LDT #4

538 52 4
                                    

•°• Happy Reading •°•


Satu hari berada di rumah sakit rasanya sungguh membosankan bagi Nasya. Ia ingin segera pulang dari tempat ini.

Nasya tengah duduk bersandar di ranjangnya sembari di suapi makan siang oleh bunda Amelia. Sebenarnya Nasya ingin makan sendiri, namun bunda tidak mengijinkannya.

" adek harus makan yang banyak, biar adek cepat sehat. Emang adek betah lama-lama disini." Ucap bunda sembari menyuapkan makanan pada Nasya.

" makanannya ngga enak Bun, adek mau masakan bi nur." Rengek Nasya.

" Nanti bunda bilang ke kak salsa biar bawa masakan bi nur kesini. Tapi sekarang adek makan ini dulu ya biar bisa minum obat." Bujuk bunda.

" tapi bunda ngga bohong kan?" Tanya Nasya

" enggak dong. Mana mungkin bunda bohong sama adek."

" y udah adek mau makan lagi." Nasya pun luluh dan mau makan lagi.

Nasya pun kembali melanjutkan makan siangnya. Bunda dengan telaten menyuapkan suap demi suap makanan untuk Nasya. Saat ini hanya ada bunda di ruang rawat Nasya. Ayah ke kantor, dan salsa kuliah.

Bunyi Suara ketukan pintu membuat Nasya dan bunda mengalihkan pandanganya ke arah pintu. Tak lama pintu pun terbuka dan menampilkan gadis cantik berambut panjang bergelombang berdiri tepat di tengah-tengah pintu yang terbuka.

Nasya tersenyum melihat siapa yang datang. Bunda pun beranjak dari duduknya dan menghampiri gadis itu.

" Clara sama siapa kesini? Mau ketemu Nasya ya." Kata bunda merangkul Clara dan mengajaknya jalan bersama.

" aku sendirian Tan, gimana keadaan Nasya Bun.?" Tanya Clara

" Alhamdulillah udah baikan. Tuh kamu liat aja sendiri anaknya. Lagi kesenengan pasti liat kamu Dateng."

" Syukurlah kalo udah baikan Tan. Aku khawatir banget denger Nasya sakit. Karena kemarin tuh dia di sekolah baik-baik aja. Trus tadi pagi denger dari wali kelas kita kalo Nasya sakit." Jelas Clara.

" ya udah Clara ngobrol dulu sama Nasya ya. Bunda mau ke kantin sebentar." Kata bunda lalu meninggalkan mereka.

" sya...."

" hmm," gumam Nasya.

" kamu pasti begini gara-gara mereka kan? Jujur sama aku sya." Desak Clara.

Mata Nasya memerah dan berkaca-kaca. Tanpa ia beri tahu pun pasti sahabatnya ini sudah tau kenapa ia bisa begini. Clara membawa Nasya kedalam dekapannya. Clara membiarkan Nasya menangis di dalam dekapannya. Clara mengusap lembut punggung Nasya untuk membantu menenangkannya.

" udah nangisnya?" Tanya Clara saat tak lagi mendengar Isak tangis Nasya.

" makasih ya Clar, kamu selalu ada buat aku." Ucap Nasya sembari menyeka sisa-sisa air mata di pipinya.

" udah ya, kamu ngga boleh sedih lagi." Ucap Clara menggenggam tangan Nasya.

" aku cape Clar, aku cape." Ungkap Nasya

" sabar ya sya. Semua pasti akan indah pada waktunya." Clara mengusap punggung tangan Nasya yang berada di genggamnya.

Pintu kamar Nasya terbuka, ternyata bunda sudah kembali dari kantin. Ia membawa minuman dan beberapa cemilan di tangannya.

" clara sini duduk dulu. Ini Tante bawain minum sama cemilan buat kamu." Pinta bunda diangguki Clara.

" adek ngga dapet Bun cemilannya?" Rengek Nasya dengan manja.

Luka Dan TraumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang