• Revival •
•••
Area gedung perkantoran terlihat ramai berdesakan pagi ini. Layaknya kota metropolitan pada umumnya, pagi merupakan jam sibuk di pusat kota, semua seakan beramai-ramai di kejar waktu masing-masing. Semua nampak berjejal di jalanan yang mulai penuh dengan dedaunan rontok, tanda musim gugur akan segera datang. Suhu udara yang tersiar di pengeras suara dan yang terlihat di layar informasi, menunjukkan suhu udara yang turun.
Bus yang Areum tumpangi sampai pada satu halte di area perkantoran pagi ini. Ia ikut berjejal dengan para pegawai-pegawai berjas. Bus yang berhenti pun memuntahkan isi penumpangnya yang ramai sesak itu disana, termasuk Areum. Bedanya, Areum langsung duduk di bangku halte di sana, tidak mengikuti orang-orang yang sedang kepayahan dengan waktu tersebut.
Areum menarik napas dan menghembuskannya, ia melirik arlojinya. Jam aktif mulai bekerja hanya tinggal beberapa menit. Ia menunggu suasana yang masih ramai itu perlahan-lahan mengurai ketika jam bekerja telah di mulai. Sesekali ia menaik-turunkan kakinya yang pagi ini di balut stoking hitam dan sepatu pantofel yang juga berwarna hitam.
Dalam hati, ia sedikit merasa risih akan penampilannya hari ini yang cukup formal. Mulai dari rambutnya yang di ikat rapi, kemeja biru di balik blazer hitamnya, serta rok hitam sepanjang di atas lutut. Hari ini ia berdandan seformal itu, meski blazer, rok, stoking serta sepatu pantofel yang ia kenakan ini merupakan pemberian Haneul yang memang pekerja kantoran, kecuali mantel coklat yang ia kenakan untuk meredam hawa dingin adalah milik suaminya yang memang sering ia gunakan ketika bepergian keluar, serta tas jinjing berwarna senada mantelnya merupakan pemberian suaminya ketika ulang tahunnya beberapa bulan yang lalu.
Sudah sekitar satu jam ia menunggu, jalanan mulai lengang, bahkan jam kedatangan bus berikutnya pun terlihat sedikit lebih berjarak dari sebelumnya. Areum berdiri sambil menghembuskan napas, tak lupa merapatkan mantel coklatnya yang rasanya hampir membeku. Dan ia mulai berjalan munuju pinggir trotoar, menunggu lampu pejalan kaki berubah menjadi hijau agar ia bisa menyebrang ke area sebrang sana, dimana gedung yang akan ia tuju berada.
Tidak ada tindakan mutlak yang ia susun di kepalanya ketika sampai pada tujuan nanti, ia hanya menyiapkan skenario kecil dan ia lebih menekankan untuk mengeluarkan hal-hal yang sudah ia pikirkan meski ia tau perkataannya nanti akan bersifat spontan. Tidak apa menurutnya, yang ia inginkan, hanyalah untuk memastikan apa yang ia minta dapat ia sampaikan dengan baik, itu saja.
Gedung yang ia tuju kini sudah ada di hadapannya. Areum memandang dari lantai bawah sampai ke lantai teratas gedung. Padahal ia sudah mendinginkan suasana hatinya, sampai rela sedikit membeku di halte sana. Namun melihat gedung megah setinggi 20 lantai itu justru mendidihkan perasaannya. Jika ia tidak bisa meredam amukan dalam hatinya, bisa ia pastikan, ia akan berteriak histeris dan mengucapkan kata-kata kasar secara acak. Tangannya diam-diam menggenggam erat pegangan tas yang ia jinjing, menyalurkan amarahnya disana demi menghalau perasaannya yang mulai berkecamuk.
Di rasa mulai tenang, Areum berjalan dengan tegap menuju lobi kantor. Ia disambut wanita yang berjaga di lobi sana, dengan senyuman dan menanyakan keperluan serta janji yang mungkin saja sudah Areum buat sebelumnya.
“Saya belum membuat janji. Tapi, Anda bisa langsung menghubungi Nyonya Kim Hyewon—Tidak, bukan Kim, melainkan Cha Hyewon. Katakan padanya, Cha Areum, istri cucunya, datang untuk menemuinya."
💐💐💐
Areum menuju ke lantai 20 seorang diri. Wajahnya tidak menampakkan ekspresi apapun, tidak juga nampak tegang meski ia akan menemui seseorang yang seharusnya ia hormati itu sebagai bagian dari keluarga Cha. Pintu elevator terbuka sekitar 10 menit tanpa henti, ia melangkah keluar dengan kepercayaan diri yang ia bawa. Lalu ketika di depan lobi ruangan utama di lantai tersebut, wanita sekertaris yang berada disana memintanya menunggu sejenak. Setelah wanita itu masuk ke ruangan sana, tak lama ia keluar lagi, mempersilahkan Areum untuk masuk dan ia mengantarkan Areum ke dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Revival (Sequel of Strange Place) || CIX
FanficThis world is about give and take You are the only one who can heal me - Yonghee