EOTH; 02

563 59 3
                                    

02; Akhir Pekan Keluarga Kim

•chapter two; start•

"Gimana? Lo dapet apa hari ini?"

Junkyu yang baru saja memasuki kamarnya menatap jengah ke arah adiknya yang dengan sembrononya merebahkan diri di atas kasurnya malam ini. Memilih abai, Junkyu menggantungkan tasnya dan beranjak melepas tiga kancing kemeja teratas merasa gerah.

"Keluar, gih. Gue sibuk." ujar Junkyu.

Bukannya menurut, lathrothires dominan itu justru semakin menyamankan diri pada kasur beraroma menenangkan milik sang kakak. Junkyu itu memiliki aroma yang sangat Doyoung sukai, dan satu-satunya aroma yang akan membuatnya merasa berada di hamparan padang rumput.

Memang semenenangkan itu aroma Junkyu bagi sesosok Doyoung.

Doyoung terkekeh, "Coklat? Atau bekal yang ditempelin sticky note?"

"Nggak ada, Kim Doyoung. Udah gue kasihin ke Jaehyuk sama Asahi. Dah sana keluar, ganggu aja." balas Junkyu yang tengah sibuk menatap layar ponselnya.

Doyoung tergelak, namun tak mengurungkan niatnya untuk tetap berada di kamar sang kakak.

Junkyu itu mahasiswa yang populer. Terlepas dari keluarga Kim yang memang begitu disegani, Junkyu juga seorang pria yang hampir berada di kata sempurna. Tampan, mapan, cerdas, dan segala kelebihan bisa kalian temui pada pria satu ini.

Bagaimana manusia-manusia itu tidak tergila-gila dengan Junkyu?

Junkyu terlalu sempurna untuk dikatakan sebagai manusia. Tapi bukankah memang seperti itu kenyataannya? Junkyu bukanlah manusia...

"Besok-besok kalo dapet coklat atau begituan, kasihin gue aja!" protes Doyoung.

Junkyu menatap sinis adiknya, "Lah siapa lu?"

"Asal Lo tau ya, menyayangi seorang adik tuh bikin uang Lo nggak seret!" ungkap Doyoung melantur.

"Bilang aja mau gratisan, ribet amat." balas Junkyu.

Doyoung terkekeh, "Bukan gitu, bang. Bisa aja Bang Jaehyuk sama Bang Sahi bosen sama makanan-makanan yang Lo kasih, jadi mending besok-besok kasihin gue aja... Gue siap menerima segala makanan yang mereka kasih!"

"Mending Lo keluar, deh. Kuping gue pengang dengerin Lo ngoceh nggak jelas kayak gini. Gue mau nugas." usir Junkyu dingin.

Doyoung terlihat tak peduli dan justru mulai memejamkan matanya berniat tidur disana, "Nugas tinggal nugas, gue bakal diem deh abis ini."

"Keluar, Doy..."

"Gue nggak bakal ganggu, suer!" janjinya.

"Keluar atau gue bilangin ke papa kalo Lo yang mecahin guci kesayangan papa?" tawar Junkyu.

Doyoung tanpa banyak alasan segera bangkit dari kasur sang kakak. Berjalan lunglai menuju pintu keluar dengan wajah malasnya, "Tukang ngaduan!"

"Heh kemaren siapa yang ngadu ke papa kalo gue habis main ke club bareng Sahi?!" balas Junkyu dongkol.

"Iya-iya! Gue salah!" itu yang Junkyu dengar sebelum Doyoung benar-benar pergi dari kamarnya.

"Dasar cowok puber." gerutu Junkyu kembali fokus dengan laptopnya.

•••

"Tuan Hyunsuk, anda sudah ditunggu di ruang tengah oleh Tuan Yoshi."

Hyunsuk yang sedang disibukkan oleh pekerjaannya itu hanya menjawab dengan anggukan dan dehaman singkat. Melihatnya, maid itu segera berlalu pergi dari ruang kerja sang tuan dalam keadaan sunyi.

Ending of The HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang