Pada saat wanita berambut pirang itu mengerang namun suara erangan itu berubah menjadi gerutuan, Lisa membuka matanya dengan jelas dan berkedip. Mendapati Jisoo melotot padanya dengan tangan mencengkram kuat tangan wanita pirang itu.
“Kau benar-benar bodoh, Lisa. Bertindak seperti wanita mabuk padahal hanya minum jus jeruk. Kemari, ayo pergi.” Ceroros Jisoo mengomel yang membuat Lisa cemberut.
“Padahal aku baru saja menikmatinya.” Gumam Lisa ketika dengan pasrahnya dia membiarkan Jisoo menarik tangannya.
Seperti anak kecil yang tengah pasrah di tarik oleh seorang ibu, Lisa hanya bisa cemberut. Dia menoleh ke wanita pirang yang kini sudah menari dengan seorang wanita lainnya. Dia menghela nafas, sedikit kesal karena dia butuh sesuatu untuk mengalihkan pandangan ke arah lain.
Dia tidak tahu kemana Jisoo membawanya pergi sampai kemudian Jisoo berhenti melangkah dan Lisa mengikuti langkah itu.
“Hai, sayang.”
Sayang?
Penasaran, Lisa melirik untuk melihat siapa yang Jisoo sapa. Dan Lisa melebarkan mata saat Jisoo dengan tiba-tiba saja duduk di pangkuan seorang wanita pirang — yang kini Lisa tahu namanya.
Chaeyoung.
Dan brengsek. Mereka berciuman.
Seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, Lisa berkedip berulang kali. Tidak. Jisoo selama ini tidak terlihat mengenal Chaeyoung. Tapi apa? Kenapa Chaeyoung dan sahabatnya berciuman? Lalu Jennie…
Adapun Jennie, memiliki ekspresi yang sama. Dia ternganga, mulutnya terbuka lebar. Dan ketika ciuman dua orang di depannya itu pecah, Lisa menyipitkan mata pada sahabatnya yang membenarkan letak gaunnya yang kini sedikit berantakan.
“Jisoo, kau tidak pernah bilang kau punya pacar.” Ucap Lisa melotot pada sahabatnya itu.
“Aku memang tidak punya pacar.”
“Tapi—”
“Aku pernah melakukan seks dengan Chaeyoung,” Jisoo dengan mudah mengakui, mengabaikan dua pasang mata yang melebar sementara Chaeyoung menyeringai bangga. “Tapi dia bukan pacarku. Iya kan, sayang?”
“Hm. Kami tidak berpacaran.” Chaeyoung menjawab dengan tegas. “Hanya berhubungan seks dan berciuman itu sangat biasa, Lisa.”
Kepala Lisa tersentak ke arah Jisoo. Dia tidak tahu bahwa Jisoo memiliki kehidupan seks seperti itu. Sejak kapan? Dia bahkan tidak tahu bahwa Jisoo pernah melakukan seks dengan Chaeyoung. Sahabatnya itu tak pernah mengatakan apapun.
“Kau tidak pernah bercerita apapun padaku, Jisoo.” Ucap Lisa menatap dengan pandangan tak percaya.
“Karena itu hanya seks, bukan apa-apa. Kenapa aku harus menceritakannya padamu? Kau sendiri tidak pernah menceritakan hubungan seksmu padaku.”
Lisa mengalihkan pandangan ke arah lain. Kenapa juga Jisoo mengatakan itu padahal dia tahu bahwa meskipun dia sangat bisa merayu seorang wanita, dia tidak bisa membawa wanita asing ke tempat tidur.
Karena ya, Lisa mungkin bisa membiarkan orang menyentuhnya di bar dan dia bisa menyentuh orang sembarangan di bar. Tapi membawanya ke tempat tidur? Maaf, itu adalah hal yang berbeda.
Liaa tidak melakukan itu.
“Sayang, kemarilah. Jangan berdiri saja.” Ucap Chaeyoung mengulurkan tangan dan Jisoo dengan mudahnya meraihnya, lalu begitu saja dia pun berada di pangkuan Jisoo lagi.
“Kau tidak akan duduk?” Tanya Jennie, bersikap acuh tak acuh, menyesap minumannya seolah dia tak mempedulikan kehadiran Lisa saat itu.
Lisa cemberut. Tak ada pilihan lain selain duduk di samping Jennie karena dia tak mau duduk di samping sahabatnya yang bisa saja berciuman kapan saja. Dia tak mau mendengar suara aneh dari sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - STORY ABOUT US [GIP || HIATUS]
Fanfiction[21+] Hei, apakah kalian ingin membaca sepenggal cerita kisah cinta klasik tentang aku dengannya? Tidak berbeda dengan kisah cinta klasik lainnya. Tapi disitulah letak indahnya cinta.