tama, tentunya Hanum dan Lita dulu yang naik ke atas pelaminan, karena Amato dan Desi udah di atas pelaminan. Mereka semua saling berjabatan tangan dan mendoakan satu sama lain.

“Semoga rumah tangga kalian sakinah mawadah warahmah ya Nak. Jadilah pasangan terbaik satu sama lain. Kalau rumah tangga kalian sedang dilanda masalah dan butuh solusi, kalian bisa ceritakan ke Mak Hanum, siapa tau Mak bisa bantu kalian.” tutur Hanum dengan tatapannya yang teduh. “Benar kata Mak Hanum. Ibu juga berharap rumah tangga kalian berdua selalu berjalan harmonis dan bertahan hingga akhir hayat.” kata Lita.

“Tumben bijak. Tapi ucapan lu ada benernya sih.” ceplos Amato. “Dih, gua tiap hari bijak kali. Lu aja yang kagak nyadar.” timpal Lita yang disambut dengan ketawa ngakak dari semua yang ada di atas pelaminan.

Blackpink in your area!

Kini mata semua orang tertuju ke panggung sebelah pelaminan. Siapa sangka, Solar lagi karaoke K-Pop disana. Seketika, fanboy dan fangirl K-Pop pun menyoraki Solar. Mana Thorn juga ikut naik panggung lagi, beserta kedua anak mereka, Fumio dan Fumi. Yang nyanyi Thorn, sedangkan Solar dan Fumio mempraktekkan dance-nya.

“Mulai dah, tuh pasutri konser. Tapi ntar gua juga mau konser sih!” kekeh Hali. “Alah, lu berdua mah sama aja. Bedanya Bang Solar sukanya K-Pop, elu sukanya dangdut. Lah gua suka backsound-backsound anime cuma bisa nyimak.” balas Ice.

Di saat tamu undangan lain sibuk menyoraki keluarga kecil Solar yang asyik bernyanyi dan menari di atas panggung, tiba-tiba ada seorang wanita yang dengan berani naik ke atas pelaminan.

Drap! Drap! Drap!

Hah? Kenapa dia ada disini? Bukannya gua udah berusaha semaksimal mungkin supaya pernikahan ini menjadi hal yang disembunyikan dari dia?” Ice bertanya-tanya dalam hatinya, kira-kira siapa yang membocorkan ini? Tapi rasanya nggak mungkin, karena sebelumnya Ice udah sepakat sama keluarganya buat ngerahasiain pernikahannya dengan Blaze untuk sementara dari Jessica.

Jessica sengaja menyenggol lengan Hanum dan Lita dengan amat sangat tidak sopan, lalu menatap Ice dan Blaze secara bergantian dengan sinis. “Oh, jadi lu sahabat palsu, ya? Sengaja lu dukung gua ngejar dia, padahal ujungnya lu nikung dari belakang? Hm? Iya?” Jessica menatap Blaze dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan tatapan mengintimidasi.

“Hah? Maksud lu? Bukannya selama ini lu cuma cerita kalo ngecrushin dosen doang, tapi nggak pernah bilang ke gua siapa orangnya? Ice ini crush lu?” tanya Blaze berusaha memperjelas perkataan Jessica. “Iya! Tega banget lu nikung gua dari belakang! Gua nggak nyangka, sahabat gua yang paling baik di kampus justru berkhianat!” ujar Jessica dramatis dan matanya berkaca-kaca.

“Siapa suruh lu nggak bilang namanya, dodol! Elu juga salah kali!” ketus Blaze mulai nggak ramah, karena Blaze emang nggak suka cewek sok imut spek menye-menye kayak Jessica. Kenapa dulu mereka sahabatan? Karena Jessica belum pernah nunjukin sisi ngeselinnya ini ke Blaze.

Duh, tau gini mending awalnya gua pilih cewek lain aja buat dijadiin bini kontrak. Ini mah udah dapet bini resek, eh ternyata sahabatan sama target gua lagi!” sesal Ice dalam hatinya, ia mengacak-acak rambutnya karena frustasi. Tapi, bagaimanapun juga, mereka berdua sudah terlanjur menjadi suami-istri.

Aish, kalo tau bakal kayak gini endingnya, mending kemarin-kemarin gua nggak usah nerima tawarannya Ice buat nikah sama dia! Ujung-ujungnya malah khianatin sahabat sendiri!” Blaze berperang dengan batinnya sendiri.

Nggak ada angin, nggak ada hujan, tiba-tiba rambut panjang Blaze yang terurai indah dijambak ama Jessica. “Nggak seharusnya posisi lu disini! Harusnya gua yang ada disamping Ice, menjadi mempelai wanita di acara ini!” bentak Jessica yang membuat sebagian besar tamu undangan memusatkan perhatiannya pada Jessica dan Blaze.

“LEPAS GAK! APA-APAAN SIH KAMU! BERANI-BERANINYA YA KAMU SAMA MENANTU KAMI!” bentak Lita dengan lantang sembari menonjok rahang Jessica, yang membuat Jessica jatuh tersungkur dalam sekejap. “Tenang, Lita! Tenang dulu!” tutur Hanum yang juga mulai panik. Dulu saat sekolah, Hanum memang siswi baik-baik yang salihah dan berprestasi, hanya saja memang penampilannya agak culun. Sedangkan Lita siswi bar-bar yang seringkali mendapatkan surat cinta dari ruang BK dan suka berkelahi. Hingga sifat itu masih berlangsung sampai sekarang.

Dengan sigap, Desi langsung memeluk erat Blaze yang tampak ketakutan meskipun tak tahu apa-apa. Ice menatap nyalang mata Jessica yang sudah tampak memelas, memohon belas kasihan padanya.

“JANGAN GANGGU KEHIDUPANKU! AKU MAU MENIKAH DENGAN SIAPAPUN, ITU TERSERAH AKU! KAMU TAK PERLU IKUT CAMPUR, SADARLAH KAMU BUKAN SIAPA-SIAPA BAGIKU!” Untuk yang pertama kalinya, Ice membentak orang selantang ini, membuat Jessica sangat kaget.

Hali dan Taufan mulai mencerna keadaan, dan memilih bergabung bersama Solar dan Thorn di atas panggung untuk kembali mengalihkan perhatian tamu undangan. “Pemirsa~ Bagaimana kalau kita duet lagu, tapi lagunya Bahasa Indonesia saja?” usul Hali.

“SETUJUUU!!!” teriak para penonton yang kembali fokus pada mereka yang ada di panggung. Musik pun kembali dilantunkan, namun bukan lagu K-Pop, Dangdut, ataupun backsound anime. Melainkan ...

... Lagu yang berjudul, Sempurna.

Seiring diputarnya lagu, tanpa disadari, Ice dan Blaze terus saling menatap tanpa rasa emosi seperti biasanya, melainkan tatapan yang begitu lembut. Perlahan tapi pasti, Ice menggenggam tangan Blaze, lalu membisikkan sesuatu di telinga Blaze.

“Terima kasih, Blaze.”

Jessica hanya menyaksikan hal itu dengan tatapan sendu. “Kenapa harus Blaze? Kenapa bukan aku yang dia pilih? Apakah aku... Tak sesempurna Blaze?

Bersambung.....

.
.
.
.
.

Awoakwokaowkw maap agak panjang, greget sama Jessica soalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awoakwokaowkw maap agak panjang, greget sama Jessica soalnya.

Gara-Gara Diseruduk: BLICE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang