"Cut off ceritanya?" tanya Reksa setelah mendengar cerita Avi yang mengunjungi Leni pagi ini.
"Yaa engga gitu cuman, gue sakit aja kalo liat muka dia. Jahat banget ngatain keluarga gue, untung cewek," runtuk Avi melirih.
Kini Avi dan segerombol temannya Taka, Reksa, Jeva, Alvin, Abim, dan Bobi berjalan di koridor yang sepi dengan santainya. Sepi karena mereka telat, santai karena mereka langganannya.
"Ya kan cewek lu dodol," kata Taka gemas.
"Apaan sih gue tu cuma... eh dek mau kemana?" Avi yang awalnya hendak menjawab, salah fokus saat melihat dua dik kelas manis yang membawa setumpuk buku ditangannya. Taka yang melihat itu reflek mengumoat. Disertai tatapan horor dari semua temannya yang melihat tingkah sok manis Avi.
"Si anjing langsung sepik aja bujangan," umpat Bobi.
"Kita kak?" tanya anak itu kebingungan. Tak percaya seorang Avisena menyapanya. Avi mengangguk tersenyum tipis. Niat menunjukkan pesonanya.
"Mau ke perpus kak, balikin buku kemarin belom sempet balikin," kata cewek itu merekah tersenyum manis. Biasanya tipe Avi nih kalau begini.
"Pagi gini udah makan risol gue belom? Rugi dong sehari ngga nyobain risol gue," Abim sudah maju selangkah menawarkan dagangan risolnya.
"Berat tu dek, biar gue aja yang temenin," kata Taka sok genit, setelahnya menoleh pada Jeva di sebelahnya. "Jep ambil Jep bukunya," kata Taka tanpa dosa menyuruh Jeva bawakan. Yang seketika membuat Jeva melotot tak terima. "Kok gue??? Lo bilang gue peliharaan lo gue telanjangin lo tengah lapangan," kata Jeva menekan setiap katanya.
"Eh apaan si lo pada, lagi ngomong sama gue ini elah minggir-minggir," Avi menyerobot kembali, mendorong temannya untuk mundur. Dua anak itu langsung berbinar. Merasa senang bisa berbicara dengan geng ini.
"Eh woy kasian anaknya jadi ditolongin apa engga?" Reksa ikutan nimbrung.
"Pelanggan gue kabur elahh!" Abim berdecak kesal. Menarik rambut Taka ke belakang.
Dua anak tadi kebingungan, awalnya senang tapi mereka memilih untuk pergi karena takut terlambat masuk ke kelas. Tapi acara dorong dorongan itu masih berlanjut. Avi mendorong wajah Taka yang sedang juga mendorong dada Avi menjauh. Yang lain berusaha memisahkan sementara Bobi hanya geleng-geleng tak peduli.
"HEHHH YOU PADA BELOM MASUK KE YOUR CLASS?? WHAT ARE YOU DOING HERE??"
Lagi ribut seperti itu MIss Aryin datang dengan jalannnya etergesa-gesa tapi masih elegan. Avi seketika menegakkan tubuh, merapikan diri. "Ini mau masuk kok Miss, jam pertama kimia, pelajaran kesukaan saya itu. Makannya ngga mau telat," ucap Avi tersenyum manis. Padahal sudah telat.
Bobi si satu kelasnya itu menahan diri, berusaha tak menyahuti. Hanya bisa mengumpat dalam hati. Sedangkan Abim tak tahan refleks menyambar. "Pelajaran pertama B indo," katanya membenarkan, membuat Avi hampir saja spontan ingin menendangnya saat itu juga.
"Gerombolan begini suka telat, kalian beda class kan? Your dasi where?" tanya Miss Ayrin galak. Berkacak pinggang hendak meledak.
Mereka semua yang memakai pakaian acak-acakan itu seketika panik membenarkan seragam. Merogoh saku dan tas mencari keberadaan dasi. "Mau school apa mau tawuran? Acak-acakan begini. Rapiin baju kalian, miss tunggu sampai your uniform benar rapi," kata Miss Ayrin beralih melipat kedua tangannya.
Yang rapi di situ hanya Abim, dia memang selalu rapi karena anak mami. Merasa paling benar jadi bergerak ke belakang tubuh Miss Ayrin, memandangi mereka sambil geleng-geleng seakan berada di kubu Miss Ayrin. Reksa yang melihat gayanya itu mengumpat kecil menatap tajam. "Saya udah rapi kan Miss, murid kesayangannya Pak Edi nih," kata Abim membanggakan diri, membusungkan dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sea For Blue Whales
Novela Juvenil⚠️DILARANG PLAGIAT! GUE VIRALIN, TUNTUT MAMPUS NNTI⚠️ "Kamu pernah bilang kalau kamu lautku Karang. Seperti namaku, Lara. Kita akan tetap bertemu ditepi saat semua orang mengutarakan lukanya dengan laut. Kamu adalah penyembuh Lara. Kita akan selalu...