Hujan membungkus pohon-pohon rindang diluar sana, untungnya mereka menemukan goa yang cukup besar ini.
Tes! Suara itu berhasil membangunkan Nila dari tidur lelapnya. Apa itu?! pikirnya. Bocor? Tidak mungkin, ini adalah gua dan bukan kamar asrama mereka. Nila beranjak dan memberanikan diri untuk pergi kearah sumber suara.
Tes! Suara itu sekali lagi terdengar, semakin dekat semakin jelas. Nila membelalakkan matanya, ia mengucek mata dan memastikan ini bukan igauan rutinnya setiap malam.
Tidak tidak! Ini nyata, sungguh nyata. Tepat didepannya, terdapat sebuah portal yang entah menuju kemana dan itu membesar dan terus membesar. Nila tak kuasa menahan, dia membangunkan seluruh warna.
Di saat malam semakin gelap, bulan dan bintang yang sama redupnya dengan cuaca saat ini. Para warna bangun dan menunjukkan reaksi yang sama seperti Nila tadi.
Putih tertawa dan membuat para warna menatap kebingungan. "Beginilah, ternyata beginilah cara kita melanjutkan langkah selanjutnya pada petualangan ini, sungguh sulit untuk dipercaya! Kalian tunggu apalagi? Ayo masuk kedalam portal itu."
Oranye gagap menjawab, "Apa k-kau serius?"Disisi lain, Merah telah bersiap dan bagaikan kecepatan cahaya, ia lari ke sisi portal dengan antusias tanpa memikirkan pendapat warna-warna lain. Dasar tabiat Merah.
Gerakan itu diikuti oleh Putih dengan senyum lebarnya serta warna-warna yang kebingungan dan mengikuti Merah pada akhirnya.
Sungguh, jika Nila dapat memutar waktu, dia pasti akan melakukannya. Walaupun portal ini memang benar adalah langkah selanjutnya dari petualangan mereka sekaligus bagian dari penentuan tentang entah yang mana kawan ataupun sebaliknya.
Terlebih lagi portal ini sangat amat tidak nyaman, membuat siapapun yang masuk kedalamnya terguncang-guncang.
Buk! Merah mendarat ditumpukan jerami, syukurlah portal itu mendaratkan mereka seperti ini. Warna yang melambangkan keberanian itu bangkit dari pendaratannya, warna-warna lain satu per satu mulai muncul.
"Ugh, aku tidak ingin masuk kedalam benda ini lagi!" seru Kuning.
"Hei Merah! Apa yang kau pikirkan? Kenapa kau berbuat seenaknya? Memangnya kau punya rencana apa setelah meluncur ke portal ini heh?!" alangkah banyaknya pertanyaan yang dilontarkan oleh Oranye, yang ditanya malah cuek mengangkat bahu.Putih melihat-lihat sekitar dan mengingatkannya pada sesuatu. "Oi! Kurasa kita bermain terlalu jauh anak-anak, kita berada dikawasan tersembunyi itu."
"Tersembunyi apa?" celetuk Ungu tanpa memikirkan jawabannya terlebih dahulu.Putih menepuk dahinya dan menghela napas pelan. "Tabiat pemula. Kawasan tersembunyi adalah kawasan dimana para warna-warna netral gelap berada. Mereka memang dicap sebagai kelompok netral tapi mereka sama sekali tidak menerima kunjungan atau interaksi dari warna lain dalam bentuk apapun sehingga akhirnya mereka menyembunyikan kawasan ini sedemikian rupa entah bagaimana caranya," ia berhenti sejenak.
"Aku juga warna netral kalian tahu? Tapi aku netral terang dan kami selalu menerima kunjungan kalian tanpa keberatan sedikit pun," lanjutnya sambil membusungkan dadanya dan memasang wajah arogan.
Persis setelah Putih menyelesaikan kalimatnya, terdengar seru-seruan dari kejauhan. Itu adalah penduduk kawasan ini, mereka datang dengan benda tajam dan wajah-wajah yang tidak bersahabat.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiruk Pikuk Warna
Fantasy"Pulau Anantara itu nyata adanya," Oranye berteriak lantang di ruang makan asrama pagi itu. Disitulah awal mula sebuah cerita dimulai, tentang ada atau tidaknya pulau yang orang-orang dambakan pada masa nya juga persahabatan serta perbedaan mereka y...