JEALOUS

635 36 0
                                    







Ingat ini hanya fiksi, semua muse tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh di dunia nyata!



















Malam ini Wilasa mengalah, membiarkan Kavita tidur di kamarnya, memeluknya lagi. Kalaupun Wilasa bilang 'tidak' sekalipun, Kavita pada akhirnya akan tetap tidur seranjang dengannya. Seperti malam sebelumnya, yang Kavita membangunkan Hanni untuk bertukar kamar.

Alasan lainnya karena Wilasa juga merindukan sosok Kavita. Saat pertama melihat Kavita kemarin, meski pun dirinya juga terkejut, ada setitik rasa bahagia di dada. Namun dirinya enggan mengungkapkannya, dirinya masih takut tersakiti lagi oleh keegoisan Kavita.

Sekarang Wilasa dapat memandangi wajah cantik Kavita dengan leluasa tanpa takut akan digoda oleh si puan.

Ia menelusuri wajah Kavita dengan jari telunjuknya. Mulai dari dahi, turun mengikuti bentuk hidung, lalu turun ke bibirnya. Jarinya berhenti disana. Ia mengamati bibir merah muda itu, alisnya mengerut tak suka. Ia teringat pada kejadian lampau. Kejadian dirinya yang tanpa sengaja menyaksikan Kavita berciuman dengan mantan brengseknya. Ingatan yang membuatnya hancur saat itu. Ia segera memalingkan wajahnya pada langit- langit kamar.

Salah satu alasan dirinya pergi, alasan hatinya menjerit sakit. Ia pendam perasaan cintanya, ia timbun dengan rasa sakit hati. Tapi nyatanya, ia tetap tak bisa. Ia sadar, ia terlalu jatuh pada Kavita, meski berkali- kali sakit hati tapi perasaannya tetap tak terkalahkan.

Kehidupan yang baru pun hanya menyamarkan lukanya, tak pernah mampu menyembuhkannya. Malahan, rasa rindu turut mengakar di hatinya. Jauh dari Kavita adalah sesuatu yang menyakitkan.

Menjadi pribadi yang mudah bergaul hanya untuk mendistraksi pikirannya, agar jauh dari bayangan Kavita. Padahal menjadi pribadi yang humble pun ia contoh dari Kavita, ia ingin dirinya seperti Kavita. Setidaknya agar ia menjadi orang tak peduli pada perasaannya seperti Kavita.

Kenyataan bahwa Kavita telah berpisah dengan pria itu, menimbulkan rasa lega didada. Ditambah lagi sekarang, Kavita kembali berada di hadapannya. Namun, Kavita yang akan selalu menganggapnya sebagai seorang adik, kembali membuatnya meringkuk menjauhi Kavita. Hubungannya tidak pernah bisa lebih, mereka stuck pada hubungan kakak beradik.


Kavita membuka matanya saat merasakan Wilasa menjauh. Dia melihat punggung Wilasa, dirinya ingin kembali menarik dan memeluk Wilsa-nya, tetapi pertanyaan 'apakah diri ini egois?' kembali muncul.

Kavita dan Wilasa, mereka sama-sama tak tahu perasaan satu sama lain. Yang Wilasa tahu, cintanya tak 'kan pernah terbalaskan. Sedangkan Kavita sendiri, ia yang baru menyadari akan perasaannya, ragu, apakah Wilasa akan menerima perasaannya?






















Pagi ini salah satu penghuni apartment Wilasa dibuat cemburu, itu Jasper yang tiba-tiba muncul. Sekarang pria itu tengah berbincang dengan Kavita dimeja makan, Wilasa yang tengah membuat pancake di dapur memandang sengit kearah mereka berdua. Mereka tampak tak canggung sama sekali, seolah mereka teman lama yang baru saja bertemu. Wilasa sepertinya lupa akan satu sifat Kavita yang mudah bergaul.

Setelah menyajikan pancake, dengan sedikit kasar, Wilasa meninggalkan mereka masuk kekamar. Setelah melihat Wilasa menutup pintu kamarnya, mereka bergenti tertawa.

"Bener 'kan kalo gue ikut Lo, Elo bakal ngasih tau apa aja yang dilakuin Wilsa setahunan ini?" Kavita berbisik pada Jasper.

Jasper mengangguk, "Semua. Semua bakal kukasih tau, asal Kamu ikut aku."

Kavita mengangguk paham, dirinya berdiri. "Kalo gitu gue pamit sama Wilsa dulu bentar."

"Harus." Sahut Jasper, tersenyum penuh arti.

HEARTBEAT (WINRINA) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang