Bab 25 | Jalan pintas

34 7 10
                                    

Sore menjelang petang, Drey telah sampai di Basecamp lebih dulu setelah menelusuri tempat komunitas Vulgaryfams

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore menjelang petang, Drey telah sampai di Basecamp lebih dulu setelah menelusuri tempat komunitas Vulgaryfams. Sudah 3 kali mengelilingi area tempat haram itu, Drey memilih untuk berpulang tanpa sedikitpun membawa informasi atau setidaknya sedikit hasil dari bertualangnya mencari sang teman. Drey mendadak merasa mual jika mengingat kembali pada orang-orang yang sedang berpesta sex di sana. Ia juga tak bisa menyembunyikan rasa gelinya kala membayangkan sosok Gena yang pernah berada di tempat itu dan menjadi bagian dari orang-orang yang bagaikan diselimuti haus akan nafsu.

Drey mengambil minuman soda di dalam lemari es. Ia meneguknya dengan cepat. Ia berusaha menyegarkan kembali isi otaknya yang sempat ternodai.

"Tenang Drey.. lo masih suci. Jadi aman." gumamnya pada diri sendiri sembari mengelus dada.

Sambil menunggu Gena dan Dozi, pria itu memilih beralih ke ruang utama untuk mengecek layar monitornya, barangkali arloji Rellona atau Riga telah aktif, atau paling tidak ada sedikit pergerakan dari kedua temannya yang hilang itu.

Drey membuka peta digital. Sudah dari sudut ke sudut lokasi ia telaah dengan teliti mencari jejak kedua temannya, namun tetap saja, jejak mereka terhenti di kediamannya masing-masing .Tak ada diantara keduanya menandakan pergerakan lagi dari satu tempat ke tempat lain. Seakan mereka sengaja tak memberi akses jejak. Atau mungkin seseorang yang telah sengaja mematikan titik keberadaan arloji-nya. Sebab pada dasarnya, arloji itu meskipun tidak diaktifkan, ia akan selalu terlihat keberadaan titik lokasi arloji-nya karena telah dirancang untuk terhubung dengan monitor Basecamp.

Drey semakin bertanya-tanya, mungkinkah Riga dan Rellona sengaja mematikan benda itu karena alasan tertentu?

Drey menunduk, pikirannya sangat stuck.

Beberapa saat kemudian, Gena datang. Saat muncul, raut wajahnya sudah muram. Sembari menenteng teropong di tangan kirinya, Gena berjalan menghampiri Drey dengan langkah kaki gontai tak bersemangat.

"Gimana? ada tanda-tanda mereka di sana?" Drey menyambutnya dengan kalimat to the point.

Gena menggeleng lemas. Tubuhnya terjatuh di sofa. "Lo tau apa yang gue temuin pas lagi mantau?"

"Apa?"

"Gue cuma nemuin para imigran alien-alien, dan penduduk planet-planet luar yang keluar masuk dari ruang interogasi." pria itu menjelaskan, ia member jeda, kedua alisnya menukik tajam, "Gue heran, gimana caranya mereka nerobos ke bumi, ya?" imbuhnya merasa bingung.

Drey menggeleng tak habis pikir, ia berdecak. "Lo bisa fokus cari temen kita aja, nggak sih?"

Bibir Gena menyungging tak suka. Padahal menurutnya, itu sebuah penemuan yang langka. Wajar kalau ia bercerita pada Drey mengenai itu. Lagipula, Gena itu tipe orang yang menyukai hal baru. Jadi tak aneh jika ia menemukan sesuatu yang baru dilihat seakan terus membuatnya penasaran.

Crazy Life: Another World [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang