Karang baru saja turun dari mobilnya di parkiran sekolah. Senyumnya langsung saja mengembang begitu menginjakkan kakinya. Ia sudah tahu apa yang sedang terjadi di sekolah ini.
"Lo udah baca threadnya tentang Leni ngga? Gila ngga nyangka banget!"
"Leni anak sepuluh yang cantik itu kan yang ngaku deket sama Avisena? Ngga nyangka ya anjir, dia kepergok main sama om om,"
"Dia juga udah pernah jadi buron scam penipuan, gondol uang 80 juta pas tahun kemaren,"
"Kok serem sih anak SHS ada yang kaya gitu,"
"Mukanya polos anjir ngga kliatan samsek,"
"Bentar, dia yang kemaren diserang di kantin itu ternyata yang nyerang adeknya Avi. Si anaknya paling tau kelakuan Leni kaya gimana makannya ngga terima,"
"Oh pantes, ini juga ada yang ngirim menfess buat berhenti salah paham sama adeknya Avi pas kejadian kantin. Adel temennya tuh lagi ngelive ig jadi ke record dan ternyata si Leni yang mulai duluan,"
"Dia juga revenge porn, ngatain vulgar badan Avi. Parah sih ngeri banget,"
"Fiks sih, ini bakal di DO."
Karang tak bisa berhenti tersenyum puas saat melewati sepanjang koridor. Ini benar berita yang sangat meledak. Ia bahkan sangat puas begitu mendengar komentar buruk tentang wanita itu. Kini ia hanya perlu memastikan untuk meyakinkan Lara untuks sekolah lagi. Dan sepertinya ia butuh sedikit bantuan kali ini.
-
-
-
"Lo ngga papa Vi?"
"....Ha?"
Bobi mendesah kecil, menyodorkan sekaleng cola pada pemuda itu. Avi menerimanya dengan senyum tipis, menyelipkan rokoknya di kedua jari. "Thanks," ucapnya.
Pemuda itu nampak melamun sedari tadi, semenjak dirinya baru membaca thread yang menggemparkan pagi ini. Avi hanya berfikir, apakah benar Leni yang selama ini anak baik yang ia kenal ternyata pelaku kejahatan dengan semengerikan itu? Bahkan di thread itu tertera tubuh telanjang dada Avi yang sengaja disensor dan melampirkan chat dia yang mengirimkan di grup obrolan temannya. Bukankah itu sangat mengerikan?
Apalagi saat Avi mendengarkan langsung rekaman teman Leni dimana wanita itu jelas mengolok keluarganya saat di kantin kemarin. Avi benar sangat tak menyangka dan tak bisa langsung mencerna semuanya.
Pemuda itu menyesap kembali rokoknya dalam-dalam. Berusaha meminimalisir rasa pusingnya yang berat berfikir.
Cekrek
"Lo tau roftoop tempat terlarang buat diinjak anak Swadaya?"
Sedang tenang menikmati sepoian angin, mereka semua dikejutkan dengan Karang yang berdiri santai menatap ponsel dan tersenyum kecil. Ah, apalagi ini?
"Lo ngapain anjing!" Reksa berseru.
Taka sudah berdiri tak sabar, yang lain juga menatap marah. Reksa, Taka Jeva, Bobi dan juga Abim yang mengerlingkan matanya jengah. Roftoop memang tempat yang seharusnya tidak diinjak oleh Swadaya, selain berbahaya juga memang disini tak terdapat CCTV yang kemungkinan jika diizinkan untuk masuk akan jadi tempat untuk melakaukan kenakalan. Seperti mereka yang merokok atau membolos.
Roftoop Swadaya memang dikuasai geng Avisena saat ini. Bagaimana bisa mereka masuk itu tak perlu ditanyakan lagi. Avisena, penguasa sekolah yang bisa melakukan apa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sea For Blue Whales
Teen Fiction⚠️DILARANG PLAGIAT! GUE VIRALIN, TUNTUT MAMPUS NNTI⚠️ "Kamu pernah bilang kalau kamu lautku Karang. Seperti namaku, Lara. Kita akan tetap bertemu ditepi saat semua orang mengutarakan lukanya dengan laut. Kamu adalah penyembuh Lara. Kita akan selalu...