Jang Hyun sedang dalam perjalanannya untuk pulang ke hostel sambil menggendong anak kesayangannya Yena, hingga tiba-tiba saja awan menjadi gelap, udara menjadi lebih dingin dengan rintikan hujan yang turun membasahi dirinya dan Yena anaknya yang tersayang. Jang Hyun melihat kearah awan yang menggelap dengan rintikan hujan yang perlahan mulai turun, Yena menatap sang ayah sambil mengisap ibu jarinya Jang Hyun balas menatap anaknya ia mencabut ibu jari Yena dari mulutnya.
"Sepertinya malam ini akan turun hujan lebat, sebaiknya kita cepat-cepat menemukan tempat berteduh sebelum baju kita terlalu basah" ucap Jang Hyun dengan kekhawatiran yang terlihat jelas diwajahnya serta nada bicaranya. Jang Hyun merasakan rintikan hujan yang perlahan membasahi dirinya dan anak kesayangannya, Yena.
"Acah? Uhyan? ACAH UHYAN!!!"(Basah? Hujan? BASAH HUJAN!!!) Yena berucap dengan gembira, walaupun kata-katanya masih sulit untuk dimengerti orang lain. Namun, Jang Hyun sebagai ayah kandungnya tentu saja mengerti apa yang dikatakan anaknya. Jang Hyun tertawa mendengar ucapan Yena, sepertinya Yena sangat menyukai hujan, ya.
"Wah~ Yena gembira sekali kamu. Apakah Yena suka dengan hujan?" Tanya Jang Hyun dengan senyuman yang cerah, membuat tempat disekitar serasa terang benderang dan hangat berbanding terbalik dengan cuaca malam itu yang dingin dan gelap. Yena mengangguk saat mendengar pertanyaan sang ayah, wajah berseri karena melihat senyuman ayahnya.
"Tapi, papa tidak akan membiarkanmu sakit karena kesakitan. Kita harus cepat-cepat mencari tempat untuk berteduh." Jang Hyun melihat kearah kanan dan kiri sambil berlari untuk menemukan tempat berteduh agar keduanya tidak kebasahan oleh rintik hujan dan tidak kedinginan diterpa angin malam.
Setelah beberapa menit berlari dan mencari-cari tempat tuk berteduh, Jang Hyun akhirnya menemukannya. Namun, tempat itu adalah sebuah minimarket yang buka selama 24 jam, Jang Hyun mulai merasa ragu karena takut jika pekerja yang sedang bekerja saat itu merasa terganggu dengan kehadiran dirinya dan Yena. Namun, melihat Yena yang kedinginan membangkitkan rasa kepercayaan dirinya, dia berlari kedalam minimarket tersebut dan sepertinya pintu minimarket yang terbuat dari kaca itu hampir pecah.
Seorang pria yang perawakannya lebih pendek dari Jang Hyun terkejut dengan kehadiran Jang Hyun yang bisa dibilang tidak sopan karena mendobrak pintu dan mengganggu ketenangan dirinya yang sedang belajar, "Hei! Pelan-pelan saja buka pintunya, apakah kau berniat untuk membuat pintunya pecah?" Ucap pria itu sedikit berteriak.
"Ah, maafkan aku.." Jang Hyun tidak memperhatikan seseorang yang sedang berbicara dengannya saat ini karena ia sedang mengganti posisi Yena didalam pelukannya agar Yena merasakan kehangatan dan tidak kedinginan lagi. Pria itu ingin kembali protes namun, saat melihat bahwa Jang Hyun membawa seorang anak kecil di pelukannya pria itu mengurungkan niatnya. Dia dengan cepat mencari handuk dan entah bagaimana dan darimana handuk itu ada tepat disampingnya, dengan cepat pria itu mendekati Jang Hyun dan memberikan handuk itu padanya.
Jang Hyun menerima handuk yang pria itu berikan padanya dan saat itulah Jang Hyun dan pria yang perawakannya lebih kecil dan pendek darinya saling bertukar pandang, dan saat itu jugalah Jang Hyun merasakan degup jantungnya berdetak dengan kencang serta pipinya yang memanas. Mata pria itu besar dengan bola matanya yang bulat serta bulu mata yang cukup lentik, mulutnya kecil namun tebal, bentuk mukanya kecil sepertinya seukuran dengan telapak tangan miliknya. Sungguh makhluk yang sangat indah, reflek Jang Hyun mendekatinya hingga hidung mereka hampir bersentuhan.
"A- apakah ada sesuatu yang salah dengan wajahku..?" Pria itu yang melihat Jang Hyun terus menerus memperhatikan wajahnya merasa malu dan berpikir bahwa ada yg menempel seperti makanan yang baru saja ia makan diwajahnya, selain itu ia juga merasa malu karena Jang Hyun yang notabenenya adalah seorang pria yang sangatlah tampan terus menerus memperhatikan dirinya tanpa melihat kearah lain dan tanpa mengedipkan matanya, membuat jantungnya berdegup kencang.
