NB.25

6.8K 810 53
                                    


Jennie pov.

Semenjak Lisa resign aku jadi kesepian, semangatku untuk pergi ke kantor berkurang karena Lisa tidak ada di dekatku.

Seminggu ini kami sama-sama sibuk, Lisa sibuk belajar mengelola perusahaan sedangkan aku sibuk meeting dengan beberapa klien ku. Tapi meskipun begitu kami masih menyempatkan waktu untuk bertemu dan makan siang bersama.

Aku sangat merindukan Lisa, rasanya seperti kami telah berpisah sangat lama.

Drrrtt..

Mataku langsung berbinar melihat nama kekasihku di layar ponsel.

Lili ❤️

"Hal-"

"Sayang kangen.." manja ku.

Lisa terkikik.

"Aku juga sangat merindukanmu baby"

Aah aku semakin merindukannya setelah mendengar suara lembutnya.

"Kamu masih sibuk sayang? Aku sedang tidak mood jadi aku menunda pertemuan dengan klien"

"Sebentar lagi pekerjaan ku selesai baby. Kenapa hemm, apa yang membuat suasana hati kekasihku menjadi buruk?"

"Kamu"

"Maaf jika itu karena aku. Apa yang mesti aku lakukan untuk mengembalikan mood mu, baby"

"Cepat datang kesini aku ingin memelukmu!"

"Iya baby aku akan datang ke sana, tunggu ya"

"Jangan lama-lama aku sudah tidak sabar memeluk tubuh mu" rengek ku.

"Kkkhh iya baby, ingin aku bawakan sesuatu?"

"Tidak usah, aku ingin kamu saja"

"Baiklah, aku juga tidak sabar untuk bertemu kekasih imut ku. I love you baby, muach"

"I love you more honey, muach muach muach"

Tutt

Aku menghela nafas dan merosotkan bahuku setelah panggilan terputus.

-

Tok tok

Mataku yang sempat terpejam kini terbuka lebar saat mendengar ketika pintu.

"Masuk" aku mengusap.

Ceklek

"Nona bos" aku melengkungkan bibir kebawah, itu Lisa kekasih hatiku.

"Sayang.." aku merengek minta di peluk.

Lisa tersenyum segera mendekatiku dan membawaku ke pelukannya.

"I miss you so much" aku memeluk erat tubuhnya lalu mencium bibirnya.

"I miss you too" Lisa mencium keningku.

"Sayang bagiamana aku semakin tidak bisa jauh darimu, aku sudah ketergantungan pada mu. Haruskah aku yang jadi sekretaris mu di perusahan mu?"

"Aku juga tidak bisa berjauhan dari mu baby tapi untuk menjadi sekretaris no, kamu punya tanggung jawab besar di sini, nona bos" Lisa menekan pelan hidungku.

Aku cemberut.

"Jarak sangat menyiksa" aku menyenderkan kepalaku di dadanya.

"Hmm, aku juga mengusahakan untuk bertemu dengan mu setiap hari baby. Kita harus saling melengkapi okey" Lisa mengusap lenganku.

Aku mengangguk.

"Sayang bagiamana kalau kita menikah saja? Aku ingin tinggal bersama mu saja" Aku menatap Lisa.

Lisa balas menatap dalam mataku.

"Nikah bukan main-main baby, pernikahan hanya di lakukan satu kali dan itu seumur hidup, yang artinya kamu sudah terikat dan tidak sebebas saat kita berpacaran" Lisa mengelus pipiku.

"Aku serius sayang, menikah denganmu adalah impianku. Hanya bawa aku ke pendeta maka kita akan resmi menikah" aku serius tidak main-main dengan ucapan ku.

"Aku tidak mau sesederhana itu, aku ingin pernikahan yang indah dan sakral, menjadikan mu ratu tercantik di atas altar" kata-kata Lisa membuatku terharu.

"Sayang aku semakin ingin cepat-cepat menikah dengan mu, please nikahi aku sekarang" aku memaksa!

"Baby no, tunggu waktu yang tepat maka aku akan melamar mu dan menikahi mu. Sekarang lebih baik kita makan siang, ayo" Lisa berdiri mengulurkan tangannya.

Aku mendengus kurang senang dengan perkataan Lisa.

"Selalu tentang waktu yang tepat. katakan saja kamu tidak ingin menikah dengan ku" aku berdiri tanpa menerima uluran tangan Lisa.

"Aku ingin sendiri, jangan mengikuti ku atau aku akan marah" aku melangkahkan kakiku dengan sengaja menabrak bahu Lisa.

"Baby bukan begitu maksudku kamu salah paham. Aku sangat ingin menikah dengan mu tapi bisakah tunggu sebentar, aku baru merintis dan butuh waktu untuk itu" Lisa menahan pergelangan tanganku.

"Aku tidak pernah menuntut mu Lisa, aku hanya ingin menikah dan tidak masalah jika itu hanya di gereja"

"Tapi aku ingin yang terbaik untuk mu baby, kita menikah hanya sekali dalam seumur hidup, aku ingin ini menjadi kenangan terindah untuk kita berdua. Jadi tolong tunggu aku mewujudkan itu, hemm"

Aku berdecak.

"Kamu belum mengerti juga Lisa. Sudahlah" aku pergi namun lagi-lagi Lisa menahan ku.

"Mengerti seperti apa lagi yang kamu inginkan Jennie Kim? Padahal sudah jelas aku ingin yang terbaik untukmu" Lisa menatapku serius.

Aku menatapnya tajam, paling tidak suka Lisa memanggil namaku.

"Biarkan aku ingin sendiri" aku dengan dingin melepaskan tanganku dari genggamannya.

"Kamu lari dari masalah Jennie" Lisa mengeraskan rahangnya.

"Silahkan jika kamu manganggap ku begitu" aku pergi dari hadapannya.

"Oke jika itu mau mu" Lisa pergi dengan langkah besarnya meninggalkan ku.

Air mata ku mendesak keluar, aku segera berlari ingin cepat-cepat pulang ke rumah untuk menenangkan diri.

•••

Tbc

27/04/24

Loh loh 👀

Menurut kalian yang salah siapa?

Vote komen lanjut.

nona bos [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang