01 || Pertemuan menjengkelkan

687 226 725
                                        

Kara menatap Sekolah SMA Madrasahordo Nusantara. Untuk yang ke-2 kalinya, ia di pindahkan ke sekolah barunya. Sebelumnya, ia sudah bersekolah di London—Hampton High School. Itu nama sekolahnya. Namun, Ayah dan Ibu nya— Kayla dan Leon. Memindahkannya ke sekolah SMA Madrasahordo Nusantara. Sekolah ini cukup terkenal di kalangan siswa-siswi SMA di Jakarta.

Namun, entah apa yang Kara rasakan kali ini. Ia merasa seperti sedang di perhatikan oleh seseorang, dia menengok ke arah belakang—Lapangan Basket kelima sekolah itu. Luasnya mungkin akan di perkirakan, sekitar 2.000 meter itu.

Dan, saat ini. Ia merasa di perhatikan seseorang—di mata-matai. Entah apa yang ia rasakan saat ini. Namun, hatinya masih merasa gelisah ketika merasa ada yang menatapnya, melihatnya, bahkan memotretnya.

"Papa pergi dulu, ya. Mau kerja!" Itu suara Leon. Lambaian tangannya, berhasil memudarkan lamunan Kara dalam sekejap mata.

Kara yang menunduk, kemudian mengangkat kepalanya. Tak menutup kemungkinan, ia masih merasa di intai. Namun, tetap saja. Ia menghapus jejak gelisah itu. Tangannya naik melambaikan, membalas sorakan Leon yang kini telah pergi dengan mobil Bugatti La Voiture Noire itu.

"Aneh bener nih sekolah," celetuknya pelan. Ia berjalan ke sana kemari, menatap lapangan yang berisikan banyaknya sorakan para siswa-siswi yang menonton pertandingan basket di pagi hari.

Sekolah ini memiliki unsur yang unik, mereka yang berminat di bidang Basket, akan berlatih di pagi hari. Dan bagi mereka yang berminat untuk menonton, di perbolehkan untuk menonton. Jam masuk sekolah ini, di perkirakan pukul 07.30 WIB. Di pagi hari tentunya. Jadi, tak akan ada yang terlambat.

Kara melangkahkan kakinya, melihat salah seorang siswa laki-laki, dengan nickname yang tak sengaja jatuh—Raxel Orizon Kendry. Itu adalah nickname salah seorang pemain basket, dan kini ia masih sibuk bertanding dengan Class XII Madrovia. Kara paham artinya. Dan mengartikan, bahwa Raxel. Cowok itu adalah salah seorang murid kelas XI Madrovia.

"Apaan banget nih cowok, malah ngejatuhin nickname-nya sendiri." Cewek itu berdengus pelan, kemudian melanjutkan langkah kakinya. Memperlihatkan ruangan sekolah itu yang sangat tertata rapi.

Bisa di lihat dari temboknya, yang memperlihatkan keindahan alam. Serta, banyaknya mading yang memperlihatkan betapa berprestasinya para murid-muridnya Madrasahordo Nusantara. Pajangan poster wajah para siswa-siswi, membuat gadis itu terpukau.

Tap...

Tap...

Tap...

Ia melihat ke sana kemari. Telinganya tak sengaja mendengar sesuatu, ucapan seseorang. Gadis itu berjalan pelan ke arah sumber suara, ia semakin jelas mendengar suara itu.

Kara sudah meletakkan ranselnya—Michael Kors di atas bangku yang terletak khusus untuk anak pindahan dari luar. Di sekolah ini, kelihatannya untuk sistem pindahan dan murid yang masuk ke sekolah biasanya, sangat berbeda.

Untuk murid pindahan dari luar, memiliki desain berwarna biru. Dengan corak lukisan indah di Nusantara. Juga memiliki corak tanaman, pepohonan dan hal lain—berkaitan dengan alam. Beberapa juga, memiliki corak lautan dan pegunungan. Jikalau lautan, memiliki unsur gelombang laut, cahaya matahari, serta banyaknya tanaman di sekelilingnya. Di lapisi dengan cat yang indah. Dengan kursi khusus untuk anak pindahan dari luar—bagian luar negeri.

Berbeda dengan murid-murid pindahan dari luar negeri, murid pindahan dari lokal—dalam negeri berbeda jauh dengan pindahan luar negeri. Desainnya terlihat sangat sederhana, namun menarik perhatian banyak orang. Hal inilah yang menjadi penyebab, Sekolah SMA Madrasahordo Nusantara, di minati banyaknya orang dalam jumlah besar. Tak menutup kemungkinan, banyak orang luar bersedia mendaftarkan anaknya di sekolah ini. Di hiasi dengan corak langit, banyaknya lukisan burung-burung berterbangan—berkicau, bahkan terlihat sedang tertawa. Di tambahkan dengan kursi dengan bahan langsung dari Indonesia.

Mystro Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang