Vandra memasuki kamar nya dan mencari cari dimana handphone nya, setelah ketemu Vandra mencari contact mantan istri nya.
siapa lagi kalau bukan Liya?? Vandra menelfon nomor Liya dan Liya mengangkat telfon tersebut."siapa sih malam malam nelfon begini? tidak tau waktu?" ucap kesal Liya
Liya mengambil handphone milik nya dan melihat bahwa yang menelepon ia adalah mantan suaminya, Vandra.
"halo? ada apa?" tanya Liya
"maaf." jawab Vandra pelan
"maaf? maksud anda apa?" tanya Liya kembali kepada Vandra
"saya ingkar janji kepada kamu Liya. saya gagal menjadi papa yang baik untuk aurié, saya terlanjur melukai anak perempuan kita." jawab Vandra
"oh? saya tidak peduli apa yang anda lakukan dengan aurié, karena aurié juga ada di keluarga anda bukan?? bukan di tangan saya. jadi tolong jangan hubungin saya dengan menjelaskan hal ngga penting seperti ini" ucap Liya
"jika aurié ingin mengobrol dengan keluarga saya, silahkan." ucap Liya
Liya mematikan telepon tersebut dan tidak peduli apa yang di katakan dengan Vandra.
lalu bagaimana dengan Vandra?? Vandra sedikit kaget dengan jawaban Liya, Vandra mengira Liya akan marah setelah Vandra mengakui kesalahannya, ternyata tidak sama sekali.
dan tanpa Vandra sadari Vandra benar benar menyesal dan meneteskan air mata nya."Aurié, papa sayang kamu nak. papa menyesal.
papa gamau batin kamu terluka terus terusan." batin Vandra☆☆☆
Aurié tidak sadarkan diri, dan orang orang di rumah tidak peduli dengan nya.
bibi yang sangat kasihan dengan Aurié yang tidak sadarkan diri dan masih terbaring di sofa kini tidak bisa berbuat apa apa karena ancaman dari Rina."rié maafin bibi ngga bisa berbuat apa apa.. bibi sedih kalau Aurié di beri pelajaran bibi pengen bantu Aurié tapi bibi juga masih pengen kerja rié.. hidup lebih lama ya rié, kamuu satu satu nya anak baik rié dan salah satu teman bantu bibi" batin bibi yang melihat Aurié dari jauh, bibi hanya bisa mengintip dan merasa kasihan dengan badan Aurié yang terbaring di sofa
☆☆☆
paginya, Aurié di banguni dengan bibi secara diam diam tanpa sepengetahuan dari Rina.
"Aurié?? rié..." bisik bibi dengan pelan dan memegang punggung tangan Aurié
"rié.. bangun yuk?? sudahh pagi rié" bisik bibi
perlahan Aurié membuka mata, dan melihat langit langit di atas, Aurié melihat ke samping ada bibi yang berusaha membangun kan nya, Aurié perlahan membangun kan tubuh nya dan duduk
"minum dulu rié, kepala Aurié masih sakit??" tanya bibi dan memberikan segelas air putih
"bi.. kok aku bisa disini?? kenapa kepala aku bibi obati??" tanya Aurié kembali
"bibi gamau darah kamu terus mengalir rié, bibi gamau kamu kenapa napa" jawab bibi lembut
"maaf bi, aku repotin bibi dengan masalah sepele begini.." ucap Aurié
"sepele darimana rié?? bibi nangis lihat kamu di perlakukan begini" batin bibi
"engga Aurié jangan ngomong gitu, sekarang kamu minum dulu pelan pelan ya? terus siap siap buat berangkat sekolah" ucap bibi
KAMU SEDANG MEMBACA
BERTAHAN.
Teen Fictionseorang anak perempuan yang memiliki masalah namun ia tak pernah berfikir untuk mengakhiri hidupnya. cr cover wp: pin @.Isabelle Rachel di ambil dari kisah nyata