Last Farewell

20 1 0
                                    

Angkasa beserta segala tata surya menggantung indah menghiasi galaksi adalah suatu mahakarya terhebat ciptaan Tuhan, tak terkecuali kau; anugerah yang selama ini kucari tuk membuat hitam putih kehidupan menjadi beragam.

Aku menganggapmu sebagai kejora bertabur gemerlap cahaya. Menakjubkan dan membuat jutaan pasang menikmati.

Aku hanya mampu melihat dari kejauhan. Tentu kau ingin selamanya berada diatas sana, bukan? Menemani langit kelam, menjadi bintang paling terang benderang diantara banyaknya bintang. Dalam keadaan layaknya begini, haruskah aku menuruti apa kata ego? Membiarkan karirmu hancur asal kita tetap bersatu.

Tidak, aku tidak sejahat itu.

Sejatinya cinta lebih membutuhkan tindakan ketimbang perkataan.

Dan akan kutunjukan kepadamu, seberapa besar aku mencintaimu melebihi luasnya samudra. Seberapa sakitnya aku berkorban sendirian. Seberapa lelahnya aku menanti asa yang belum tentu nyata.
Teruntukmu, semestaku..."
.
.
Last Farewell
Starring by, Kim Mingyu
Alea (OC)
Genre: Romance, Angst
.
.

Sekian warsa berlalu mengiringi lika liku atas kepingan cerita tentang perjuangan Kim Mingyu mewujudkan sebuah angan menjadi nyata lewat keringat, darah dan air mata. Menggadaikan kebebasan serta masa muda dengan berkutat di sudut ruang penuh cermin, refleksi diri terus bergerak menari seolah tiada hari esok. Fisiknya diforsir untuk prima setiap saat juga tuntutan bersikap profesional. Ketika lelaki tersebut berpijak di atas panggung bersama jutaan sorot atensi berpusat padanya, ia tak berbahagia sebab ada harga yang harus dibayar sebagai persembahan atas nama pengorbanan.

Tentang rindu yang mencari pemiliknya

Mingyu tidak sampai hati harus membuang memori indah dengan sang terkasih. Seperti nadir perasaannya karam diterjang ombak tanpa pernah bersinggah, dibutakan oleh ego dan ambisi. Yah, memang hubungan tersebut sudah berakhir sejak lama jauh sebelum ia terjun dunia popularitas namun nyatanya masa lalu masih menahannya hingga kini, sukar melupakan cinta yang terpatri sejak lama. Bagaimana senyuman itu terbingkai pada rupa cantiknya, tingkah laku menggemaskannya saat merajuk, ia menyimpan kisah manis tersebut dalam sanubari.

Bahkan Mingyu hanya bisa memantaunya dari kejauhan, diam menatap lamat seorang gadis di ujung sana yang berlenggak lenggok menghampiri meja pelanggan. Ia mengeratkan setir kemudi gusar, persetan dengan semua ini. Lelaki tersebut menyesal dan hendak berusaha memperbaiki hubungannya, tanpa sadar Mingyu bangkit keluar dari mobil sembari berjalan menuju kedai kopi hingga sampai di depan mata.

Dia mendongak, menatap penuh raut kebingungan akan pria berpakaian serba hitam dan wajahnya tertutupi masker. Pandangan diantara mereka saling bertemu menimbulkan suasana hening di tengah keramaian sebelum mengulum senyuman ramah seraya berujar, "Ada yang bisa saya bantu, tuan?"

Dan lagi, tubuh Mingyu mendadak kaku membatu.

"Alea..." batinnya lirih.

Jarak diantara keduanya terpaut saling berhadapan, berdiri diam membisu tanpa menjawab pertanyaan yang barusan dilontarkan. Ia mengulik seolah tidak asing meski tak bisa melihat paras wajahnya secara keseluruhan, mengapa Alea seperti mengenalnya? Ah, tidak mungkin. Mustahil jika sosok terdahulu beraninya datang kemari dan menemuinya secara langsung secara langsung.

"Tuan?" ujarnya mengintrupsi. Jemari Alea terangkat tuk menepuk bahu lelaki itu, tetapi ia menghindar lekas berlari menuju kendaraan mewah yang terparkir di samping halte bus. Dari gelagatnya, bagaimana cara dia berjalan, tingkah laku canggungnya, Alea semakin yakin bahwa firasatnya selalu benar.

AkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang