Ingat ini hanya fiksi, semua muse tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh di dunia nyata!
Kavita pulang lebih dulu, di apartment, Hanni juga baru selesai membersihkan diri. Sembari menunggu si pemilik rumah kembali, mereka tengah berjibaku membuat makan malam bersama.
"Disini gak ada tempe, ya?"
"Ada Kak, tapi yang jual tempatnya agak jauh." Hanni menjawab tapi dirinya tak melepaskan perhatian pada soup yang tengah dia aduk.
"Kak Wilsa suka apa?"
"Dia makan apa aja, kok. Tapi juga yang gak pedes banget." Kavita membantu Hanni memindahkan soup ke dalam mangkuk- mangkuk. "Kalo disini dia sukanya makan apa?" Giliran Kavita yang melempar tanya.
Hanni menghentikan kegiatannya, ia nampak berpikir. "Apa aja yang penting simple, kak Wilsa biasanya makan dari tempat makan siap saji. Katanya yang penting cepet." Jawab Hanni.
"Kenapa gak Lo tegur anaknya, sih?!" Kavita tiba-tiba merasa kesal, Hanni merasa agak takut sekarang.
"Dia itu kok gak bisa jaga pola makannya, sih?! Harusnya dia makan healthy food sama jaga gaya hidupnya! Apa dia gak sadar kal—" ucapannya terhenti.
Kavita lupa bahwa Wilasa menyembunyikan fakta tentang pendonor ginjalnya. Tak ada orang lain yang tahu, bahkan awalnya dia pun tak tahu.
"Maaf, Kak... lain kali biar aku ingetin." Hanni berkata pelan karena dia melihat raut khawatir diwajah Kavita.
Kavita menghela nafas, ia pun tersenyum menenangkan Hanni yang sepertinya merasa takut padanya.
"Gak pa-pa, maaf ya... udah sempet marah- marah." Ia mengelus lengan Hanni. "Biar gue aja yang ngingetin, sekarang udah ada gue. Gue yang bakalan selalu ingetin Wilsa."
TIT TITT...
Mereka berdua mendengar tombol pintu terbuka. Kavita tersenyum lebar, Wilsa-nya telah pulang.
"Biar gue aja yang nyamperin anaknya." Kavita beranjak dengan senyum merekah.
Begitu sampai di lorong depan pintu masuk, senyumnya seketika luntur. Wilasa pulang, namun Wilasa tak sendiri. Seorang wanita yang dia kenal sebagai Miss Mehendra, tutor Wilasa, turut terlihat dibelakang Wilasa.
"Ini enak banget, udah lama aku gak makan masakan Indo. Makasih ya, udah ngajakin makan malam." Sana yang juga duduk di samping Hanni mengasak rambutnya.
Hanni mengangguk senang, ia tersenyum lebar, Hanni bangga pada masakannya yang dipuji Sana.
Wilasa makan dengan tenang, sesekali ia melirik pada Kavita yang mengaduk asal soupnya tanpa berniat memasukan kemulut.
Sekarang Sana beralih pada Kavita yang ada di hadapannya, "Kamu Kavita 'kan, kakaknya Wila yang ada di Indo?" Kavita mengangguk tanpa berniat melihat Sana.
"Kesini buat liburan? Berapa lama?" Tanya Sana kembali.
Kavita yang merasa pertanyaan dari Sana kurang sopan hendak ia protes, tapi Wilasa keburu menyela.
"Aku udah selesai."
Mereka semua melihat Wilasa, benar, piring dan mangkuknya telah kosong. Hanya ada beberapa potong wortel yang memang tak dimakan oleh Wilsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBEAT (WINRINA) ✔️
Storie d'amorePenjaga jiwa itu muncul dari belahan jiwa. Di mana penjaga jiwa akan menunjukan cintanya pada belahan jiwanya. Cerita ketiga dari Heavy Heart series.