21

48 11 0
                                    

⬛⬛⬛

Saat ini Nara lagi di bonceng oleh Hao menggunakan vespa maticnya, jantung Hao rasanya udah kayak mau copot sangking deg-degannya.

Hao menghentikan vespa-nya karena lampu merah, Hao bisa melihat Nara yang memakai helm di kaca spion,
"Nara imut banget ya tuhan!" batin Hao.

"Maaf ya, lo pasti kaget banget!" ujar Hao sedikit berteriak takutnya Nara ga kedengaran.

"Ah iya gapapa kok kak!" jawab Nara yang juga sedikit berteriak.

Lampu sudah berubah menjadi warna hijau dan Hao segera menjalankan vespa-nya lagi. Selama di perjalanan sebisa mungkin Hao tidak terlalu kencang takutnya Nara tidak suka.

"Omong-omong ra, tadi itu adek lo kah?!" tanya Hao sedikit berteriak.

"Iya kak! Caca namanya!" jawab Nara.

"Mirip banget sama lo!" ujar Hao lagi dan Nara terlihat tersenyum.

"Mana ada cantikan dia kali kak!" imbuh Nara.

"Lo juga cantik.." ucap Hao.

"Hah? apa kak?" teriak Nara.

"Engga, tadi itu mamang bakso langganan gue!" ujar Hao sambil nunjuk salah satu kedai bakso yang ada di pinggir jalan, tapi itu beneran langganan Hao.

"Wah yakah? enak kah?!" tanya Nara.

"Enak banget ra! nanti mampir ya, pas pulang dari jenguk?!" tawar Hao dan Nara langsung diam.

"Ra?" panggil Hao.

"Eh ya kak?" sahut Nara.

"Mau kan mampir ke kedai baksonya waktu pulang nanti?!" tawar Hao lagi.

"Boleh deh kak, gue penasaran sama rasanya!" jawab Nara dan Hao tersenyum senang.

"oke!"

Akhirnya dua sejoli itu sudah sampai di parkiran rumah sakitnya, Nara segera turun dari motor saat mesinnya telah mati, gadis itu nampak kesusahan waktu melepas helm-nya.

"Kok susah sih?! perasaan tadi gampang pas pasang?!" batin Nara.

Hao yang sudah melepaskan helm-nya menoleh ke arah Nara yang terlihat kesusahan melepaskan helm-nya. Dengan cekatan Hao langsung mendekat ke arah Nara.

"Permisi," ujar Hao yang mengulurkan tangannya untuk membantu Nara melepaskan tali helm itu.

Nara menurunkan tangannya dan membiarkan Hao melepaskan helm-nya, Nara sempat melihat ke arah wajah Hao tapi tak berlangsung lama karena Nara yang notabenenya tidak terlalu suka menatap wajah orang lama-lama.

Berkebalikan dengan Hao, lelaki itu sekarang sedang curi-curi pandang sembari membuka tali helm itu.
"Bisa gasih Nara gue peluk sekarang?!" Hao terus membatin karena sangat gemas dengan gadis yang ada di hadapannya ini.

"Nah udah" ujar Hao sambil melepaskan helm itu dari kepala Nara.

"Makasih kak Hao" ujar Nara seraya merapikan rambutnya yang berantakan.

"Sama-sama" balas Hao sambil tersenyum.



"Kak biar gue aja yang bawa sini" ujar Nara masih mencoba merebut parsel yang ia bawa tadi, yang kini sedang di bawa oleh Hao dan udah berkali-kali Nara meminta buah bawaannya itu.

"Gausah, gue aja. Udah diem sst!" ujar Hao dan terus berjalan di lorong rumah sakit mencari kamar Chandra.

"Ah itu dia!" ujar Hao sambil menunjuk salah satu kamar dan tanpa di duga Ben keluar dari kamar itu.

D i a m - D i a m   ⚫  Choi Beomgyu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang