Bagian 18

740 51 2
                                    

"Apa aja asal ga memberatkan elu deh," ucap Rony untuk menjawab pertanyaan Salma.

Dia sebenernya udah laper dari tadi, sampe sempet ngambil kue dulu kan tadi awokwokwok.

"Yaelah bro, kaya udah kek mahar aja itu,"

Salma tak menghiraukan ucapan mereka. Ia segera pergi menuju dapur untuk membuat makanan, makan apa ya kira kira?

"Perlu bantuan Sal?," Paul tiba tiba saja datang dan berdiri di samping Salma.

Salma menoleh, mendapatkan Paul yang sedang memperhatikan potongan potongan ditangan Salma.

Salma menggeleng, melanjutkan kegiatan memotongnya. Dengan Paul yang masih setia berdiri.

"Gue minta maaf ga ngangkat tel-," ucapan Paul terpotong ketika Salma merespon dengan gelengan.

Salma ngga mau membahasnya sekarang.

"Widiiii masak apaniiii," Rony datang ke dapur dan mendekat ke arah Paul.

"Awas ga lu Ron?!, anjing jiji banget lu gini gini," ucap Paul sambil berusaha melepas pelukan Rony di belakangnya.

"Apasi Ul, Nabila aja gini kemarin waktu Salma lagi masak,"

"Beda Ron, anjing lepas ga?!," ancam Paul sambil mengangkat spatula ke Rony.

"Apanya yang beda?, kan sama kita cowo cowo, mereka cewe cewe?,"

Tuk !! Mampus Rony kena getok Salma, bukan Paul.

"Kan, cemburu kan dia," celetuk Paul tiba tiba.

Salma melotot, menatap tajam ke arah Paul.

"Oohh mau dipeyuk juga ya bocil ya?," ledek Rony.

Salma kembali melanjutkan aktifitas nya. Benar benar tidak merespon ucapan Rony.

"Yah, makanan aja kalo didiemin bisa dingin, apalagi man-,"

Paul menarik tangan Rony untuk pergi ke ruang tengah saja.

Otak Rony ini lagi digadaikan atau gimana sih, udah tau situasi lagi ga bisa buat bercanda. Malah .... Tapi mungkin Rony mau bikin Salma senyum aja ya ...

Selesai makan malam semua, Salma membuka pembicaraan pertama.

"Jadi-," Salma melirik ke arah Neyl.

Neyl merespon dengan menaikkan kedua alisnya saja.

"Gimana Neyl?," tanya Salma setelahnya.

Semua beralih menatap ke arah Neyl bingung, meminta penjelasan.

"Heemm," Neyl menarik nafasnya sebentar, "gue udah tau semua," lanjut Neyl.

"Hah, maksud lu apa?,"

"Kok lu diem aja?,"

"Tau dari?,"

"Kalian ngeh kan pas Novia ga masuk kuliah, sempet juga gue ga masuk, trs gue nyuruh Salma ajak Novia ngobrol?,"

Semuanya mengangguk paham.

"Waktu lagi jalan ke kampus, gue liat Novia lagi rebutan hp sama cowo. Gue deketin, gue tanya ke Novia ada apa, terus awalnya Novia cuman geleng geleng. Gue tau mungkin dia malu ngom-," ucapan Neyl terpotong.

"S- sal," Novia keluar kamar dengan badan yang sedikit lemah.

Tangannya memegang pinggiran pintu kamarnya,

"Nov, kenapa? Lu butuh apa?," Salma mendekat, dan membawa Novia kembali ke kamar, bersama Nabila. Syarla tetap tinggal di tempat, mendengar kelanjutan dari Neyl.

Ruang TemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang