Chapter 17 - Don't play with fire

323 6 1
                                    

Calvin mengenal Elliot lebih lama. Dan hubungan mereka menjadi dekat saat pria itu membutuhkan bantuan medis yang tak boleh dokter sembarangan yang menangani. Ia sebagai tangan kanan mempercayakan kakak kandungnya Eilish untuk mengurus kesehatan dan harus selalu siap. Eilish dan Tristan, keduanya rela mati demi rahasia medis Calvin yang tak boleh orang tahu. Bahkan suatu saat diculik, dihabisi nyawanya, keduanya akan tetap bersumpah tidak akan buka mulut.

Setiap sebulan sekali, pastilah Eilish berkunjung ke Buenos Aires memastikan kesehatan Calvin membaik apa tidak. Saat tadi Haydes memandang Calvin, pria itu menyadari tak menemukan apapun penyakit dari luar. Wajahnya tak pucat layaknya orang pengidap sakit keras. Setiap ditanya, Eilish menjawab ada kerjaan yang harus diurus bersama Calvin Williams. Seperti hari yang terjadi kemarin, yang harusnya makan malam bersama, terganggu karena Calvin memanggil kekasihnya sehingga membuat acara makan malam yang sudah direncanakan gagal.

Hari di mana Hera pingsan, Haydes siap melamar Eilish untuk menjadi istri sekaligus teman hidup selamanya.

Karena sering bersama, Haydes pria normal, ia terkadang cemburu karena tanpa sadar Eilish lebih mementingkan kepentingan pria lain. Selain itu, ia juga minder takut Eilish terpesona oleh ketampanan pria itu yang sialnya harus mengakui Calvin memiliki tampilan bad boy yang membuat kaum hawa tergila-gila hanya dari wajahnya. Dan yang perlu diwaspadai, Eilish pernah berceletuk ingin punya suami kaya raya. Sampai kapan pun Haydes yang hanyalah anak nelayan tidak bisa memberikan kemewahan. Kecuali, kalau Haydes mencoreng lencana kepolisian kebanggaannya dengan menjadi polisi korup yang memihak penjahat tak punya moral. Kematian Leora Bright mungkin ada sangkut pautnya dengan Calvin Williams, dan ketika bukti itu ada akan dipenjarakan pria itu.

Sama seperti Elliot, Calvin tak pernah berpikir Leora tewas dalam waktu dekat. Dilihat dari pertemuan kemarin, gadis itu bahkan sampai titik darah penghabisan tidak akan tunduk pada yang lain. Memejamkan matanya sejenak, Calvin rehat dalam beberapa menit menenangkan dirinya yang belum istirahat sampai detik ini.

Kalau Tristan dan Eilish tahu, mungkin akan diberi wejangan selayaknya dokter tidak bisa menjaga kondisi.

Bagi Calvin yang terpenting saat ini, setiap detik, setiap menit, setiap jam— Calvin menunggu Hera membuka mata. Takut kalau dia tidur detak jantung berubah tak stabil menjadi lurus karena dokter memantau detak jantung Hera dalam monitor melemah seperti tak ingin berjuang hidup.

Kala matanya terpejam masih teringat jelas percakapan Melanie masuk ke dalam ingatannya.

"Hera sudah punya psikiaternya sendiri. Dia rutin datang seminggu sekali, tapi sebulan ini karena sibuk mencari uang Hera melupakan kesehatan mentalnya." Melanie mulai bercerita dua hari lalu setelah dokter masuk kembali ke ruangan untuk memeriksa pasien yang lain.

"Sejak kapan dia nekat bunuh diri?" tanya Calvin.

Informasi tentang Hera— Calvin sudah tahu seluk beluk gadis malang itu. Karena tak tahu harus pergi kemana karena tak ada tempat yang dituju di rumah sakit ini selain kesadaran Hera, Calvin bertanya lagi hanya sekadar memastikan apa yang dikerjakan anak buahnya akurat apa tidak.

"Dari kecil katanya dia berbeda dengan yang lain. Aku tidak tahu maksud berbeda itu seperti apa. Tapi yang jelas, waktu itu aku tidak sengaja melihat di lemari bajunnya, dia menyembunyikan hasil rontgen otaknya. Saat aku bertanya, dia menjawab; aku baik-baik saja, Mel. Anehnya perasaanku mengatakan apa yang diucapkan Hera berlawanan."

"Aku tahu Hera sedang tidak baik-baik saja. Dia tak pandai berbohong. Wajahnya terlalu ketara. Hera menderita. Tapi tak mau merepotkan orang lain dan berpikir mati akan menyelesaikan masalah."

"Nekat bunuh diri sudah menjadi kebiasannya. Kewarasaannya dimulai ketika ia mengikuti audisi menari balet tapi gagal karena menolong seseorang yang kecelakaan mobil tiga tahun silam. Dia tak ingat apapun kenapa kejadian buruk itu menimpanya. Saat terbangun, dia malah kaget bukan dia yang kecelakaan tapi kakinya patah sehingga dokter mendiagnosa cedera parah tidak bisa berakitivitas berat. Termasuk balet tidak diperbolehkan. Waktu itu Hera dirawat selama dua minggu. Setelah tahu impian baletnya pupus, bagai gadis kehilangan akal Hera melakukan percobaan mati menyeburkan diri ke sungai. Tapi bukannya mati dia malah hidup kembali. Kebetulan ada yang menyelamatkan hidupnya. Percobaan selanjutnya, sama seperti malam ini mencoba mengiris pergelangan tangannya lagi saat kami semester enam. Untungnya waktu itu ketahuan olehku."

MADDEST OBSESSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang