permisi~
Suara yang memecah keramaian disatu ruangan luas itu mengundang perhatian, ada banyak diantaranya yang sedang menari, duduk memperhatikan, bahkan gendang yang ditabuh pun berhenti seketika karna kedatangan tamu
Sekumpulan orang orang yang mempunyai jiwa yang sama, yaitu mencintai kesenian berkumpul di tempat itu. menyatukan berbagai usia dan bentuk fisik yang hampir dikatakan serupa yakni cantik dan tampan meskipun tidak dominan..
Dua orang pemuda datang beserta kepala sanggar seni, pembina yang merangkap tetua.
Seluruhnya berkumpul di tengah dan menyapa,"silakan duduk dan perkenalkan diri kalian, buat senyaman mungkin karna mulai hari ini mereka akan menjadi bagian dari kita"
Setelahnya sepeninggal tetua aura disekeliling terasa canggung dan mengepulkan asap penolakan seperti keterpaksaan.
"aku natta dan ini temanku" aku pun menyikut basstian yang terus menyembunyikan keresahannya dengan memilin baju belakangku.
"emh namaku basstian" setelah mendengar perkenalan singkat tersebut bang fah selaku leader pun meminta kami duduk dan melihat sekeliling karna ada pelatihan untuk para gadis gadis baru kelas dua
>>>
oh aku hampir lupa menyebutkan bahwa ini kesenian yang paling mendarah daging padaku, meski bukan terlahir di tanah ini. aku mencintai tari ini tari yang tergolong ekstream untuk para wanita dan beresiko tinggi.
aku mencintai kesenian yang berasal dari sumatra barat, tepatnya semenjak kecil. tari piring menjadi iconic Sumatra Barat kental dengan adat istiadat sebuah penampilan yang sangat memukau bahkan ke luar negeri pun. tidak terkecuali jerman dan negara eropa lainnya, mereka sangat menyukai tari kami. cerita rakyat seperti malin kundang bukanlah hanya dongeng belaka. bahkan di era sekarang orang yang naik pitam menghardik sering kali menyebut nama malin kundang.
aku disini berperan menjadi serba guna layaknya tepung penggorengan kfc, bisa jadi penari sekaligus pendekar silat. dua mata pisau yang sama runcingnya
temanku basstian juga pendekar silat dan sayangnya dia hanya bisa hal itu sekaligus ingin menambah ilmu baru disini menjadi penambuh gendang. ini sanggar seni yang menjadi incaranku dari dulu. Saat masih menduduki bangku smp namun sayang belum sempat tercapai karna waktu itu aku masih diasuhan pamanku seorang tetua adat yang juga punya sanggar. dia menentang keinginanku karna keegoisannya dalam bentuk kekeluargaan. aku sedikit banyaknya masih tertekan dan gondok karna sikap nya.
dan soal kelihaianku menari juga bukan perlu dipertanyakan, hanya kesempatan yang tidak pernah ku duga. Laki laki didandani layaknya perempuan karna kekurangan penari dan aku yang lebih berbakat dari perempuan lainnya..
Itu terjadi waktu kecil sekali, masih ku ingat aku yang gugup hampir membakar siku karna lilin yang menyala di atas piringku hampir ditiup angin.dan tepukan tangan para orangtua yang terpesona dengan penampilan itu, aku menyukainya. bukan karna terlihat cantik tapi karna dipandang kagum lebih tepatnya narsistik dan sedikit sombong. Seiring waktu aku terbiasa hidup dilingkup itu, pendekar silat mematikan dari sumatra barat mengikuti kejuaran dan lomba berbagai tingkat tak ayal kedua orangtuaku bangga meskipun aku tidak mengenyam pendidikan tinggi alias mahasiswa. ya benar karna keuangan keluargaku aku tidak ingin menempuh itu, aku hanya takut dengan ketidakpastian dan memilih bekerja serabutan terkadang pengangguran kalau tidak ada job tampil di event atau undangan tertentu..
betapa membosankannya aku menjadi salah satu honorer desa, benar benar tidak ada harapan masa depan cerah. masih mengekor diketiak mama kata temanku, ya apa boleh buat mama punya penyakit jantung yang membuatnya tidak bisa berpikir lebih, sedangkan aku anak laki laki yang seharusnya tidak perlu diperhatikan lebih karna tidak akan bunting juga. anak pertama dari keluarga Ahmad mempunyai satu orang adik laki laki juga yang mana umurnya terpaut 3 tahun. berbeda jauh dariku dia lebih nakal dan sering membuat mama pusing, aku hanya mencoba jadi anak baik yang tidak menyusahkan tapi justru seringkali ditekankan oleh kewajiban.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐄𝐂𝐀𝐇 𝐏𝐈𝐑𝐈𝐍𝐆 || 𝐌𝐢𝐥𝐞𝐀𝐩𝐨
Фанфик𝑳𝒐𝒌𝒂𝒍 - salahkah aku menginjak beling dengan dalih ingin melestarikan seni ini ? padahal hatiku sedang kacau seperti diterjang badai aku, keinginanku, kenyataan hidupku dan jalan di depan mataku terasa semu. bahkan aku tidak sempat berpikir unt...