Rosé
Sejak masih kecil,aku adalah pusat perhatian di sekolah. Karena aku cantik dan terlahir dari keluarga kaya raya.
Rosé, apakah di dalam rumahmu memiliki kolam renang?
Gaun mu sangat cantik.
Mari berteman baik seumur hidup.
Semua orang hanya tertarik pada harta kekayaan orangtuaku dan bersikap baik padahal memiliki niat yang terselubung. Mereka menunjukkan kesopanan dan mencoba dekat layaknya parasit hanya untuk bergaul dan menikmati kekayaan yang ku punya.
Dan aku benci orang-orang yang bermuka dua!
Hingga akhirnya aku bertemu dengan anak perempuan yang sebaya dan sekelas denganku. Potongan poninya yang lucu, serta kacamata tebalnya yang menghiasi wajah menawarkan permen dan tersenyum hangat padaku.
Awalnya aku mengira dia adalah anak yang lemot karena penampilannya yang sangat cupu dan berpikir sama palsunya dengan teman lainnya. Pertemuan pertama,aku masih menjauhinya dan tak mau berbicara sedikitpun padanya.
Tapi pada hari itu duniaku berantakan,saat kedua orangtuaku memutuskan untuk bercerai. Ayahku bahkan tak mau menatap wajahku sekedar menjelaskan apa alasannya dan pergi begitu saja.
Aku benar-benar terpuruk dengan perceraian orangtuaku dan selalu menangis di taman belakang sekolah saat masih berusia tujuh tahun.
Dan si anak kecil berponi itu adalah satu-satunya orang yang datang ke sisi di saat aku merasa sendirian di dunia ini.
"Rosé,kau baik-baik saja?" Tanyanya waktu itu.
Dia bahkan berlari dan menghampiriku secepat kilat. Matanya yang sendu menatapku seolah-olah sangat khawatir atas apa yang telah terjadi.
Gadis kecil itu menemani, memeluk dengan hangat dan mengabaikan acara piknik yang di adakan sekolah demi diriku.
Untuk pertama kalinya aku merasakan seseorang yang tulus padaku.
Saat itulah gadis kecil yang bernama Lisa menjadi sangat penting dalam hidupku.
Aku dan Lisa layaknya kembar yang selalu pergi berdua kemanapun. Belajar bersama,bermain bersama dan saling berkunjung ke rumah satu sama lain hingga menjadi dekat dengan keluarganya juga.
Selama bersamanya,Lisa tidak pernah bertanya berapa harta kekayaan yang kumiliki, berapa gaun cantikku di dalam lemari atau hal-hal yang berkaitan dengan materi.
Lisa benar-benar berbeda.
Setelah lulus SD,kami berdua tetap menimba ilmu di sekolah yang sama, walaupun tidak satu kelas karena beda jurusan tapi aku sangat senang karena Lisa selalu dekat denganku.
Aku tidak pernah tertarik untuk menambah pertemanan. Aku sudah memiliki Lisa dan tidak butuh orang lain. Selalu mengabaikan semua orang hingga di sebut sombong dan arogan tapi aku tidak perduli selama Lisa masih bersamaku.
Aku hanya butuh Lisa. Hanya itu.
Sebenarnya banyak guru yang salah paham dengan sifatku. Mereka mengatakan aku terlalu mengintimidasi di dalam kelas karena semua orang tunduk terhadap ucapan ku. Apakah aku salah jika memiliki sikap yang tegas?
Sungguh tidak dapat di percaya! Hanya karena aku tidak pernah senyum di depan orang lain,semua orang mengatai ku tak berperasaan. Aku juga sering di salahpahami karena memiliki barang branded dan membawanya ke sekolah.
Guruku mengatakan bahwa akan terjadi kesenjangan sosial di antara teman-teman yang lainnya.
Bahkan menjadi anak orang kaya pun aku tetap salah!
KAMU SEDANG MEMBACA
WE CAN'T BE FRIENDS [CHAELISA]
RomansaLisa Bertemu denganmu adalah hal yang paling ku hindari di muka bumi ini. Rosé Aku akan tetap menemukanmu walau ke ujung dunia manapun.