Ronald menutup pintu ruangan kerjanya, setelah ia dan salsa telah masuk kedalamnya.
"Mana ada orang selingkuh terus terang kayak tadi" salsa mengawali perbincangan seraya duduk di sofa tamu ruangan ronald.
Ronald terlihat mengulum senyumnya dan juga ikut mendudukan dirinya di sebelah salsa "Seru juga yah ngaku selingkuh kayak tadi, apalagi liat si radit radit itu kebakaran jenggot kayak gitu"
"Iseng banget sih kamu tadi ngomong kayak gitu ke radit"
"Bukan iseng, emang sengaja aku bilang kayak tadi. Bisa-bisanya dia ngomong suka dan sayang sialan kayak tadi ke istri aku" salsa hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat perubahan raut wajah ronald yang sebelumnya terlihat senang, kini berubah terlihat sangat kesal.
"Udah berapa banyak cowok disini yang bilang suka dan sayang sama kamu ?"
Salsa menaikan bola matanya terlihat berusaha mengingat-ingat berapa banyak pria yang menyatakan cinta padanya.
"Anjir! Sebanyak apa sih ampe lama banget mikirnya ?" ronald bergerutu.
"Banyak ron, aku gak inget"
"Jadi serius kabar kalo katanya di semua bagian sampe ada perwakilannya, pasti ada yang deketin kamu ?"
Salsa menyeringai menampakan deretan giginya yang berjejer rapi. "Bukannya sombong, tapi emang iya hehe"
"Tapi gak ada yang sempet kamu terima kan ?"
Salsa tertawa pelan, "Gak ada lah, aku kan punya suami"
"Oh kamu masih inget punya suami ternyata, kirain udah lupa"
Salsa menekuk bibirnya. "Ih kok gitu"
"Iyalah coba bayangin, kamu sama sekali gak pernah ngehubungin aku selama 2 tahun, apatuh namanya kalau bukan lupa masih punya suami"
"Kamu juga gak pernah ngehubungin aku" balas salsa dengan bibir yang semakin menekuk
"Kamu yang larang aku kan, kamu juga yang nyuruh-nyuruh aku pergi ninggalin kamu. So-soan bilang udah cinta sama orang lain lagi" Ronald memberikan jeda pada kalimatnya "Tapi walaupun kamu gak pernah ngasih kabar ke aku, aku tau semua kabar kamu. Makannya disana aku gak beneran gila, karna aku tau kamu baik-baik aja disini"
Mulut salsa terbuka saat ia baru menyadari sesuatu "Ih kamu nyuruh orang buat mata-matain aku ?"
"Sal, kalau gak gitu aku udah beneran gila disana, kalo gak tau sama sekali kabar kamu"
"Ih curang, kamu bisa tau semua kabar aku. tapi aku sama sekali gak bisa tau kabar kamu"
"Ya salah sendiri, kan kamu sendiri yang mau kayak gitu"Salsa semakin menekukan bibirnya
"Aku baik-baik aja selama disana, ya.. walaupun sambil nahan sakitnya yang gak main-main. Aku berusaha untuk tetap baik-baik aja buat kamu. Biar cepet balik dan pulang buat merjuangin kamu" Mendengar penuturan ronald membuat mata salsa kini terasa berkaca-kaca.
Ronald tersenyum dan menjulurkan tangannya untuk mengusap kepala salsa dengan lembut, lalu menarik tangan salsa agar mendekat ke arahnya, setelahnya didekap tubuh salsa ke dalam dadanya dengan erat.
Salsa membenamkan kepalanya di dalam dada ronald yang terasa keras dan sangat hangat itu. tempat ternyamannya. Tempat yang paling ia rindukan selama ini.
Untuk beberapa saat mereka hanya terdiam menikmati pelukan yang rasanya tak akan pernah cukup untuk mengobati rindu yang mereka tahan selama 2 tahun kemarin. Tangan ronald yang awalnya hanya mengelus-ngelus punggung salsa kini perlahan turun mengusap pinggang salsa dengan lembut dan terus bergerak semakin maju mengelus-ngelus paha salsa yang terbungkus celana kerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Healer - [End]
Teen Fiction- Sequel of Samely - Bisa membaca cerita samely terlebih dahulu RONALD AXELIO DALMENDRA Dimata kedua orangtuanya ronald adalah anak yang sangat manis dan penurut, selain dia punya wajah yang sangat tampan dia juga pintar. Terbukti ia menjadi asisten...