Jang Hyun mulai kembali kedalam kesadarannya, ia memalingkan wajah dan menutupi wajahnya yang memerah dengan tangan yang sedang menggenggam handuk "Tidak, tidak ada yang salah.."
Lalu Jang Hyun teringat bahwa saat ini Yena sedang kedinginan didalam pelukannya, ia panik dan dengan cepat menyelimuti Yena dengan handuk yang pria itu baru saja berikan padanya dan kembali memeluk Yena. Jantungnya berdegup lebih kencang dan sepertinya pria itu bisa mendengar degup jantungnya, pria itu mendekat lalu mengusap pundak Jang Hyun untuk menenangkan Jang Hyun yang sedang panik setengah mati dengan senyuman yang menghangatkan hati siapapun yang melihatnya.
"Tenanglah, aku yakin dia akan baik-baik saja.." ucapnya, nada suara yang lembut dan hangat membuat hati Jang Hyun meleleh. Padahal ini adalah hari pertama mereka berdua bertemu, namun pria itu sudah membuat hati Jang Hyun meleleh seperti es krim yang terkena paparan sinar matahari. Mata Jang Hyun berbinar hampir terlihat seperti akan menangis, pria itu mengikuti Jang Hyun yang sebelumnya panik. Kulitnya menjadi pucat pasi, ia berlari menuju meja kasir dan mencari kompres untuk menurunkan panas di kepala, setelah menemukannya ia menempelkan kompres pereda panas itu di kepala Jang Hyun.
Jang Hyun tentu saja bingung dengan perlakuan pria itu yang tiba-tiba saja memberitakan kompres untuk menurunkan panas di kepala pada dirinya. Namun, ia memilih untuk menerimanya dan berucap terima kasih dengan senyuman canggung dan setelah itu mereka tidak berbicara lagi. Pria itu kembali belajar dan Jang Hyun mencoba membuat Yena tertidur dipeluknya sambil sesekali mencuri-curi pandang terhadap pria yang menarik perhatiannya malam itu juga.
Setelah satu jam dan beberapa menit yang dipenuhi oleh keheningan dan rasa canggung, akhirnya hujan mulai reda. Jang Hyun mendekati meja kasir untuk mengembalikan handuk dan kompres pereda panas yang pria itu berikan padanya. Menaruh handuk yang sudah ia lipat dan diatas handuk itu terdapat kompres pereda panas di meja kasir, sedikit menghalangi buku pelajaran yang sedang pria itu baca agar perhatikan pria itu tertuju padanya.
Pria itu mengangkat kepalanya karena merasa terganggu dan langsung disambut dengan senyuman Jang Hyun yang bersinar membuat perasaannya yang sebelumnya kesal menjadi tenang "Terima kasih untuk handuk dan kompres pereda panasnya"
"Ah, ya.. sama-sama..." Pria itu melihat kearah lain dengan bola matanya karena ia tidak kuat melihat senyuman Jang Hyun yang begitu bersinar dan nada suara terdengar datar.
Melihat reaksi yang tidak diharapkannya, sudut mulut Jang Hyun yang sebelumnya terangkat kini perlahan mulai menurun. Jang Hyun berdeham untuk sedikit mencairkan suasana canggung diantara mereka berdua "aku belum memperkenalkan diriku padamu, 'kan? Namaku Jang Hyun dan anak kecil cantik ini adalah Yena." ucap Jang Hyun dengan nada suara yang ia buat ramah.
Pria itu kembali menatap Jang Hyun saat Jang Hyun memperkenalkan dirinya lalu tersenyum dengan matanya yang ikut tersenyum "Dan aku Park Hyung-Seok, senang bertemu denganmu Jang Hyun!"
Reaksi yang diberikan pria itu atau sekarang bisa kita sebut sebagai Park Hyung-Seok membuat jantung Jang Hyun kembali berdegup kencang, Jang Hyun rasa dia tidak akan bisa berjalan dengan benar karena pria didepannya ini sungguh telah membuatnya seperti es krim yang berada tepat disebelah matahari atau meleleh.
'Park Hyung-Seok, aku akan selalu mengingat namanya'
Dan selama perjalanan pulang menuju Hostel, Jang Hyun selalu memutar nama Park Hyung-Seok serta wajahnya yang tersenyum hangat padanya.
★ ★ ★ ★ ★ ★ ★ ★ ★ ★
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama Yena (phs x jhy)
FanficMalam yang gelap dan dingin dengan derasnya hujan membuat Jang Hyun sang single father kebasahan karena kehujanan, dalam dinginnya hujan dengan gelapnya malam ia menemukan seorang lelaki manis berdiri didepannya menjaga kasir di sebuah minimarket D...