🌹{Mulai Bekerja}🌹

35 24 1
                                    

°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°

°

°

•____________________•

Tidak ada yang lebih cukup selain bersyukur, dan tidak ada yang lebih nikmat selain sehat.
•_____________________•























"Bu, Kay berangkat dulu yaa, doakan Kay semoga Kay diterima kerja." Pamit Kayfa kepada Tari

Tari mengelus pucuk hijab anaknya penuh kasih sayang, Ibu dari satu anak itu terus membatin dengan mendoakan kesuksesan anaknya baik didunia maupun di akhirat.

"Pergilah Nak, Ibu yakin Kay akan diterima" Ucap Tari sambil tersenyum manis

Kayfa mendonggak "Aamiin, semoga saja Bu. Tapi, kenapa Ibu Se-yakin itu? Kay hanya takut kecewa dengan kenyataan nantinya" Tukas Kayfa sambil memilin ujung hijabnya.

"Ibu hanya berfirasat saja Kay, dah sana. Nanti kamu telat lagi,"

Kayfa mengangguk. Sebelum pergi, gadis itu sempat mencium punggung tangan Tari dan menciumi wajah sang Ibu.

Kayfa mulai berjalan ke arah tukang pangkalan ojek. Disana gadis itu langsung menaiki ojek, sebisa mungkin Kayfa berpegangan pada belakang jok motor.

Sebelum menaiki ojek, Kayfa sudah memberi unjuk kartu nama yang terdapat alamatnya disana. Dan untungnya Mamang ojek itu tahu.

Ckitttt

"Disini, Mbak" Ucap sang ojek

Kayfa menuruni ojek tersebut. Mata gadis itu melihat teliti ke arah kartu nama tersebut, lalu dialihkan kepada beberapa perusahaan yang memang berdekatan.

Kayfa mulai merongoh tasnya dan memberikan ongkos 30 ribu ke arah tukang ojek. Kayfa menarik nafas Dalam - dalam sebelum memasuki perusahaan besar dihadapannya.

Tap

Tap

"Permisi" Sapa Kayfa saat berpas pasan dengan seorang wanita cantik

Wanita itu menoleh. Ia melihat penampilan Kayfa dari atas sampai bawah lalu menaikkan sebelah alisnya,

"Maaf? Apakah benar ini perusahaan Tuan Raymond?" Tanya Kayfa

"Iya benar. Memangnya kenapa ya? Ada perlu apa kau kemari?"

Kayfa menunjukkan sebuah kartu nama "Saya ingin melamar kerja, Mbak. Tuan Raymond yang memberi ini langsung kepada saya,"

Takdir KayfaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang