~Happy Reading~
-oOo-
"Arghh.. hampir aja aku pingsan" Naya menghela nafas kasar, berjalan lunglai menuju ke tempat teduh.
"Lo tahu? Hal yang membuat suatu upacara berlangsung lama itu adalah amanat, kesan dan pesan yang diucapkan oleh pembina" Flora mengusap keringat di dahinya, bagaimana bisa.. hanya upacara pembukaan saja berlangsung selama hampir 2 jam?!
"Benar, bukankah tidak perlu panjang lebar? Katakan saja intinya, jika banyak yang dikatakan bukan membuat para murid kagum, tapi malah sia-sia, karena banyak yang tak mendengarkan, bahkan ada yang sibuk mengeluh" Naya terduduk di bangku depan taman sebuah kelas yang dipayungi oleh pohon yang lumayan besar.
Flora ikut di samping Naya, menghela nafas, ia merasa kosong, biasanya jika dulu di sekolah ada classmeeting, ia lah yang paling sibuk karena memegang beberapa lomba, namun sekarang.. ia tak berpartisipasi satu pun, karena memang Nara terkenal tak berbakat, hanya beban.
Tapi.. hei! Ia bukanlah Nara!
Namun ya.. sudahlah, memangnya ia harus bagaimana? Menawarkan diri? Sudahlah.. menonton saja.
Tempat duduk mereka menghadap ke arah lapangan utama yang sangat luas.
Terlihat osis yang kini tengah mengambil alih mic mengatur jalannya classmeeting.
"Lomba pertama adalah voli dan takraw di sini, lalu di lapangan indoor berlangsung basket" celetuk Naya menatap lapangan.
Flora menoleh.
"Kamu mau menonton yang mana?" tawar Naya menoleh ke arah Flora yang kini terdiam.
Flora ingin ke basket tentunya! Ia sangat menyukai olahraga itu! Dibanding takraw yang menurutnya lumayan sulit.
"Lo ingin menonton yang mana?" Flora tetap meminta pendapat Naya.
"Kamu tahu? Gibran menjadi perwakilan basket" Flora tersenyum puas.
"Tunggu apa lagi? Ayo!" Flora berdiri dengan semangatnya, ia masih sesekali ingin terucap kata-kata asing yang sudah melekat padanya.
"Gooo" Naya menarik tangan Flora bergegas menuju lapangan indoor.
Flora terkekeh dan terus mengikuti Naya yang terlihat sangat bersemangat.
Sesampainya di lapangan indoor, mereka langsung bergegas duduk di tribun, yang paling dekat dengan lapangan, untung masih tersisa...
Naya meminta Flora menjaga tempatnya sementara ia pergi ke ujung gedung untuk membeli minuman dan snack.
Pertandingan pun dimulai, diawali dengan kelas 10 - 1 melawan 10 - 4 putra lalu disusul putri.
"Kamu tahu? Cowok itu, kabarnya adalah mantan Meya" tunjuk Naya pada cowok jangkung berambut gondrong.
"Pfftt" Flora menahan tawanya.
"Bukankah dia kelas 10?" lanjut Flora, dan Meya adalah kelas 11.
"Benar, tapi memang wajahnya terlihat.. emm.. kurang muda"
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi? I'm not Nara || Flora Kaynara
Fiksi RemajaTransmigrasi? Apakah hal itu memang benar-benar ada? _ Seorang gadis yang sejak kecil tumbuh dengan segudang prestasi akademik maupun non-akademik, ketua taekwondo putri bersejarah di smp, ketua basket paling populer di sma, dan ketua osis legendari...