CH 14 - SATU ORANG YANG SAMA

49 3 0
                                    

"Apa kau sangat menyukai tanganku?" Rui mengangkat tangannya begitu sadar bahwa Gyuvin sedari tadi menatap ke arahnya tangannya terus.

APAKAH SI RICKY ITU ADALAH QUANRUI?!

"Kalau aku bilang ya, apakah kau mau memotongnya dan memberikannya padaku?" Gyuvin menarik lengannya dari genggaman Rui.

"Jika itu yang kau inginkan." Jawab Rui.

Pikiran Gyuvin kosong untuk sesaat. Kemudian kemarahan muncul dalam benaknya. Itu berarti Rui sudah tahu dan hanya menikmati perubahan sikapnya saat ia memperlakukan pria berambut blonde itu sebagai teman lalu menghindar karena takut.

Berarti dia menertawakanku sepanjang waktu!

"Aku akan memberikannya padamu setelah aku mati." Rui berkata lebih yakin.

"Aku tidak butuh." Geram Gyuvin. "Tidak mungkin aku tiba-tiba memintanya setelah memberitahumu bahwa aku tidak membutuhkannya sampai saat ini."

Gyuvin sangat kecewa dengan Rui, tapi sepertinya pria itu menganggap semua ini hanyalah sebagai lawakan saja.

Jika aku melihatnya melepas sarung tangannya sebelumnya, aku pasti akan langsung mengenalinya.

Tidak ada satu pun orang lain di dunia ini yang memiliki tangan secantik itu.

"Jadi yang mana nama depanmu dan yang mana nama belakangmu?"

"Quanrui adalah nama belakangku."

"Aku mengerti." Gyuvin mengangguk kecil. "Jadi kau lebih suka dipanggil apa?"

Rui menyeringai. "Terserah kau saja."

"Baik. Aku benar-benar tidak mau memanggilmu dengan salah satu dari nama itu." Gyuvin mempertahankan tatapan matanya dengan Rui. "Shen Quanrui."

Gyuvin dengan jelas menunjukkan rasa kesalnya namun pria berambut blonde itu hanya tertawa saat menanggapinya.

Ini adalah satu hal lagi yang harus dibicarakan oleh pamanku.

———

Bosan hanya rebahan di atas kasur pamannya, Gyuvin mulai memutar kartu kunci yang ada di tangan.

"Sekarang kalau dipikir-pikir, aku ini bodoh. Walaupun aku dilarang untuk datang kesini, dia tidak akan mengganti kuncinya." Ujarnya. "Aku tinggal sembunyi saja di bawah kasur jika paman tidak mengizinkanku masuk."

Kamar paman Song Kang adalah tempat teraman dari seluruh gedung, jauh dari kekacauan anggota cabang eropa yang selalu melanggar batas ruang.

(Ruang pribadi instruktur yang terlarang)

"Meskipun tidak ada artinya sekarang setelah aku menarik perhatiannya." Mata Gyuvin terbuka lebar saat mendengar suara pintu.

Sepertinya paman disini.

"Apa yang kau lakukan disini?" Paman Song Kang langsung bertanya saat melihat wajah keponakannya yang tengah rebahan di atas ranjang kasur. "Paman kan sudah menyuruhmu untuk tidak masuk ke sini sampai latihan gabungan selesai."

"Aku sudah selesai membaca buku ini, jadi aku datang untuk mengembalikannya." Gyuvin mengangkat satu buku yang memang sebelumnya ia bawa dari kamar.

"Kau meluangkan waktumu untuk membacanya... Oh, ya, omong-omong karena kau sudah ada disini, kau bisa meminjam buku yang lain." Paman meletakkan jas hitam di atas sofa. "Tapi jangan kembalikan sampai latihan gabungan selesai, walaupun kau sudah selesai membacanya."

"Oke,"

"Apa kau mau meminum teh?"

"Tidak, makasih." Gyuvin beranjak dari kasur, kemudian mendekati rak buku. "Buku ini sudah tiba, ya."

PASSION - CANON RICKGYUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang