Pertengahan Musim Panas, 1355.
Jelme memeluk neneknya dari samping tubuh dan menyandarkan kepalanya di bahu wanita tua itu dengan wajah muram. Ia sudah melakukannya sejak tadi dan merasa berat untuk meninggalkannya.
“Ruiyu, kami melakukan ini agar kau semakin mandiri. Meski kau selalu berada dalam pantauan kami, tapi kau sudah dibekali banyak ilmu selama ini.”
Jelme semakin murung mendengar ucapan kakeknya. Ia tau selama belasan tahun ini, Jelme benar-benar dipersiapkan sematang mungkin. Suatu saat dia akan hidup berdasarkan keputusannya sendiri, bukan lagi perintah dari kakek dan neneknya. Tapi tetap saja, memikirkan dia akan pergi jauh selama berbulan-bulan lamanya itu membuat Jelme sedih. Selama ini ia tidak pernah meninggalkan Tuan dan Nyonya Liu, apalagi ketika mereka sudah semakin tua.
“Benar apa yang dikatakan kakekmu, Ruiyu.” Nyonya Liu mengusap tangan Jelme yang merangkulnya. Wanita tua itu tau apa yang dikhawatirkan cucunya. “Lagipula disini masih banyak orang yang akan menjaga kami.”
Jelme menghela napas dan melepaskan rangkulannya. Ia menatap kakek dan neneknya secara bergantian. “Tetap saja aku merasa berat meninggalkan kalian.”
Nyonya Liu menatap Jelme sambil mengelus kepala cucunya dengan lembut. “Itu karena kau selalu bersama kami selama ini.”
“Begitulah..” Jelme menghela napas. “Pokoknya, aku akan lebih sering mengirim surat kepada kalian.”
Tuan dan Nyonya Liu sejenak saling pandang saat mendengar hal tersebut. Tapi kemudian Nyonya Liu langsung menatap Jelme kembali dan tersenyum. “Baiklah. Kau bisa melakukannya nanti.”
Jelme mengerjap sedih. Ia kembali memeluk neneknya dengan erat. Rasanya baru kemarin kakeknya itu memberikan perintah pada Jelme untuk melakukan kunjungan, tapi ternyata ini sudah dua minggu berlalu. Besok ia berangkat dan mulai mengunjungi kota Fengyuan di provinsi Shaanxi.
Dulu, mungkin Jelme sering bertanya-tanya kenapa ia harus bersembunyi lebih sering dan tidak diizinkan keluar oleh kakeknya. Tapi sekarang, ketika dia sudah mulai dibebaskan dan tidak perlu bersembunyi lagi, rasanya justru dia merasa berat hati.
Diam-diam Jelme menghela napas lagi untuk kesekian kalinya di hari itu. Entah apa yang dipikirkan gadis itu, tapi ia merasa sedikit takut untuk sesuatu yang tidak ia pahami.
***
Tuan Zhang dan dua orang pria paruh baya lainnya yang ada di ruangan itu mengambil cangkir teh mereka serta menyeruputnya dengan pelan. Dua pria itu adalah Pelayan Wei dan Jenderal Qin. Keduanya merupakan orang kepercayaan Tuan dan Nyonya Liu, sama seperti Tuan Zhang. Hanya saja, Jenderal Qin lebih sering ditugaskan di beberapa negeri perbatasan dan kali ini ia kembali ke Ganzhou atas perintah Tuan Liu. Sementara Pelayan Wei adalah Kepala Pelayan di Keluarga Liu.
Tak hanya mereka, di ruangan itu juga tentunya ada Tuan dan Nyonya Liu yang duduk berdampingan. Mereka sedang membicarakan tentang beberapa hal sebelum keberangkatan Jelme dan beberapa orang lainnya keluar provinsi. Mengenai itu, Jelme tidak hanya melakukan kunjungan bersama Wang Joon dan Pangeran Xijing saja. Beberapa orang lainnya seperti Tuan Zhang, Pelayan Wei, Meizi (pelayan pribadi Jelme), Torege (pelayan pribadi Pangeran Xijing), dan Kasim Han akan ikut serta.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOUND BY FATE [ON GOING]
Romance[HISTORICAL-ANGST-POLITICAL] Sejak Dinasti Goryeo secara resmi menjadi negara bawahan Kekaisaran Mongol pada tahun 1259, calon penguasa Goryeo biasanya akan dikirim ke Dinasti Yuan untuk menerima pendidikan dan pelatihan dari pemerintah Mongol. Hal...