Happy Reading 🐈
•
•
•Seminggu berlalu 🍃
15:45
Hari ini, sinta datang berkunjung ke rumah damian bersama suaminya dan seorang wanita yang berusia sekitar 40 tahunan.
Ferdian yang baru kali ini datang mengunjungi rumah anak bungsunya pun langsung menghampiri menantu serta cucunya yang berada di ruang tengah tanpa menghiraukan Damian yang sudah berdiri ingin mencium punggung tangan nya, Ferdian menghampiri tari dan menantunya itu langsung mencium punggung tangannya saat dirinya sudah berada di hadapan sang menantu.
Setelah itu, ferdian beralih melihat cucunya yang tengah tertidur dengan nyenyak dan langsung saja ia cium pipi cucunya dengan gemas.
"Jangan di cium gitu, nanti anak Dami nangis" tegur Damian
Mendengar itu, Ferdian pun langsung menolehkan kepalanya ke belakang dan melihat anak bungsunya sudah berwajah masam.
"Loh! Kamu ada di situ? Sejak kapan?" Tanya ferdian
"Sejak papa baru lahir ke dunia ini" kesal Damian
Plak..
Sinta yang masih berdiri di sebelah Damian pun langsung menampar punggung Damian saat anaknya berkata seperti itu.
"Suami mama tuh, makin tua makin rese" balas Damian
Ferdian hanya terkekeh dan tak berniat membalas ucapan dari anak bungsunya, sedangkan Sinta kini ingin memperkenalkan seseorang yang dirinya bawa bersama sang suami tadi.
"Dami, tari. Mama ke sini sama mbak Inah. Beliau ini yang mama ceritain sama kamu kemarin, tari. Mbak inah yang mau kerja di sini" jelas sinta
"Ha? Kok gak ada yang bilang ke Dami kalau ada yang mau kerja di sini?" Tanya Damian
"Kamu diem, Dami. Ini urusan perempuan, kalau kamu gak sanggup bayar art, biar mama yang bayar" balas Sinta
Damian langsung diam dan membiarkan ibu serta istrinya berbuat sesuka hati mereka. Setelah itu, mbak Inah memperkenalkan dirinya kepada tari dan juga Damian.
"Mbak gak perlu manggil aku, non. Panggil nama aja, ya" ucap tari saat mbak Inah memanggilnya dengan sebutan non
"Gak enak, non. Masa saya manggil majikan saya pakai nama saja"
"Tap_____.
"Saya gak mau istri saya bekerja sedikitpun di rumah ini setelah mbak kerja di sini, jadi mbak boleh istirahat sekarang" ujar Damian dengan memotong ucapan tari barusan
Mbak inah pun hanya bisa menganggukkan kepalanya dan langsung pamit kepada semua orang yang berada di ruang tengah untuk menuju kamarnya yang barusan di tunjuk oleh damian.
Setelah mbak Inah pergi, tari pun langsung mencubit paha suaminya dengan gemas karna dirinya merasa sangat kesal.
"Aduh! Kok di cubit sih, yang"
"Kamu gak ada sopan sopannya ya, mas. Kesel aku" ucap tari
Sinta langsung menggendong cucunya lalu mengajak Ferdian untuk pindah ke ruang bersantai karna tak ingin menganggu kegiatan tari yang sedang memarahi anak bungsu mereka.
"Gak sopan gimana?" Tanya Damian dengan polos
Tari menarik nafasnya dalam dalam lalu menghembusnya dengan pelan agar rasa kesalnya sedikit mereda. Namun, kesal itu tak kunjung reda saat dirinya kembali melihat wajah sang suami yang saat ini sangat santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FIERCE HUSBAND [END✓]
Literatura FemininaMenceritakan tentang seorang guru yang akan bertanggung jawab dengan kehamilan muridnya, walaupun bayi yang di dalam kandungan sang murid bukan lah darah dagingnya.