"Rora, mending lo tidur aja. Biar gue yang jagain Wilo." Haxel melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam.
"Tapi kak-"
"Gak papa, tidur aja!"
Rora pun menurut dan mulai memejamkan matanya. Ia membaringkan tubuhnya di sofa.
"Wilo, please bangun! Jangan gini Wilo." Bisik Haxel di dekat telinga Wilona. Ia menggenggam tangan Wilona kemudian mengecupnya beberapa kali.
Hari ini Haxel teramat lelah karena memikirkan bagaimana keadaan Wilona. Ia pun mulai memejamkan matanya.
03.00
Jari tangan Wilona mulai bergerak perlahan.
"Eung.." Suara Wilona tertahan.
Wilona mulai mengerjap-ngerjapkan matanya perlahan.
Setelah penglihatannya sudah jelas ia mengibaskan pandangannya ke seluruh ruangan.
"Di mana aku?" Gumamnya pelan.
Wilona melihat Rora yang tertidur di sofa dan laki-laki yang sedang menggenggam tangannya ini...
"Haxel?"
Haxel terbangun karena Wilona menggoyangkan tangannya.
"Wilo? Lo udah sadar?" Tanya Haxel dengan senyuman dan mata yang berbinar.
"Kamu lagi ngapain di sini?"
Senyuman Haxel memudar, "Maaf, seharusnya bukan gue yang jagain lo di sini. Gue udah bukan siapa-siapa lagi buat lo." Haxel berdiri dari tempat duduknya.
Dengan cepat Wilona menahan tangan Haxel, "Please jangan tinggalin aku!" Wilona meneteskan air matanya.
Haxel duduk kembali.
"Maafin aku Haxel. Kenapa aku gak mati aja sih? Aku udah cape sama semuanya. Emang aku gak boleh ya bahagia kaya orang lain?" Ucap Wilona dengan lirihnya.
"Lo pikir kalo mati semua masalah bakal selesai? Lo gak mikirin gimana nasib Rora nanti? Gimana sama nasib gue juga?"
Wilona melirik Rora yang tertidur, bener apa kata Haxel. Kalo Wilona mati, siapa yang bakal jagain Rora dari mama tirinya dan Winter?
"Kita bisa cari jalan keluarnya bareng-bareng tanpa harus putus." Haxel menunduk.
"Pikiran aku waktu itu lagi kacau banget, maafin aku Haxel." Wilona kembali terisak.
Haxel menggenggam tangan Wilona, "Gue bakal perjuangin lo, gue gak peduli apapun resikonya."
"Emang kamu berani ngelawan mamaku? Keluarga cowok yang mau dijodohin sama aku nanti?" Tanya Wilona bertubi-tubi.
"Pokoknya gue gak bakal biarin lo tunangan sama cowok lain! Lo cuma punya gue, Wilona."
"Makasih ya Haxel, makasih karena kamu gak benci sama aku." Bisik Wilona tak bisa menyembunyikan rasa harunya.
"Gue sayang banget sama lo, Wilona."
🦋🦋🦋
Setelah 4 hari dirawat di RS, Wilona sudah diperbolehkan pulang.
Justin yang nyetir mobil, sedangkan Haxel duduk di belakang nemenin Wilona.
Haxel berulang kali mencium pucuk kepala Wilona. Gadis itu menidurkan kepalanya di dada bidang Haxel.
"Yakin mau pulang ke rumah?" Bisik Haxel khawatir. Dia takut Wilona malah kena marah mama tirinya.
Wilona mengangguk, "Tenang aja, gak papa kok."
"Gue gak tega Wilo. Lo masih harus istirahat total, tapi mama lo pasti bakal nyuruh lo kerja di rumah." Haxel memeluk erat Wilona.
Justin mengintip pasangan bucin tersebut di spion tengah, "Kenapa gak bawa ke rumah lo aja sih Xel? Sekalian bawa sama Rora juga. Rumah ortu lo kan ada banyak."
"Gue pengennya gitu, tapi Wilo gak mau."
Wilona menengadah menatap Haxel, "Bukan gak mau, tapi aku harus pertahanin rumah itu. Itu rumah papa sama mama kandung kita, jangan sampe jatuh ke tangan mama Tamara."
"Oh iya paham." Justin mengangguk-anggukan kepala.
Haxel mengelus pipi Wilona, "Tidur dulu aja, ntar kalo udah sampe gue bangunin."
"Iya." Wilona memejamkan matanya. Posisi mereka masih kaya tadi berpelukan.
"Gue ikut seneng liat kalian balikan. Kemaren lo udah uring-uringan terus kek orang gila njir, gue sama Jaden sampe khawatir." Ledek Justin.
Haxel ketawa ngakak, dia juga gak paham kenapa bisa kaya gitu cuma gara-gara cewek yang lagi tidur di pelukannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Michyeogane [Travicky] END✓
ФанфикHanya cerita Haxel yang mencintai Wilona secara ugal-ugalan :) Haruto Treasure x Wonyoung Ive