3. perihal kahyangan.

139 17 0
                                    

Marvel menatap wajah Giselle dengan perasaan bersalah, harusnya tadi ia bertanya lebih dulu apakah giselle punya maag atau tidak, duh.. Marvel jadi makin merasa bersalah.

"Maaf." Hanya itu kata yang bisa keluar dari mulut Giselle.

"Lain kali bilang Selle." Ucap Marvel

"Iya.. gak lagi lagi deh kayak gini.." ucap giselle sambil menunduk, ia seperti sedang di omeli oleh pacarnya sekarang.

Cklek.

"Eum.. maaf ganggu bentar, vel, boleh nitip Giselle sebentar gak? Gue ada perlu nih, di panggil sama Bu fela tadi, sekalian tolong liatin ya biar makannya bener." Ucap Rena yang baru tiba, memberikan sebungkus roti dan air putih di botol minum.

"Iya, aman." Ucap Marvel.

"Gak, gamau, gue di kelas aja, lagian apaan banget makan siang sampe nyuruh Marvel liatin." Tolak Giselle.

"Gak ya jel. Lo kalo makannya gak di liatin bisa bisa bukannya tuh roti ke perut lo tapi malah ke tong sampah, lo kira gue gatau?!" Sewot Rena.

"Ren... Ayolah.. gue biar di kelas aja vel." Ucap Giselle.

"Gak, makan disini. Saya liatin, lagi pula biar ada yang nemenin saya bosen juga di sini sendirian." Ucap Marvel lalu duduk kembali di kursinya.

Giselle cemberut, bibirnya ia majukan sambil menerima roti dari Rena.

"Gausah cemberut gitu, lo gak lucu. Udah ya, makasih vel udah jagain bayi gue sama Lia " Ucap rena lalu berjalan keluar.

"Iya sama-sama." Jawab Marvel.

"Marvel... Gue balik aja ya ke kelas..." Ucap Giselle masih berusaha membujuk Marvel.

"Diem dan makan di sini atau saya suapi?" Tanya Marvel

Deg.

'AAAAAA RENAAAA! GUE MAU DI SUAPIN MARVEL ANJING, ADUH BANGKE HATI GUE YAALAH RENAAA! INI GARA GARA LO YA! tapi gapapa aku seneng;)' batin Giselle yang sedang melamun usai mendengar ucapan Marvel barusan.

"Malah melamun, makan sekarang, Giselle." Titah Marvel, Giselle yang langsung sadar pun membuka bungkusan roti itu lalu mulai memakannya sedikit demi sedikit.

Ruangan menjadi sunyi sebab tak ada yang membuka suara, Marvel pun hanya mengamati Giselle yang terlihat lucu saat makan, sepertinya anak itu makan dengan perasaan dongkol.

'yaalah, jijel udah gak kuat diliatin Mulu ya Allah, gimana ini..? Jijel mau ke kahyangan aja rasanya, balik jadi peri, eh? Kahyangan itu tempat buat peri gak sih? Apa putri?' Batin Giselle yang tanpa sadar membuat raut berpikir yang lucu.

"Mikirin apa?" Tanya Marvel.

"Kahyangan itu tempat buat peri apa buat putri kerajaan sih?" Tanya Giselle.

"Tiba-tiba mikir kayak gitu? Random banget kamu." Tanya Marvel

"Gatau, tiba-tiba aja kepikiran, jawab aja sih, kahyangan itu tempat siapa?" Tanya giselle

"Emang kenapa sih nanya itu?" Tanya Marvel ikut kepo.

"Ih! Jawab dulu vel..." Rengek Giselle, dirinya jika sudah penasaran ya akan penasaran sampai ke inti bumi, kalau belum ketemu jawabannya ya akan terus di cari, contoh ; ketika mos selesai Giselle yang masih penasaran dengan Marvel terus mencari tahu marvel kelas berapa, hingga puncaknya tentang Marvel memiliki pacar atau tidak, ya.. kesannya memang seperti penguntit, itulah Giselle.

"Gatau, tapi kayaknya sih peri dari putri kerajaan, jadi tuh dia putri tapi peri, gimana sih jelasinnya?" Bingung Marvel, ia sendiri bingung ingin menjelaskan seperti apa.

"Hah?" Tanya Giselle yang ikut bingung

"Jadi tuh putri kerajaan tinggal di kahyangan tapi mereka itu peri, paham gak sih?" Tanya Marvel.

"Wait wait.." giselle nampak berpikir keras hingga dahinya mengernyit. "OH! Tauuu!" Pekik Giselle senang.

"Good girl, saya jadi gak perlu cape cape banget ngejelasinnya ke kamu." Ucap marvel membuat hati Giselle dag-dig-dug kala mendengar kalimat 'good girl'

Hingga tak terasa roti yang Giselle makan sudah habis, Giselle pun meminum air dari botol minumnya.

"Makasih vel udah nemenin, gue mau balik ke kelas." Ucap Giselle

Belum sempat marvel menjawab Giselle sudah menyela ucapannya. "Udah mau masuk, bentar lagi juga pulang, masa iya gue gak balik ke kelas? Bye vel.." ucap Giselle lalu melambaikan tangannya pada marvel sebelum keluar dari ruang UKS.

Marvel terlihat murung, yah.. ia kehilangan teman berbicara lagi.. padahal ia sudah senang dengan kehadiran Giselle.

-to be continued..

Duh neng Giselle.. bisa bisanya sesantai itu pas sama mas crush, aku bukan tanpa sebab ya bikin Giselle kayak gitu, soalnyaa aku ke crush aku juga cool dan berusaha seperti tak terjadi apa-apa, hehe.

Wes wes, lanjut aja ke bab selanjutnya

Crush || Markselle [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang