#04 || 𝐊𝐨𝐥𝐨𝐧𝐞𝐥 𝐊

9.2K 329 119
                                    


"Ya."

Dengan satu kata yang pria itu ucapkan, hati Tizanna luluh, Tizanna segera kembali ke tempat teman-temannya berada, memberitahu mereka tentang apa yang ia temukan serta kesempatan yang mereka miliki.

"Anna? Kau kemana saja? Lihat, aku berhasil mencuri beberapa uang dari seorang pria yang mabuk!"

"Dan aku mendapatkan roti baru yang kucuri dari toko roti, yah meskipun aku harus terjatuh dan terluka sih... Tapi luka itu layak untuk mendapatkan roti enak ini."

"Nah, apa yang kau dapatkan? Haruskah kita mengumpulkan semuanya--"

"Anu... Teman-teman...?"

"...?"

Seorang pria melangkah keluar dari kegelapan dan berdiri tepat di belakang Tizanna, semua anak itu menjadi takut dengan tubuh yang menegang, hal itu disadari sepenuhnya oleh Tizanna.

"Ja-Jangan takut, orang ini..."

Dengan penuh ketenangan, Tizanna mulai mengenalkan tentang siapa dan apa tujuan pria itu datang ke sini, ia juga menceritakan apa yang terjadi, dan dengan kemampuan penyampaiannya yang begitu baik pria itu bisa menilai jika Tizanna memiliki jiwa seorang pemimpin dalam dirinya, anak itu sungguh membuatnya tertarik.

"Be-Begitu ya..."

"Jadi, apa kalian bersedia ikut denganku?"

"...!?"

"Kalian aka menjalani pelatihan menjadi seorang agen, bertempur, dan memegang senjata. Bahkan, beberapa dari kalian mungkin akan diarahkan ke bidang farmasi, dimana kalian akan diajarkan tentang meracik obat-obatan khusus yang dikembangkan oleh organisasi."

"...!"

"Ba-Bagaimana dengan tempat tinggal?"

"Kalian akan diberikan tempat tinggal yang layak."

"Ka-Kalau makanan?"

"Kalian akan mendapatkan jatah makanan setiap hari tanpa perlu khawatir dengan hari esok. Akan tetapi, pastikan untuk tidak membuat kesalahan bodoh yang membuat kalian tidak bisa mendapatkan makan siang atau makan malam."

Semua anak itu masih berpikir akan tawaran yang diberikan, dalam hati mereka cukup bimbang akan pilihan yang akan mereka pilih, namun jika mereka mengabaikan kesempatan ini, mereka mungkin akan selamanya terperangkap di dalam lingkungan kumuh ini. Menjalani hari-hari penuh kelaparan dan kelelahan, hidup seperti seekor anjing yang dibuang, dipukuli, dan bahkan dikelilingi para preman hanya untuk dimintai uang.

"Aku..."

"Ada apa?"

"Aku tidak ingin dipukuli lagi!" seru seorang anak laki-laki.

Tizanna terdiam.

"Ya, aku juga tidak ingin melihat salah satu dari kita mati kelaparan atau sakit..."

"Hiks..."

"Sudah cukup hidup yang menyakitkan ini, aku tidak ingin dipandang seperti pecundang atau parasit, aku benci tatapan mereka!"

"Ada apa dengan mereka para orang kaya? Mengapa mereka menatap seolah-olah kita adalah parasit yang mengganggu? Apa karena kita miskin dan terlihat kotor? Tapi... Aku juga tidak mau hidup seperti ini, hiks."

"Aku juga tidak ingin ditindas oleh para preman itu lagi, rasanya sakit ketika mereka memukuli aku untuk mencuri semua hal yang ku dapatkan dengan kerja kerasku. Aku... lebih baik dipukuli karena ketahuan mencuri daripada harus dipukuli hanya untuk memberikan milikku pada mereka."

Tap.

Sebuah tangan kecil terulur menyentuh tangan Tizanna kemudian menggenggamnya dengan erat. Tizanna tertegun, gadis kecil itu sontak menatap si pemilik tangan.

KOLONEL K || DewasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang