9

692 73 1
                                    

 

   Suara helaan nafas dari Arman terdengar beberapa kali di ruangan itu hari ini

Arman menyangga dagunya dengan kedua tangannya

"Kak, bisakah kakak pergi dari sini."ucapnya lembut

  Sungguh kesabarannya sangat diuji dari pagi dengan pikiran kakaknya yang semakin narsis Dan absurd

  

[Tampan banget aku! dari atas tampan, dari bawah tampan, dari samping tampan, dari sudut manapun aku terlihat sangat tampan]

Aru yang tengah berpose dengan hape ditangannya memalingkan wajahnya menatap ke arah Arman

"Tidak lihat aku tengah mencari pose yang bagus."ucap Aru

"Iya..."





"Tapi gak duduk di sini juga!"teriak Arman sembari berdiri

  Dan menunjuk ke arah Aru

Semenjak Arman tau Aru bukan dari dunia ini, bukannya bertindak hati-hati tingkah Aru justru semakin menjadi-jadi

   Lebih tepatnya dia sudah tidak jaim lagi

  Contohnya sekarang kemeja putih yang dimasukkan ke dalam celana ketat berwarna hitam dan sepatu pria berhak 5 cm

   Dia dengan santainya duduk di atas meja penuh dokumen tanpa peduli dokumen dimeja itu penting atau tidak dengan alasan mencari angel yang bagus untuk diupload di sosmed

"Arrrgghhh."

  Tidak tahan lagi Arman langsung menarik tangan Aru dan mendorongnya keluar dari ruangan kerjanya

   Dengan suara keras dia menutup pintu dan menguncinya

  Aru yang terbengong dan baru sadar kalau dia diusir segera saja mengetuk-ngetuk pintu sembari mengomel

"Arman buka pintunya, ayolah kita keluar, kamu tidak bosan apa didalam ruangan saja selama 24 jam"rengeknya

Bilangannya begitu tapi yang ada dipikirannya

[Ayolah penjahat jual saja sahamnya lalu keliling dunia, ngapain sih repot-repot ngurusin perusahaan yang bakal bangkrut]

  Udah begitu ekspresi wajah Aru masih sangat datar yang sama sekali tidak cocok dengan tingkahnya yang petakilan

Arman yang berada di dalam tengah membereskan dokumen yang kusut akibat ulah Aru itu cuma bisa terdiam

"Kenapa bisa dari ucapan, tindakan, sampai pikirannya tidak ada yang nyambung"gerutunya


Brakk....brakkk.... brakkk

Arman semakin mengeryit tidak suka
Setelah meletakkan semua dokumen yang dibereskan ke atas meja

  Dengan kasar Arman membuka pintu

Aru menatap Arman

[Penjahat terlihat agak menyeramkan sekarang huhuhu padahal aku kan cuma ingin dia menemaniku keluar dari pada mengurusi perusahaan yang akan bangkrut]

"Bagaimana bisa dia berpikiran seperti itu dengan wajah datar."gumam Arman

"Ya?"tanya Aru

"Ayo pergi!"ucap Arman lalu pergi terlebih dahulu diikuti Aru dibelakangnya












••••••••

Damar yang sudah tidak pulang ke rumah selama tiga hari

menatap dokumen yang menumpuk di mejanya dengan air mata berlinang

"Kenapa akhir-akhir ini pekerjaanku semakin banyak."keluhnya entah pada siapa

pikirannya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang