"Widihh, di kawal sama cowo cowo nieh,"
Saat mereka sedang menuju parkiran, di dekat perpustakaan mereka bertemu dengan Raka.
"Iyalah biar ngga ada yang macem macem sama my queen," celetuk Edo.
"Oohh, ini Raka?, udah kaya tampang bener aja lu Ka sekarang," ucap Paul berlagak.
"Ul, ul yang bener, ntar lu bonyok," bisik Salma pada Paul.
"Yaelah Sal, modelan begini mah gampang. Gampang bikin gue kalah hehe," bisik Paul ke Salma.
"Ternyata Paul Rahman Edo juga kuliah di sini bareng lu Sal?," tanya Raka pada Salma.
Salma hanya mengangguk saja menjawab pertanyaan Raka itu.
"Temen lu si Medan mana?," tanya Raka lagi.
"Hah?, Novia maksud lu?," tanya Edo
"Eh iya Sal, Novia mana?," koreksi Raka
"Ada kok," jawab Salma singkat.
"Ada atau lagi berantem?," tanya Raka meledek.
Paul, Rahman, Rony, dan Edo mengernyitkan dahi mereka. Bingung kenapa Raka bicara seperti itu.
"Eh tapi Sal—,"
Rony yang sudah jenuh dengan tingkah Raka kemudian menarik tangan Salma dan berkata, "Sal, sal, sal, mulu luuu, Salma mau pulang sama gue,"
_______
"Nov, lu—,"
"Astaghfirullah??, Nov, lu—, lu aduh, lu kenapa nangis? terus kenapa kamar lu berantakan?," tanya Salma bingung.
Saat hendak pergi membeli belanjaan masakan tadi, Salma tak sengaja mendengar lemparan barang yang cukup nyaring suaranya.
"Nov, gue—, emm gue boleh masuk?,"
Novia hanya diam sambil menangis, kemudian menunduk tanpa melihat ke arah Salma.
"Nov, gue— salah ya?, gue minta maaf ya No—,"
Dengan cepat Novia menggeleng, dan menatap ke arah Salma dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Temu
Humor"Waktu kita masih muda, kita kan cuman tau suka suka nya aja kan," Salma menjeda kalimatnya. "Nah di umur kita sekarang ini, kan udah banyak hal lain yang bisa kita liat." Salma melanjutkan kalimatnya menatap lawan bicaranya sangat dalam. "Hal lain...