begin.

604 102 33
                                    


warning: mention of murder, drugs

tags: age gaps (older jen), gxb

———

"Jaga Taehyung dengan baik. Aku yakin, dia akan datang membunuhnya." 

Kata-kata itu terus memenuhi kepala Jennie. Wanita dengan rambut panjang yang diikat rendah itu mengenakan setelan serba hitam. Tubuhnya terbalut jas dan celana formal, sementara sepatu hak setinggi tujuh senti mengalasi kakinya. Hari ini sedikit gerimis, jadi Jennie menggunakan payung dengan warna yang senada, hitam. 

Maniknya menatap pada gundukan tanah basah di depannya. Tubuhnya masih berdiri tegap, namun tatapannya begitu lemah. Jennie menghela, terasa semua hal terjadi begitu cepat dan mudah. Orang yang terbaring di makam itu adalah seseorang yang sangat penting baginya. Kata-kata yang terus berputar di pikirannya adalah ucapan dari orang itu. 

Ini sudah tiga hari sejak orang itu tiada. 

Ketiga kali ini juga Jennie melakukan ziarah di makamnya. 

Jennie menaruh payungnya, melindungi batu nisan dari rintik air, sementara dirinya dibiarkan basah. Ia mengambil sebatang rokok dari sakunya, lantas menyalakannya dengan pematik api. "Aku masih belum menemukan Taehyung. Tapi Paman tenang saja, aku yakin hanya perlu sedikit waktu lagi."

Setelah berbicara seperti itu, Jennie menaruh rokok yang masih menyala itu di atas tanah dan sedikit menancapkannya. Ia sedikit terkekeh, "Aku menaruh rokok yang Paman suka. Semoga Paman menikmatinya."

Kemudian Jennie meninggalkan makam dengan nisan bertuliskan "Kim Juntae" itu. 

Hubungan Jennie dengan Kim Juntae tidak dapat dikatakan sepele. Pria yang meninggal di usia mendekati enam puluh itu merupakan seseorang yang sangat berjasa baginya. Mungkin, pria itu adalah orang jahat bagi orang lain. Pria itu melakukan banyak bisnis ilegal dengan obat-obatan dan senjata terlarang. Pun pria itu telah membunuh ratusan jiwa. Namun ia adalah pria yang sama yang menyelamatkan hidupnya. Juntae adalah sosok yang melindunginya dari jahatnya realita di pinggiran kota.

Tidak akan pernah ada yang tahu jika dirinya yang sekarang, seorang wanita cantik dengan kehidupan mewah dan bergelimang harta sepertinya pernah menderita sebegitu nelangsa di dulu kala.  Waktu itu, ia hanyalah seorang anak sebatang kara yang mencari makanan dengan mengais-ngais bak sampah. Menyumpal mulutnya dengan bekas makan orang lain. Jennie kecil tidak ragu untuk melakukan segala cara untuk mendapatkan makanan, ia bahkan sering kali mencuri dari orang lain. Akibat perilaku itu, ia dan Juntae dipertemukan.

Juntae kala itu hanya lewat di sebuah jalan kecil dan sepi. Dirinya sedikit tersesat. Datanglah Jennie dengan wajah kumal dan pakaiannya yang compang-camping menghapirinya, menawarkan bantuan untuk menunjukkan jalan. Siapa yang menyangka jika gadis kecil yang terlihat lemah dan polos itu akan mencuri dompet yang ada di saku belakang celana Juntae.

Pria itu telah banyak menghadapi kriminal, gadis kecil seperti Jennie bukan perkara susah. Pria itu dapat langsung menangkap basah perbuatan Jennie, lantas mengancam akan melaporkannya ke polisi. Tahu yang Jennie lakukan?

Gadis kecil berusia sebelas tahun, tidak takut dengan ancaman seperti itu. Alih-alih kabur atau menangis dan memohon, Jennie justru balik mengancamnya. "Jika Paman melaporkanku ke polisi, maka aku juga bisa melaporkan Paman atas pembunuhan yang Paman lakukan."

Jennie menyaksikan kejahatan yang Juntae perbuat di daerah itu. Dan gadis ini tidak takut. Mungkin karena Jennie telah melihat banyak hal kotor di sekitarnya. Kehidupan yang begitu melarat tentu tidak mungkin untuk menghindari hal-hal seperti itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RETRIEVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang