1 Bulan pertama ini, aku lah yang akan membeli stok bahan makanan, bulan berikutnya giliran Katrina yang harus menggunakan uangnya untuk membeli stok bahan makanan.
Setelah selesai belanja, aku segera ke ruang kamar 201 A, tentu saja untuk membereskan stok bahan makanan yang sudah ku beli. Namun saat itu, rasanya ruangan kamar sedikit pengap meski AC nya sudah menyala.
Ah ya aku tahu kenapa suasananya berubah. Tentu saja ada yang ingin berkenalan dengan ku. Sejak kemarin, ia tidak memiliki kesempatan menyapa ku.
"Hahh, keluarlah, tak apa... Katrina tidak ada disini" Kata ku sambil menghela napas.
Lalu keluarlah seorang Perempuan ber-outfit kasual, parasnya cantik, rambutnya panjang sebahu terurai rapi meski terlihat sedikit kusut. Ia datang, memberi salam dan tersenyum kepada ku yang Tengah menyiapkan bahan makanan.
"Tak usah senyum begitu, kau seram tahu!" Kata ku kesal.
"Baiklah, baiklah, aku kesini karena sepertinya kau anak baik" Ucap Perempuan itu.
"Aku memang anak baik kok, hanya menyebalkan saja"
Ia kemudian tertawa kecil, dan kembali memulai percakapan.
"Aku sangat kesepian disini, kau enak masih hidup jadi kau tidak merasakan kehampaan yang ku rasakan"
"Memangnya siapa yang suruh kau hidup kesepian?" Tanya ku, dengan nada kesal.
"Hahaha, aku bahkan tidak hidup"
"Kau ini, sebenarnya ingin bantuan apa? Sampai datang siang-siang panas begini?"
Perempuan itu kemudian memperkenalkan diri sebagai Anggun. Perawakan dan namanya memang sangat cocok sih. Ia ingin aku menjadi temannya saja, setidaknya ia punya teman meski hanya untuk waktu 1 tahun.
Ia juga bukan seorang yang meninggal karena hal buruk namun sepertinya memori dan energinya tertinggal ditanah di mana dormitory ini dibangun.
Setiap harinya, ia hanya berusaha akrab dengan mahasiswa/i yang kedapatan tinggal di dormitory ini selama bertahun-tahun tapi banyak sekali dari mereka yang mengeluhkan bahwa mereka dihantui dan tidak ingin tinggal lagi di dormitory tersebut.
"Ya memang jadi hantu pasti sulit" Ucap Anggun.
"Tidak sulit, kau tidak perlu belajar, sekolah, mendengarkan omongan tetangga, hingga membayar pajak, jadi tidak sulit kan?"
"Bukan itu yang ku maksud Fana, hidup sebagai hantu itu sulit, karena harus hidup dalam suasana yang dingin dan hampa" Jelas Anggun.
"Ah tapi kenapa kau harus datang kepada ku? Kan masih banyak anak lainnya"
"Kau ini, kan sudah ku bilang tadi, kalau aku berkenalan dengan mereka, nanti mereka akan lari terbirit-birit" Kata Anggun, dengan nada kesal.
Aku mengerti bahwa hampir semua hantu, penunggu dan semacamnya memiliki kehampaan dalam hati mereka. Eh hantu punya hati gak ya? Harusnya punya kan? Meskipun jantungnya udah gak berdetak.
Lalu, beberapa waktu kemudian, jam sudah menunjukkan pukul 16.00 sore. Anggun yang tetap mengajak ngobrol dan terus bercerita itu kemudian berkata, "Jika kau nanti punya pacar, tolong jangan ajak dia masuk ke kamar berduaan dengan mu ya"
"Hah siapa juga yang mau berduaan di kamar" Jawab ku spontan. Setelah dipikir-pikir lagi memangnya aku punya pacar ya? Kan tidak.
"Aku hanya bilang saja, karena itu tidak sopan, katakan juga pada teman ku si Badai itu ya"
Aku mengangguk dan lanjutbersih-bersih kamar, lalu mandi dan menggambar peta kehidupan yang sudahditugaskan oleh dosen ku tadi. Kalau sudah lulus nanti aku ingin jadi apa ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA FANA: The Adventure Ft. Ghosts
AventuraHidup dengan julukan "Indigo" tidak selamanya selalu tentang kejadian horror. Fana Semestaria, seorang gadis remaja terlahir dengan kondisi dimana ia bisa melihat dan berkomunikasi dengan mereka yang tak kasat mata sudah menjadi makanan sehari-harin...