CHAPTER 2

193 36 83
                                    

Happy Reading

ELVENTURE
.
.
.
.
.

__Malam semakin larut, udara dingin semakin menusuk ke tulang dan gelap nya malam hanya di terangi oleh sinar rembulan. Mereka berempat tidak berani menyalakan senter karena takut ditemukan oleh anak itu.

Solar, Halilintar, Ice, dan Taufan berdesakan di balik sebuah kios bekas permen kapas, dengan gugup mereka berusaha untuk tidak membuat suara barang sedikit pun, bahkan Ice membekap mulutnya sendiri menggunakan bonekanya.

Tap... tap... tap...

Suara langkah kaki mulai terdengar, membuat mereka menahan nafas saat langkah kaki tersebut mendekat ke arah kios bekas tempat mereka bersembunyi.

"Hihihi..."

Bulu kuduk mereka seketika berdiri setelah mendengar suara dari anak perempuan yang tadi dilihat oleh Solar.

Mereka berempat kembali teringat kejadian sebelum mereka ikut terseret dalam permainan petak umpat yang taruhan nya adalah nyawa, dengan sosok anak perempuan tersebut. Mengingat hal itu, seketika mereka merengut kesal.

'Ini semua salah Eza!' Dengan kesal, Ice mencengkram erat bonekanya.

'Siap-siap gue bacok lo Blaze!' Gigi Halilintar menggertak dengan kesal.

'Otw unfriend kita Za!' Taufan terpejam, mengingat-ingat kembali masa sebelum nyawanya terancam.

'Kalau gue ketangkep, gue gentayangin lo Blaze!' Alis Solar menukik tajam, seakan-akan dia sudah siap untuk membuat Blaze menyesal.

Ohh andaikan saja kalian melihat ekspresi mereka, mungkin kalian sudah lari terbirit-birit karena takut di bantai oleh mereka. Namun, hal itu tidak diperuntukan untuk kalian, karena sasaran mereka adalah Eza atau Blaze.

Agar lebih jelas bagaimana kejadian sebelumnya, mari kita flashback beberapa waktu sebelum nyawa mereka terancam.

Flashback

__Taufan dan Blaze saling bertatapan dengan raut wajah tegang, Ice masih setia memeluk boneka nya, Duri langsung menatap intens pada titik yang Solar tunjuk, selebihnya Halilintar dan Gempa yang berusaha untuk tetap tenang.

"Apa sosok itu keganggu sama kita?" Halilintar bertanya dengan tenang.

"Gak tau sih, tapi kayak nya dia ngomong sesuatu." Ucap Solar ragu-ragu.

"Apa kata nya?" Mereka semua bertanya.

Solar diam sebentar.

"Ayo bermain!"

Mereka berenam terperangah, lalu mereka kembali menatap tempat anak perempuan berdiri tadi. Betapa terkejutnya mereka mendapati sesosok anak perempuan berambut pendek memegang suatu benda.

"Wehh, gue liat tuh bocah!" Blaze berbisik dengan mantap.

"Gue juga bisa liat tuh bocah!" Balas Taufan juga dengan berbisik.

"Hiks...hiks..."

"Hah?"

Seketika semua menoleh ke sumber suara, ternyata itu ialah suara Duri yang sedang mengeluarkan air mata.

GENG ELVENTURE: Bloody Park [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang