Anak muda dengan badan tegap itu menarik napas panjang, kemudian membuangnya secara perlahan. Buliran lelah yang menetes dari dahi masih dilap dengan kaus basketnya walaupun sudah basah dengan keringat tubuh. Kakinya diseret dengan malas, seketika badan proporsional itu ambruk di tempat pembaringan yang terlihat klasik dengan ukiran kayu.
Mata sayunya terpejam sejenak. Ketika hendak membukanya, dia terbelalak dengan bayangan hitam di ujung tempat tidurnya yang berubah menjadi wujud manusia. Bau anyir seketika menusuk hidung David. Rupa wanita berwajah hancur meneteskan darah yang bercampur nanah ke lantai kamar David, membuatnya meneguk saliva, mencoba menahan seluruh isi perut yang hampir keluar.
Mulut David ingin berteriak meminta bantuan. Namun sayang, aroma danur wanita bermuka hancur itu mencekik lehernya. Dia tidak bisa bersuara sedikitpun, sementara wanita di ujung tempat tidurnya mulai merangkak pelan ke samping tubuhnya. Setan itu mendekat, kemudian semakin mendekatkan wajahnya ke arah wajah David yang sudah basah dengan keringat dingin.
"Aku ingin darah!"
Wanita itu berteriak dengan nanah dari mulutnya yang menetes di wajah David. Napas David kian memburu, berusaha menggerakkan tubuhnya dan menyingkir dari wanita menyeramkan di hadapannya.
Tiba-tiba ....
Teng! Teng! Teng!
Suara jam tua di kamarnya berhasil menyelamatkan David. Ditengah napas yang masih memburu, dia menampar-nampar pipinya.
"Cuma mimpi," ucap David membuang napas lega seraya melihat jam tua yang sudah menunjukkan pukul 01:00 dini hari.
David beranjak dari tempat pembaringan, mimpi buruk tadi berhasil mengacaukan istirahat malamnya. Suasana rumah yang begitu sepi karena sang ayah sudah pergi ke Gunung Lawu untuk ritual ilmu hitam yang dianut keluarganya sejak dulu. David seorang diri dan benda-benda antik milik ayahnya.
Memikirkan benda antik, Dia teringat dengan mustika milik Sekar yang diletakkan di kotak hitam berukirkan gambar ular. Kotak hitam hasil pertapaan ayahnya kini terlihat lebih menarik dengan mustika berwarna merah pekat. David memperhatikan mustika di dalam kotak yang sudah dibuka, benaknya mengatakan bahwa benda itu tak asing bagi dirinya.
Kali ini, dia menepis pikiran itu, lebih memilih untuk mulai membuatkan Sekar sebuah kalung. Tangan seni si kapten basket terlihat lihai memodifikasi kalung buatannya tempo hari, kini sentuhan terampilnya sudah membentuk bandul dengan cantik.
"Ini akan cocok dipakai Sekar," gumam David. Dia tersenyum melihat hasil karya sendiri, lantas meletakkan kembali ke dalam kotak.
***
Sinar bulan yang temaram kian meredup, seolah mengalah pada mentari pagi yang cukup ceria di Hari Minggu ini. David masih menyenderkan kepala di atas meja dengan mata yang masih terpejam.
Tangannya masih memegang kotak hitam berisi kalung mustika yang telah digarap semalam. Sepuluh menit berlalu, David terbangun karena suara kucing mandung berwarna hitam di halaman rumah.
Jemarinya mengucek paksa mata yang masih mengantuk. Sambil menguap, dia melirik ponsel, tergiur untuk membukanya. Mata yang terlihat mengantuk kini berbinar-binar ketika membaca pesan dari seorang gadis yang dikagumi.
"Selamat pagi, David," ucap Sekar di balik ponsel, tak lupa dengan emotic on senyum.
"Morning. Cie yang pagi-pagi nyapa cowok," balas David sambil tersenyum membayangkan ekspresi wajah Sekar.
"Nanti gue ke rumah lo," balas David lagi, ingin menjumpai pemilik nama yang tengah bersemayam di hatinya.
Di seberang sana, remaja berparas manis itu tersenyum tipis membaca balasan David.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Bisa Melihat Hantu? [TELAH TERBIT]
TerrorIni adalah novel horor orisinil karya saya yang sebelumnya tidak pernah dipublish di wattpad. Betul, tulisan ini saya kirim dan langsung diterbitkan oleh Edwrite Publishing. Saat itu, saya masih memakai nama pena Ryen Privania. Dengan cetakan pertam...