Biasanya malam memang selalu sepi, walau tak sehening ini.
Sepeka apapun pendengaran mereka, tak ada suara yang tertangkap selain hanya desir angin saja.
Sampai lewat tengah malam, barulah terdengar suara tangis bayi. Suara yang sebenarnya cukup menyayat hati.
"Kau sungguh ingin melepaskan anak ini?"
Shin Jaeyoung terdiam, menunduk dalam. Teringat akan permintaan terakhir istrinya, bahwa ia harus menjaga anak mereka. Akan tetapi, "Yeomra akan aman jika bersama orang lain. Jangan katakan pada siapapun bahwa anakku masih hidup. Jaga dia dan rahasiakan segala hal tentangnya."
Namun, belum juga Shin Jaeyoung keluar dari rumah omega yang ia percaya untuk menjaga anaknya, di luar sudah banyak anggota dari pack Antella yang berdiri menunggunya.
"Alpha, jangan bilang jika kau ingin menyembunyikan anakmu dari kami ..."
*
*
*
Kebiasaan para tetua, entah dimanapun rasanya akan selalu sama, mereka selalu mengambil keputusan seenaknya.
Jaeyoung duduk, diam mendengarkan apapun yang orang-orang di depannya katakan. Itu adalah kronologi dari kejahatan yang Kim Yechan lakukan.
Di dalam aula tempat biasa penduduk desa berkumpul untuk mengadakan rapat, mereka tengah membicarakan hukuman apa yang pantas untuk salah satu penjahat yang dibawa dari Antella.
Seperti biasa, seluruh penjahat dari pack di Antella akan selalu di bawa ke sana sebagai penghakiman terakhir mereka.
Hukuman sudah ditentukan, namun wadah masih menjadi pertimbangan.
"Anakmu adalah satu-satunya pilihan, Alpha ..."
"Mengapa?"
"Mereka memiliki tangga lahir dan bulan yang sama. Ditambah, yang satu ini juga hasil dari percobaan juga."
Jaeyoung berdecih, "Kalian yang menjadikannya kelinci percobaan, tapi saat itu tak berjalan sesuai keinginan, dengan kejamnya kalian memberinya hukuman. Belum lagi, di mana keluarga pemuda ini? Tidak ada satupun yang datang kemari?"
Sayangnya, meski Jaeyoung memiliki hak untuk menolak, satu kata yang Jehyun lontarkan, mampu membuatnya tak memiliki pilihan.
"Alpha, anakmu itu tak akan bisa lama bertahan. Akan tetapi, dengan disegelnya Kim Yechan dalam dirinya, itu juga akan mampu menyelamatkan."
Karena sebagai salah satu dari kembar tiga alpha yang sangat langka, Kim Yechan diberi berkah istimewa yang tak dimiliki oleh werewolf lainnya.
Dan entah kata-katanya itu sebuah kebenaran atau hanya bualan, Jaeyoung tak bisa mengorbankan nyawa dari keturunan satu-satunya yang ia punya.
*
*
*
Itu adalah siang hari di mana matahari benar-benar bersinar dengan terik sekali. Kim Yechan masih ingat dengan jelas ia yang terikat dengan rantai perak dibawa ke sebuah desa. Desa kecil yang jauh berbeda dari Kota Antella, tempat di mana packnya berada.
Tubuhnya sudah lemah, meski jejak kesombongan masih tersisa dari rautnya.
Ia diminta berlutut di depan sebuah batu besar. Batu itu pipih dan melebar, karena tinggi tak Yechan sadari bahwa di atasnya ada bayi, sampai ia mendengar tangisan. Suara itu menyayat hatinya yang sekeras besi.
Bayi itu dijemur di bawah sinar matahari. Itu pasti sakit sekali.
Mendadak hatinya melunak, mendadak ia melonggarkan kepalan tangannya. Saat itulah suara sang elder menggema, "Karena kau melanggar peraturan paling berat, mati seharusnya menjadi hukuman tertinggi. Namun, karena nama ayahmu, maka kami memutuskan untuk menyegel jiwamu sebagai ganti."
Segel?
Yechan mendongak. Apa itu artinya jiwanya akan kehilangan raga yang saat ini ia miliki?
Meski begitu, ia tetap tak bersuara, tak ada satupun sanggahan yang keluar dari bibirnya, sampai elder kembali melanjutkan kalimatnya.
"Bayi ini akan menjadi wadahmu mulai saat ini, Kim Yechan-ssi."
Yechan masih tak bereaksi, hingga neberapa saat lamanya, akhirnya ia mau juga membuka suara, "Aku akan menerimanya, akan tetapi aku memiliki keinginan terakhir sebelum pergi."
Kim Yechan ingin agar wadahnya diberi nama yang sama seperti miliknya saat ini.
ututu ... lucu ... xixiixixi