"Ada apa ini?" tanya seorang guru yang baru saja datang dan melihat sebuah perkelahian di UKS dan saat mengetuk tak ada jawaban guru tersebut langsung masuk kedalam tetapi perkelahian Kannen dan Amel yang saling menjambak lalu saling menendang sedangkan Raxel? dia hanya diam tanpa aksi dan menatap Amel datar.
"Hentikan!" Teriak guru tersebut yang segera memisahkan Kara dan Amel yang sedang berkelahi.
Nafas yang memburu dan puncak emosional yang sangat meledak-ledak terpampang diwajah Kara tangan sedangkan Amel mengepalkan tangannya sangat kuat matanya melotot yang ingin memakan Kara.
"Sudah-sudah kalian ini baru saja jam istirahat sudah berkelahi, saya panggil kalian berdua ke ruang BK sekarang." tekan guru tersebut dan langsung pergi keluar dari UKS.
"Cepat!" Titahnya dengan lantang dan tatapan tegas.
"Gara-gara lo, gue yang baru aja masuk di sekolah ini masuk kantor guru!" Matanya menyorot kekesalan akan sifat Amel yang tengah egois. Ia pergi meninggalkan kedua orang itu, mereka saling bertatapan dengan hal berbeda.
Setelah Kara meninggalkan mereka berdua di dalam ruangan UKS, Amel tampak takut, ia nampak gelisah.
"Gue ga salah!" Egonya semakin menguasai dirinya, dia takut tapi dia egois.
"LO TUH EGOIS BANGSAT! PUNYA OTAK GA, SIH!? GARA-GARA LO KARA MASUK KANTOR, PADAHAL DIA MURID BARU! DASAR CEWEK JALANG!" Dia membanting alat-alat UKS itu ke arah Amel, dengan sigap menghindar dengan cepat.
Amel menghindar, tatapan sangat gelisah, dia menatap tak suka ke arah tingkah laku Raxel yang tak biasanya, "DIA MAU NGEHANCURIN HUBUNGAN KITA XEL! GUE GA SUKA, PUTUSIN ATAU GUE ADUIN BOKAP LO!?" Ancamnya sembari berteriak membalas perkataan Raxel.
Raxel menatap wajah Amel dengan tatapan tajam, "ADUIN AJA TERUS! ADUIN! LO BILANG APA TADI!? KARA NGEHANCURIN HUBUNGAN KITA!? LO YANG NGEHANCURIN HUBUNGAN BOKAP GUE!" Murkanya, dia membanting kasur UKS tersebut, hingga membuat Amel terkejut.
"LO MANUSIA YANG LEBIH RENDAH DARI SAMPAH! KALAU LO COWOK, GUE PASTIIN LO UDAH MATI DI TANGAN GUE! PERGI!" Teriaknya, nafasnya memburu, emosinya meledak seketika ketika mendengar ucapan Amel.
Amel mengambil ponselnya untuk menelpon guru sekitar yang sedang rapat tadinya. Tetapi naas, Raxel mengambilnya dan membantingnya.
"Ponsel ini yang selalu ngebuat gue sama bokap gue hancur, 'kan? INI BUAT LO!"
Prangg!
Layarnya pecah berkeping-keping, tangisan Amel menggelegar, untung saja Raxel sudah memasang alat pengedap suara.
Dia meraba-raba ponselnya yang sudah hancur berkeping-keping, dia sedikit terkena keping-keping layar ponselnya yang sudah hancur, tangannya berdarah. Ia meringis, tatapan memelas.
"Awhh! Sakit Xel," ucapnya pelan.
"ITU KURANG DARI PENDERITAAN GUE, MEL! LO KENAPA, SIH!? SUKA AJA SAMA YANG LAIN! DASAR CEWEK JALANG!" Makinya dengan kuat, dia menarik kuat rambut Amel.
"Gue pacar lo, Xel! Sekaligus tunangan lo!" Teriaknya sembari meringis saat tangan Raxel benar-benar menjambaknya.
"Gue ga sudi pacaran atau apapun itu yang berkaitan sama lo, dan gue ga suka sama lo. Jangan paksa gue." Tekan Raxel yang langsung pergi dari ruang UKS, Amel membeku. Tubuhnya kaku setelah mendengar perkataan Raxel lelaki yang selama ini ia kejar, adalah orang yang paling tidak suka dengannya.
"Lo itu harusnya sadar diri Mel! Lo jelek! Lo ga punya apapun itu! Lo ga punya kepintaran, lo cuma bisa jadi pembully! Lo hanya bisa ganggu hidup orang, termasuk gue! Lo parasit Amelia!" Raxel mengucapkan berbagai cacian dari mulutnya, dia membenci Amel tetapi tidak dengan cara seperti itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mystro
Mystery / ThrillerGenre: Misteri-Fiksi Remaja-Thiller Sinopsis: Kara, seorang siswi pindahan. Tengah mengalami masalah besar. Ia benar-benar tidak menyangka, bahwa dirinya akan terlibat dalam hal ini. Gadis itu menghadapi masalah aneh semenjak ia menginjak jenjang SM...