Bab 2

936 108 12
                                    

"Dasar bodoh!!,dia ingin menyembunyikan identitasnya tapi tidak sadar dengan apa yang sudah di perbuat"batin Gita dengan wajah datarnya.

___

"PardipuraMaheswa"batin Gito sambil melihat logo yang berada pada baju perang para perampok itu.

"Apa yang kalian inginkan?"tanya Gito dingin yang masih berada di atas kudanya.

"Serahkan semua yang kalian bawa!!"ucap salah satu dari mereka sambil menunjuk seluruh barang bawaan mereka.

Gito hanya menyunggingkan senyumnya lalu berkata"dasar bodoh!!"ucap Gito lalu setelah itu ia pun turun dari kudanya.

"Anda ingin harta harta ini kan?!"ucap Gito yang berjalan ke arah para perampok itu dengan menunjuk barang barang yang mereka bawa,dan perampok itu hanya mengangguk saja.

Gito kembali menyunggingkan senyumnya"Anda tidak kenal saya?"tanya Gito tenang halus tapi dingin sambil menunjuk dirinya dan para perampok itu hanya menggeleng saja.

Sedangkan Shani yang masih di kereta hanya bisa menatap Gito yang kini posisinya memunggunginya.

"Sepertinya anda salah mencari lawan"ucap Gito dengan senyum miringnya dan tak lupa juga ia mengeluarkan pedang yang berada pada pinggangnya.

"Banyak bicara!,serang dia!!"perintah salah satu dari perampok itu,dan dengan segera mereka menyerang Gito,tapi karena pemegang tahta tertinggi panglima perang adalah Gito,maka dengan mudah saja Gito melumpuhkan mereka semua.

Melihat anak buahnya yang sudah babak belur, pemimpin dari perampok itu pun segera mengajak anak buahnya itu pergi dari sana.

Melihat kepergian mereka,Gito pun kembali memasukkan pedangnya kedalam sarungnya,dan tak lupa juga ia menghampiri Shani yang berada di dalam kereta.

"Tuan putri tidak apa apa?"tanya Gito sambil menatap Shani,sedangkan yang di tatap hanya memasang wajah datarnya"Saya tidak apa apa"ucapnya,padahal jantungnya sekarang sudah berdetak sangat kencang.

Tapi sebisa mungkin ia menepis perasaan itu dan tetap bersikap dingin pada orang yang baru dikenalnya.

"Baik kalau begitu mari kita lanjutkan perjalanan!"perintah Gito pada semua prajurit yang ada di sana,dan dengan segera kereta yang membawa Shani itu pun berjalan dengan Gito yang mengawasi di belakangnya.

"Sungguh wajahnya sangat tampan"batin Shani sambil tersenyum tipis,lalu tak lama ia pun menepis perasaan itu lagi.

"Kau tidak boleh berfikir seperti itu"batinnya lagi sambil meyakinkan dirinya.

____

Sedangkan di tempat lain,tepatnya PardipuraMaheswa,para prajurit yang diperintahkan oleh salah satu panglima di sana sudah kembali dengan tubuh yang sudah babak belur dan penuh luka berdarah.

"Kalian kenapa?!"tanya panglima itu, terlihat wajah emosinya saat melihat para prajuritnya yang sudah babak belur.

"Maaf Panglima,kami tidak membawa apapun"ucap salah satu dari prajurit itu dengan memegang tangannya yang sudah tergores akibat sayatan pedang.

Panglima AdiwilagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang